Sebagai emak-emak yang lebih sering tinggal di rumah, kesempatan untuk plesiran menjadi salah satu momen paling menggembirakan bagi saya. Karena kami bukan keluarga berada yang selalu memiliki jadwal rutin untuk berlibur, saya lebih suka memanfaatkan promo liburan dari agen penyedia tiket. Mereka biasanya memiliki penawaran spesial untuk paket travel yang lebih hemat dan ramah di kantong. Biasalah, prinsip ngirit bin hemat selalu jadi andalan emak-emak, bukan?

Beberapa kali, saya pernah mendapatkan tiket penerbangan promo yang harganya super duper miring. Selain itu, saya juga lebih suka melakukan hotel booking secara online. Hal ini sangat bermanfaat karena sesampainya di tempat tujuan, kami nggak perlu repot lagi mencari penginapan. Kebayang kan repotnya plesiran bawa anak dan koper segede gaban sambil cari-cari penginapan? Oh no!

Meski nggak sering berlibur, saya punya beberapa momen khusus tentang liburan yang seru yang rasanya susah untuk dilupakan. Awal 2013 yang lalu, kami sekeluarga pergi ke Bali. Nggak hanya bertiga (waktu itu, anak saya masih satu). Kami juga memboyong kedua orang tua saya. Ceritanya mumpung ayah saya sudah pensiun, kami ingin mengajaknya jalan-jalan. Kebetulan, waktu itu sedang ada paket promo tiket penerbangan yang harganya cihui banget.

 

 

Hunting tiket done, saya langsung lihat-lihat hotel dan penginapan di Bali. Karena cukup luas dan tujuan wisata yang ingin kami datangi jaraknya cukup berjauhan, kami putuskan untuk booking 2 hotel di area yang berbeda. Yang satu di daerah Sanur, sedangkan untuk 3 hari terakhir kami mencari hotel di sekitar Kuta. Sayangnya, saat itu rate hotel yang tersedia masih cukup mahal di kantong kami. Untungnya, saya punya teman lama yang berkecimpung di bisnis tour & travel. Jadilah saya minta tolong ke teman tersebut untuk mencarikan hotel yang rate-nya masih masuk dalam budget kami. Tara! Nggak perlu repot, dalam 2×24 jam kami sudah mendapat konfirmasi bahwa hotel sudah di-booking. Ini nih, enaknya punya koneksi. Hehe…

Baca juga yuk : 7 Hotel Murah Meriah di Jogja

Ada beberapa hal yang membuat trip ke Bali waktu itu sangat berkesan, dan nggak akan terlupa, yaitu:

Dapat pengalaman seru meski sempat kesasar

Seumur-umur, kami jarang sekali ngebolang. Kami selalu mencari tujuan wisata yang sudah familiar. Minimal, kami akan memilih kota di mana ada saudara atau minimal teman yang tinggal di sana. Tujuannya, kalau ada apa-apa, bisa minta tolong.

Nah, waktu pergi ke Bali itu kami benar-benar blank. Nggak ada siapa-siapa yang bisa kami tanyai. So, Mbah Google adalah satu-satunya jawaban yang kami punya. Jadinya, kami mengandalkannya untuk mencari lokasi dan menuntun perjalanan kami selama seminggu. Kami juga sengaja menyewa sebuah mobil sehingga bisa ke mana-mana dengan leluasa. Meski suami sering kecapekan karena nggak ada yang menggantikannya menyetir, kami tetap happy.

Ada kejadian seru saat kami menuju Tanah Lot. Berangkat dari hotel di daerah Sanur, kami sempat mampir ke Gianyar. Pengennya sih menikmati suasana desa di sana. Tapi, kami justru kebingungan mau ngapain. Akhirnya, kami putuskan mengubah rencana ke Tanah Lot aja. Agak nekat sih sebenarnya, karena waktu sudah mendekati jam 12 siang waktu itu.

 

Meski kesasar, tetep narsis 😂

 

Dengan PD, saya dan suami yakin akan sampai di sana dalam 2 jam. Sesuai wangsit dari Mbah Google. Nyatanya, kami justru kesasar ke desa-desa kecil. Mungkin Simbah lelah dengan permintaan kami, makanya bingung nunjukkin jalan yang benar. Hahaha…

Setelah berputar-putar hampir 3 jam, akhirnya kami pun sampai di Tanah Lot. Fiuhs, rasanya lega sekali.

 

Bertiga di Tanah Lot

 

Nggak cukup sekali itu kesasar, kami juga mengalami nasib yang sama saat menuju ke Kintamani. Niat pengen menikmati indahnya danau Batur, berakhir di sebuah bangunan sepi tanpa pengunjung. Hanya beberapa pedagang asongan dan tukang pijat yang kami temui. Jadilah suami saya pijat kakinya yang pegal. Duh, rasanya kesal sekali waktu itu. Memang sih, itu Kintamani. Tapi entahlah kami ada di sudut sebelah mana.

 

Enjoy the other side of Kintamani 😊

 

Meski demikian, kami nggak menyesal kesasar berulang kali. Kalau dipikirkan sekarang, hal itu justru menjadi momen-momen indah dan lucu untuk dikenang. Kapan lagi ngerasaian kesasar saat ngebolang? Hihihi… #Ngeles#

 

Kami menemukan beberapa spot wisata tersembunyi

Hal lain yang kami syukuri meski kesasar adalah, menemukan beberapa spot wisata tersembunyi yang mungkin belum diketahui orang lain. Seperti waktu ke Tanah Lot itu. Kami terdampar di sebuah kuil yang namanya nggak kami ketahui sampai sekarang. Kuil itu terletak di tepi laut lepas. Ada karang-karang indah yang mengelilinginya. Deburan ombak berpadu dengan panasnya matahari Bali sungguh menjadi pemandangan yang super indah. Kami sempat mengambil beberapa foto bersama, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan.

Dalam perjalanan yang lain, kami juga sampai di sebuah pantai yang indah tapi masih sepi. Pantai itu (entah apa namanya) memiliki ombak indah yang nggak kalah sama Kuta. Letaknya agak di bawah, jadi kami harus parkir di atas lalu menuruni beberapa tangga untuk sampai di tepi pantai. Airnya cukup bening dan pasir putihnya juga indah. Hanya saja, belum banyak penjual makanan di sana. Beberapa peselancar tampak berlatih di kejauhan.

 

Itu menjadi trip terakhir bersama ibu dalam kondisi prima

Ibu sewaktu masih kuat jalan menyusuri ratusan anak tangga di Uluwatu

 

Ini yang paling saya syukuri. Kami nggak pernah menyangka kondisi ibu akan turun drastis belakangan ini. Waktu itu, beliau masih bisa berjalan ke sana kemari, bahkan mengelilingi kuil Uluwatu tanpa kesulitan. Sekarang, kondisinya jauh berbeda. Beliau sudah nggak bisa lagi berjalan jauh sehingga lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Jika ingin sekadar main ke mall pun harus menggunakan kursi roda. So, saya sangat bersyukur masih memiliki kesempatan membawa beliau jalan-jalan. Entah kapan lagi bisa melakukannya.

Baca juga: Pantai Pok Tunggal, Surga Tersembunyi di Timur Jogja

Yang lucu tapi sering menyebalkan adalah saat kita pengen berlibur, ternyata justru bingung mau pergi kemana. Suka kayak gitu nggak sih? Well, kalau kebetulan teman-teman nggak punya ide mau pergi ke mana, coba aja browsing deh. Ada banyak website keren yang mengulas tentang tempat-tempat wisata loh. Dari sana, bisa aja kita jadi punya ide cemerlang mengajak keluarga happy-happy.  Lebih wow lagi kalau bisa dapet info recommended places to go atau program promo yang cihuy. *mata ijo*

 

Untuk teman-teman yang ingin wisata keluarga hemat tapi tetap berkesan, saya punya beberapa tips yang bisa dilakukan.

1. Rencanakan liburan jauh-jauh hari

Cara ini memudahkan kita mengatur banyak hal dengan baik. Mulai dari budget, waktu cuti (bagi yang bekerja), mengumpulkan informasi tentang tempat-tempat yang akan dikunjungi hingga menghubungi orang-orang yang (mungkin) bisa membantu kita.

2. Cari informasi tentang paket promo tiket maupun hotel

Kalau sudah memiliki rencana liburan, segeralah hunting promo ini. Sering kali, promo disebarkan 6 bulan hingga 1 tahun sebelum hari keberangkatan loh. Terutama untuk tiket penerbangan. So, dont missed it! Untuk hotel, bisa disesuaikan menjelang tanggal keberangkatan kita.

 

3. Perhatikan jatah bagasi

Beberapa maskapai membatasi jatah bagasi untuk penumpangnya. Nah, kita harus jeli apakah harga yang ditawarkan sudah mencakup jatah ini, dan kalau sudah berapa maksimal berat bagasi yang di-cover. Jangan sampai kejadian seperti saya yang waktu itu kena Rp. 250.000 gara-gara overload 3 kg doang. Huhuhu…

 

4. Bikin itinerary

Sering kali, waktu liburan kita habis tersita di jalan karena nggak tahu harus kemana. Dengan membuat itinerary yang jelas, kita akan menghemat jauh lebih banyak waktu dan tenaga karena bisa memilih tempat-tempat wisata yang sejalur.

5. Selalu sedia kartu kredit

 

Meski banyak yang nggak menyarankan hal ini, tapi menurut saya membawa kartu kredit saat liburan cukup bermanfaat loh. Hal ini untuk semata untuk berjaga-jaga jika kita benar-benar kehabisan uang cash. Walau begitu, hal ini sebaiknya hanya sebagai langkah terakhir yang kita ambil ya, Moms. Sebisa mungkin pergunakan uang tunai agar setelah libur selesai kita nggak kepikiran utang yang belum terbayar.

 

Oke, itu tadi pengalaman liburan paling seru dan berkesan buat saya. Saya bersyukur banget masih punya kesempatan membawa orang tua jalan-jalan meski nggak jauh-jauh amat. Kita nggak pernah tahu kan, kapan kondisi mereka cukup fit untuk berkelana? Jadi sempatkan waktu kita selagi mereka madih bisa menikmatinya bersama anak cucu tercinta.

Teman-teman punya cerita berkesan tentang perjalanan wisata seperti saya? Please feel free to comment ya. Biar bisa berbagi tip dan pengalaman. Siapa tahu, besok-besok saya punya rencana berlibur ke tempat yang sudah teman-teman kunjungi. Seru kan? Makasih banyak sudah mampir ya.

 

Salam sayang,

Bety