Table of Contents
Ding-dong!!
Jam biologis saya berdentang kencang. Saya sedang berdiri menatap cermin yang diam seribu basa sambil mengerutkan kening. Tangan saya memegang sisir dan pinset. Di pinggiran cermin, berbaris rapi beberapa helai rambut istimewa yang menjadi korban sweeping yang saya jalankan rutin setiap beberapa hari sekali.
UBAN.
Huhuhu, bibir saya manyun sambil terus menyisir rambut yang makin tipis. *hiks
Pikir punya pikir, saya memang udah hampir kepala 4. Usia matang yang (kata orang) bikin saya akan terlihat makin seksi. *Halaah!
Mengingat hal itu, saya akhirnya harus bersikap legowo dan nrimo pada takdir. Pantes aja uban di kepala saya mulai muncul. Ha wong anak mbarep saya sudah ABG. Saya suka amazed sendiri saat melihatnya tumbuh sebesar ini. Tahun lalu, saat baru lulus SD, dia masih sama fifty-fifty lah tingginya sama saya. Sekarang? Jangan ditanya. Ubun-ubun saya aja cuma sampai sebatas dagunya. Eaaaa….
Baca juga : Pola Asuh Pengaruhi Karakter Anak
Punya anak ABG seperti sekarang, kadang kala membuat orangtua H2C alias harap-harap cemas. Remaja memang menjadi fase perkembangan yang cukup riskan. Kalau nggak diperhatikan dengan benar, mereka bisa salah asuhan dan akhirnya memengaruhi karakternya. Apalagi di jaman serba digital dan borderless ini. Yang namanya gadget lebih didengar ketimbang orang tuanya. Etapi, nggak semua gitu juga ding. Masih banyak anak-anak yang diasuh dengan baik oleh orang tuanya.
Meski terkadang saya juga ikutan H2C menghadapi perkembangan Rafael yang begitu cepat, saya berusaha untuk enjoy dan mengimbangi iramanya. Saya pikir, daripada saya cemas dan senewen, mendingan saya ciptakan energi positif dan menjadi temannya. Dengan begitu, saya masih bisa menikmati waktu-waktu bersamanya sebelum kelak ia benar-benar dewasa dan pergi sama anak orang. Huhuhu… jadi melow.
Mau tahu keseruan yang saya lakukan bersama si ABG? Lanjut yuk ke bawah!
1. Ngobrol
Yaelaaah! Kirai apaan yah? Ngobrol aja kok isrimewa sih? Ya iyalah, secara ya Moms… laki-laki itu kurang suka ngobrol panjang lebar kayak kita. Tapi saya mah lempeng aja ngajakin dia ngobrol. Terutama kalau pas dia lagi nyantai. Misalnya sesudah mandi sore, atau menjelang jam tidur. Trus apa yang saya obrolin? Macam-macam. Mulai dari hobi hingga teman-temannya di sekolah. Sesekali, kami juga ngobrol bareng papinya. Biar nggak bosan, kami juga ngejam bareng. Bernyanyi dengan iringan alat musik yang ada di rumah. Oya, Rafael ini suka sekali dengan yang namanya teknologi, musik dan hal-hal artistik lainnya. Jadi obrolan kami lebih sering seputar hal tersebut.
Baca juga : How to be a Happy New Mom
2. Minta pendapat
Enaknya punya ABG adalah mereka sudah bisa mengemukakan pendapatnya secara independen. Meski terkadang masih sangat kerasa aroma “egoisme” tapi, minimal saya punya masukan tentang beberapa hal. Misalnya saat saya akan memakai baju tertentu, saya tanya pendapatnya. Dia akan suka rela menyampaikan komentarnya. Yaa … meski kadang-kadang suka sebel juga saat pendapatnya nggak sesuai harapan. Misalnya dengan mengatakan saya endut *otidaaaak!!
Yang enak tuh, kalau pas kita mau cari barang. Dia akan dengan suka rela searching di internet lalu mewartakannya pada saya atau papinya. Jadi, sampai di toko kami sudah tahu apa yang akan dicari.
3. Mencoba hal-hal baru
Nah ini yang paling saya suka. Punya anak ABG yang melek teknologi itu suatu anugerah bagi saya. Kenapa? Karena saya kadang-kadang suka gaptek. Bukan karena nggak bisa, tapi karena terlalu banyak hal yang harus saya urusi. *ngeles*
Untuk itu, saya nggak jaim minta tolong ke Rafael. Terutama kalau hal yang saya perlukan itu berkaitan dengan teknologi, gadget atau permusikan. Dia jauh lebih jago dibanding saya yang hobinya nguplek di dapur.
Saya berguru pada Rafael soal utak-atik photoshop, cover, atau youtube. Nggak mudah memang membujuk ABG untuk berbagi. Tapi, dengan sedikit trik, mereka akan sukarela mengajari kita loh Moms. Kuncinya adalah dengan membuatnya merasa dibutuhkan. You know, laki-laki selalu suka dihargai dan dibutuhkan. Karena itu, buatlah mereka merasa demikian. *eyesblinking*
Ngomong-ngomong soal youtube, belakangan saya jadi ketagihan ngeyutup loh. Mau lihat video percobaan saya? Klik tautan di bawah ini ya Moms.
Gimana, seru kan punya anak ABG? Nggak usah galau bin risau menghadapinya. Ini kan sebuah fase perkembangan yang harus mereka lewati. Just enjoy our journey and let God takes the rest. ABG juga manusia kok. Karena itu, yuk kita pahami dan selami apa yang mereka butuhkan. Niscaya, hubungan ibu dan anak laki-lakinya akan bersinar cerah, secerah senyumku matahari Jogja yang menggosongkan kulit. *Kyaaaa …
Punya cerita atau tips seputar pengasuhan ABG? Feel free to share and comment ya, Moms!
Salam Smart Mom
● Bety ●
anaknya sudah ABG, Memang betul kita harus bisa menjadi seorang teman untuk mereka. dan mencoba memahami apa yang menjadi kebutuhan mereka 🙂
Semoga HP impiannya terwujud ya mas 🙂
Whuaa nice share, bekal nti saat anakku sudah abegeh… Anak cewe tentu akan beda lagi pembahasannya ya. Aku harus belajar ilmu parenting nih.
Asik ya mba kalau udah punya abege…jadi ada yang bantuin untuk urusan utak atik gadget..
Huwooh mba Bety udah mau kepala 4 kok ga keliatan ga. Seneng ihh awet muda bgt.
Baca ini bikin aku mbayangin io abege tar hihi
Aku leh mbayangke kok emang seru ya Mbak. Ya meskipun tantangannya berubah dan bertambah. Kudu bamyak belajar aku, Najwa yg baru 7 tahun aka sgala hal harus diskusi. Apalagi yg lbh gede
Memang rasanya nano-nano ya, Mbak..udah punya anak abege. Gak kerasa mereka udah gede aja. Kalau anak saya perempuan, jadi bisa dijadiin temen ngobrol atau shopping, Mbak hihihi
Waaah… Emaknya kayak kakaknya aja nih. Hihihi… Rahasianya apa sih mbok bisa awet muda gitu?
Saya gak punya anak laki mbok.. Tapi boleh nih tipsnya saya pakai pas anak saya nantu juga abege. Jadi gak sabar nunggu anak saya gede. Haha
punya anak Abg emang butuh pendekatan berbeda, biar anak tetap dekat dengan kita tanpa merasa risih dan terganggu. Alhamdulillah si sulung masih dekat dan suka cerita banyak hal, walaupun dia anak laki-laki.
sama kita, Mbak, lagi berbahagia plus senewen dengan anak yang sudah abege…
Kalau anakku dah mulai ngengkel, sekali kalau punya pendapat kekeuhnya mulai kelihatan…dan itu butuh kesabaran buat jelasin kalau lebih baik begini lebih baik begitu huhuhu
Dan memang semua lebih baik dinikmati prosesnya biar enggak nyesal kok tiba-tiba cepat sekali gedenya dan enggak dekat lagi sama emaknya
Ah mbak Bety, masa2 itu akan tiba ya. Dan katanya cepat. Anak lelaki yg akan menjadi remaja. Tp sy sepakat bahwa ngobrol sm anak itu penting meski dia sudah abg. Itu adalah usaha supaya mereka tetep deket dan percaya sm kita. Waaaah uban disemir aja mbak bet hehehheehhe 😀
kalau berdasarkan foto yang terakhir saya ga percaya mba hampir kepala 4, hahaha, masih mudah banget yakkk…. seperti umur 28 atau 29 gitu,,, atau karena foto aja ya? haha