Rambut adalah mahkota setiap orang, terutama perempuan.

 

Tiap kali lihat iklan sampo, saya suka senewen sendiri. Bukan apa-apa sih, ngiri aja sama si model yang rambutnya spektakuler itu. Kok bisa ya, kata saya dalam hati. Pas lihat rambut sendiri, duh… kenapa kayak singa ya? Wkwkwkwk… nggak cuma kering, tapi rambut saya juga banyak yang rontok. Hiks, sedih.

Kerontokan ini bertambah parah setelah melahirkan anak kedua. Rasanya level kerontokan rambut jauh lebih cepat ketimbang biasanya. Sampai-sampai, kulit kepala saya terlihat lebih “botak” di bagian tertentu. Sudah gonta-ganti merk sampo, tetap saja helaian yang rontok membuat saya begitu khawatir. Kata Mama, melahirkan anak laki-laki memang biasanya lebih rentan mengalami kerontokan rambut ketimbang bayi perempuan. Entahlah, apakah itu sekadar mitos atau memang nyata. Yang pasti, setiap kali habis menyisir rambut atau keramas, tangan saya selalu penuh dengan gumpalan rambut. Bahkan di lantai, bantal, baju dan hampir di semua tempat di rumah, ada saja rambut saya yang nempel.

Kerontokan rambut memang sebuah kondisi yang normal. Siapapun bisa mengalaminya. Kenapa? Karena rambut secara alami memiliki siklus pertumbuhannya sendiri. Sekitar 85-95 persen rambut mengalami fase tumbuh (growing period), sementara 5-15 persen lainnya akan beristirahat (resting period). Hihi kayak anak sekolah aja ya, pake acara istirahat segala. Nah, rambut yang sedang beristirahat inilah, yang akan rontok dan diganti dengan rambut baru. Kalau saya, biasanya sehabis keramas, rambut-rambut itu akan jatuh lebih banyak

 

hellosehat.com

 

 

Kehamilan, melahirkan dan siklus pertumbuhan rambut

Pada ibu hamil, hormon esterogen dalam tubuhnya meningkat. Hal inlah yang membuat rambut berada pada fase istirahat lebih lama. Hasilnya, rambut ibu hamil jarang rontok. Setelah melahirkan, hormon esterogen akan kembali normal dan siklus pertumbuhan rambut pun pun kembali lagi. Rambut yang tadinya beristirahat, mulai deh rontok. Karena udah lama nggak rontok, makanya jumlahnya bisa jauh lebih banyak ketimbang kondisi normal. Umumnya dalam sehari rambut bisa rontok sekitar 100-125 helai. Jumlah ini akan meningkat drastis setelah melahirkan.

 

Postpartum Hair Loss

Istilah ini merujuk pada kerontokan rambut setelah melahirkan. Hal ini bisa terjadi sejak dua belas minggu pascamelahirkan, dan akan berkurang sendiri pada bulan keenam hingga setahun setelah kelahiran Si Kecil. Ternyata, saya nggak sendirian ya. Sekitar 40-50 persen ibu melahirkan memiliki risiko terkena kerontokan rambut. Jadi, bisa dibilang sesuatu yang lumrah sih, meski berat menghadapinya. Apalagi kalau sampa mengakibatkan kebotakan sementara. Percaya nggak, pada rambut rontok pada postpartum hair loss ini bisa mencapai hingga 500 helai. Tidaaaaaakkkk!!  *lebay mode on*

 

Perawatan

Untuk mengatasi kerontokan rambut ini, kita disarankan untuk merawat rambut dengan telaten. Hindari styling rambut yang berlebihan, pemakaian hairdryer, mewarnai rambut, pengeritingan atau pelurusan. Sebaiknya kurangi pemakaian ikat rambut dan creambath. Sebaliknya, berilah nutrisi lebih pada rambut, misalnya dengan memakai masker rambut. Kalau saya lebih memilih memangkas rambut untuk mencegah kekurangan nutrisi. Selain itu, saya juga mengolesinya dengan lendir lidah buaya. Cukup lumayan sih hasilnya.

Kalau sekarang, rambut saya lebih sering rontok karena kurang dirawat hahaha.. alesyaaaan emak-emak pemalas deh. Jangan ditiru ya teman-teman. Konsumsi makanan bergizi seimbang dan air putih yang cukup tentunya aka sangat berguna untuk menjaga rambut tetap sehat. Setuju?

Oke, have fun for today ya Moms! Sampai ketemu di tulisan saya selanjutnya.

Love,
Bety