Menjelang lebaran selalu jadi waktu yang crowded bagi semua orang. Nggak hanya mereka yang merayakan lebaran, saya yang notabene nggak ngerayain lebaran juga ikutan sibuk tuh. Sibuk jajan takjil, masak-masak, hingga hunting baju diskonan hehehe. Ya iyalah, sayang banget kan kalau ada pesta diskon trus kita diem aja? Apa kata dunia nanti?
Tahun ini, kebetulan perayaan Idul Fitri bersamaan dengan libur sekolah. Si Kakak juga sudah menerima laporan hasil belajarnya beberapa hari yang lalu. Kebiasaan di sekolahnya, saat naik ke kelas VIII nanti, mereka akan diacak lagi. Artinya, bisa saja beberapa orang nggak akan berada dalam kelas yang sama lagi. Tujuannya agar anak nggak bosan dengan suasana kelas, juga untuk membuat mereka lebih mengenal satu sama lain.
Nah, murid-murid di kelas si Kakak ini ternyata punya saldo tabungan alias kas kelas yang cukup banyak. Usul punya usul, mereka ingin menghabiskan sisa dana tersebut untuk menggelar acara makan siang bersama. Selain itu, juga untuk merayakan “perpisahan” dengan sang wali kelas. Duh, agak lebay sih sebenernya disebut perpisahan. Wong besok pas masuk sekolah lagi juga bakalan ketemu again hihihi. Tapi ya sudahlah, gakpapa. Daripada tuh duit terlunta-lunta, mendingan kasih ke saya buat rame-rame. Yang penting anak-anak hepi.
Baca juga : Soto Pak Tembong, Soto Yummy Nan Legendaris di Jogja City
Setelah melewati diskusi alot selama 7 purnama, akhirnya diputuskan venue untuk lunch adalah Warunk Publik. Berhubung belum pernah ke sana, saya langsung googling tempatnya. Ternyata, saya sudah beberapa kali lewat sana tapi belum pernah mampir. Ok, noted. Kalau sudah tahu tempatnya kan gampang nganterin si Kakak besok, kan?
Sesuai kesepakatan, kami berangkat dari sekolah setelah selesai mengambil rapor. Sekitar jam 12 rombongan berangkat. Kebetulan, si Kakak saya titipkan sama temennya. Sementara, saya melipir dulu ke sebuah toko untuk mencarikan beberapa keperluan untuk Kevin. Rencananya, setelah selesai, saya akan menyusul ke venue.
Menjelang setengah 2, saya sampai di Warunk Publik. Udara panas dan berangin membuat kepala cukup pening. Cepat-cepat kami melangkah masuk ke resto yang terletak di area sebuah SPBU ini. Begitu memasuki teras utama, kami disambut oleh pramusaji yang ramah. Semilir angin dari kipas dan embusan hawa dingin dari ruangan ber-AC pun langsung menyegarkan kulit. Buru-buru saya menggandeng Kevin masuk. Gelak tawa dan canda anak-anak riuh terdengar. Beberapa ortu yang menunggu tampak sedang menikmati hidangannya masing-masing. Saya memilih duduk di sebuah sudut yang menghadap ke jalan raya. Ada beberapa sofa empuk yang di sana.
Nggak seperti dugaan saya, harga yang dibanderol untuk setiap menu, cukup bersahabat. Buat mahasiswa atau pelajar sekalipun, harga ini menurut saya sangat ramah. Selain itu, pilihannya juga banyak. Pantesan aja, tempat ini selalu ramai.
Nah, buat Mommies yang penasaran, berikut ini bocoran menu di Warunk Publik. Beberapa menu sudah include es teh manis sebagai pelengkap. So, sebaiknya perhatikan baik-baik sebelum memesan ya, daripada nanti mubazir.
[metaslider id=”2403″]
Oya, khusus untuk pelanggan yang memesan menu shabu-shabu, disediakan tempat di luar ruangan AC. Alasannya karena uap panas dari makanan itu bisa membuat ruangan terasa panas juga. Make sense sih, menurut saya.
Menu pilihan saya siang itu adalah Nasi Boss Publik. Menu ini paling komplit (sesuai saran mbaknya). Dengan harga Rp 24.000 saja, saya sudah dapet butter rice lengkap dengan sosis goreng, beef krispi, telur ceplok, acar dan segelas teh manis. Uwwoow kan??
Butter ricenya cukup enak, meski terlalu kering menurut saya. Acarnya cenderung asam di lidah, sedangkan telur ceploknya enak. Yang menarik adalah beef krispinya. Kalau biasanya kita lebih sering menyantap chicken krispi, ternyata daging sapi enak juga digoreng krispi loh! Beef ini kental dengan aroma lada hitam. Kalau untuk anak, mungkin kepedesan ya Moms. So, Kevin hanya saya kasih telur dan sosisnya saja.
Sementara saya dan Kevin sibuk ngunyah, anak-anak sibuk dengan bu guru. Rupanya mereka punya kenang-kenangan buat bu guru yang bersahaja itu. Puas cipika cipiki dan ketawa ketiwi, mereka pun berfoto bareng sebagai kenang-kenangan.
Baca juga : Tempat Makan Favorit di Bandung
Over all, pengalaman makan di Warunk Publik cukup menyenangkan bagi saya. Hanya saja, satu kekurangannya: warung ini hanya menerima pembayaran tunasi alias cash only. Cukup ‘merugikan’ bagi customer yang datang tanpa rencana dan hanya membawa uang cash mefettt. Jadi, kalau memang mau ke sini, sebaiknya siapkan uang tunai yang cukup agar nanti pas bayar nggak bingung.
Buat Mommies yang mau ke Warunk Publik, langsung cuzz aja ke alamat berikut ya:
JL.Prof. Herman Yohanes, Sagan, Caturtunggal, Depok, Sleman (perempatan SPBU Sagan, sebelah timur bunderan UGM). Warung Publik opens daily at 10 AM – 10 PM.
Thanks for reading!
Namanya kok lucu…Warunk Publik. Ada menu camilan. Cocok tuh untuk yg belum terlalu laper.
Wah Mba bety suka tahu aja ya tempat makan yang enak. Kemarin soto sekarang warung publik. Mantap. Suka masak jugakah Mba?😃
Whuiii seru yaa liat anak2 skul pada eksis bgitu. Aahh ini sih meski gak mudik tetep banyak ceritaa
Asiiik kalo ke Jogja wajib buka blognya Mbak Betty niiich. Kapan-kapan meet up yaaa Mbaak