Liburan ke Malang nggak akan lengkap kalau nggak mampir ke Jatim Park. Mulai dari Jatim Park 1, Jatim Park 2 hingga Jatim Park 3. Destinasi wisata keluarga ini berada dalam satu manajemen yang sama dengan Eco Green Park, Batu Night Spectacular dan lain-lain. Pokoknya kalau ke Batu itu ya wajib hukumnya berkunjung ke sini.
Bulan Oktober tahun lalu, kami sekeluarga udah main ke Jatim Park 2. Tapi jangan ditanya postingannya mana, karna emang saya belum nulis soal plesiran saya yang waktu itu secara lengkap. Kalau mau intip-intip dikit sih boleh banget. Kuy, klik aja cerita saya bareng anak-anak di Jatim Park 2, masuk ke museum satwa serta melihat makhluk-makhluk lucu dan menggemaskan di Batu Secret Zoo. Besok, saya akan tuliskan cerita lebih lengkapnya di postingan berikutnya ya.
Nggak cuma pengunjung dari sekitaran Surabaya dan Malang loh, wisatawan dari berbagai kota di Indonesia pun selalu memenuhi tempat ini. Saya dan keluarga contohnya. Kalau kemarin-kemarin kami hampir selalu dolan ke Bandung atau Jakarta, tahun 2019 kemarin akhirnya memutuskan untuk nyoba pengalaman ke destinasi wisata di bagian timur Jawa.
Setelah menghabiskan hari pertama liburan dengan staycation di Ijen Suites Resort and Convention Malang, trus makan bakso malang, dan dinner di De’Boutique Style Hotel, hari keduanya kamu mulai menjelajah kota Batu. Dan mengingat udah pernah ke Jatim Park 1, anak-anak pada pengen ke Jatim Park 3 dulu buat nonton dinosaurus. Bakalan seru banget deh kayaknya.
Ada kejadian lucu sekaligus menyesakkan tentang kepergian kami di hari kedua ini. Kenapa? Karena saking takutnya kena traffic jam, kami pun sengaja berangkat lebih pagi dari hotel. Sekitar jam 8 lebih dikit kami udah di jalan. Soalnya, beberapa temen ngasih tahu kalau libur panjang tuh Malang-Batu bisa macet parah.
In fact, perjalanan kami lancar jaya dong.. lepas dari Malang menjelang pukul 9, eh jam 9.30 udah nangkring aja di depan Jatim Park 3. Dan you know what? Gerbang masuknya aja belum dibuka huhuhuhu… Kami kemudian diarahkan ke area pusat oleh-oleh yang berada tepat di depannya. Namanya Wisata Edukasi Susu Batu, di mana masih satu manajemen kepemilikan juga sih sama Jatim Park. Hihihi orang kaya mah gitu yak. Usahanya di mana-mana. Jadi duit nggak lari ke mana. Wiih mantul bener.
Jadi selama 2 jam kami menghabiskan waktu di Wisata Edukasi Susu Batu ini, sodarah-sodarah. Asik sih sebenernya karena ada banyak spot foto yang instagramable. Tapi sayangnya masih sepi dan belum banyak fasilitas yang dibuka. Mungkin pengaruh karena masih baru dibuka juga ya. Saya nggak ngerti. Nah, tulisan tentang Wisata Edukasi Susu Batu ini juga bakal saya tulis di postingan terpisah ya. Kali ini kita fokes aja ke Jatim Park 3.
Jadi manteman, Jatim Park 3 ini berlokasi di desa Beji, Kecamatan Junrejo, Batu, Malang. Wahana ini berada di sisi kiri jalan raya Malang-Batu kalau kita dari arah Malang. Nggak perlu takut kelewat, soalnya ada cukup banyak penunjuk arah sepanjang jalan.
Berbeda dengan Jatim Park 2 yang mengusung tema satwa, Jatim Park 3 ini menawarkan konsep taman bermain edukatif mengenai hewan purba yang sudah punah, yakni dinosaurus. Sebenernya ada beberapa hewan purba lain yang ada di dalam wahana-wahananya, seperti pinguin, beruang es dan lain-lain. Tapi dinosaurus menjadi ikon utama yang ditonjolkan.
Menjelang pukul setengah 12, kami beralih dari tempat transit di Wisata Edukasi Susu Batu ke Dino Park ini. Dan sampai di Jatim Park 3 ini rupanya udah buanyak pengunjung yang dateng duluan. Pedahal pas jam 9.30 tadi gerbang masuknya aja tuh masih ditutup loh. Huhuhu… tau gitu kan gak usah lama-lama nungguin di sebrang yak. Tapi yo mau gimana lagi, udah terlanjur. Jadilah si papi harus ngantri mayan lama untuk beli tiketnya. Oya, area pembelian tiket ini terletak di lobi utama Jatim Park 3.
Sementara menunggu, kami bertiga mencari makan siang dulu biar nanti jalan-jalan nggak rempong dan rewel gegara kelaperan. Nah, untungnya ni di area Jatim Park 3 ada banyak banget orang jualan makanan. Harga rata-rata yang dipatok bervariasi. Ada yang offer makanan murmer seharga 15 ribuan each sampai resto keluarga yang mayan mihil untuk kantong saya. Sekitar 45 menit lebih menghabiskan waktu buat maksi, kami pun bergegas menuju ke Dino Park yang jadi tujuan utama dari tadi.
Harga Tiket Jatim Park 3
Sebelum masuk ke Dino Park, kita intip dulu ya harga tiket masuk Jatim Park 3. Jadi manteman, di sini tersedia beberapa pilihan tiket yang bisa kita beli. Ada yang ngeteng, ada juga yang sistem free pass alias tiket terusan. Tapi, di tiket terusan ini pun nggak mencakup semua wahana yang ada ya.. tapi hanya wahana-wahana utama seperti Dino Park, Museum Musik Dunia, The Legend dan FunTech. Sisanya, kita bisa beli tiket on the spot alias langsung di depan wahana yang pengen kita masukin. Harganya masing-masing wahana bervariasi, mulai 35K sampai 150K. Tinggal sesuaikan aja sama keinginan dan budget.
Untuk tiket Dino Park adalah 75K untuk weekdays dan 100K untuk weekends dan hari libur nasional. Para pengunjung yang sudah membeli tiket akan diberikan kertas tiket kedap air yang akan dipasangkan di pergelangan tangan oleh petugas. Gelang ini nantinya akan jadi kartu pass pemakainya untuk keluar masuk area wahana yang sudah dibeli.
Waktu ke sana kemarin, kami nggak beli tiket terusan karena takutnya nggak akan kekejar waktunya. Jadi kami pilih beli tiket ke Dino Park aja dulu. Ntar sisanya beli on the spot aja. Jadilah kami bayar 100K untuk 1 tiket masuknya, karena masih masuk peak season di akhir tahun.
Wahana utama di Jatim Park 3
Seperti yang saya tulis sebelumnya, di Jatim Park 3 ini ada beberapa wahana utama yang ikonik banget. Apa saja sih?
Table of Contents
Dino Park
Dari lobby utama tempat papi beli tiket dan kami makan siang tadi, kami menuruni anak tangga berjalan menuju ke lantai bawah di mana lokasi Dino Park berada. Di tengah-tengah area utama ini ada air mancur yang cukup besar dan di sekelilingnya ada bermacam penjual makanan minuman, dan butik-butik kecil yang menjual pernak-pernik lucu. Di pojok area inilah Dino Park berada. Wokei let’s go lah. Kami pun menuju ke gerbang masuk yang dijaga sama petugas yang cukup ramah.
Pas baru masuk suasana di dalam Gedung lumayang rame. Ada beberapa replika dinosaurus di beberapa bagian yang bisa dipakai buat latar belakang berfoto. Kevin awalnya agak takut karena lampu penerangan di dalam Gedung agak remang-remang gitu. Tapi setelah beberapa saat akhirnya dia berani juga dan mau difoto.
Masuk semakin jauh, ada replika dinosaurus super gede yang ada di tengah-tengah ruangan. Kevin langsung excited dan minta turun dari stroller. Nah di titik ini mulai deh crowd-nya nambah. Pengunjung makin banyak dan umpel-umpelan. Mana AC-nya ngak kerasa dan keringat mulai ndlewer di sekujur tubuh. Nggak nyaman banget deh pokoknya.
Udah puas pepotoan sama si replika raksasa tadi, kami penasaran sama antrian mengular yang ada di sudut ruangan. Setelah nanya sama salah satu pemandu yang ada, ternyata antrian itu menuju ke wahana 5 zaman yakni Zaman Permian, Triassic, Jurassic, Cretaceous dan Zaman Ice Age. Wah mupeng dong langsungan. Ye kan??
Kata si mbak nanti kita bakalan naek kereta keliling gitu ngelewatin 5 zaman. Wuih begitu denger kata “kereta” muka si Kevin langsung semringah. Secara dia kan hobi banget ama kereta. Apapun, yang penting kereta. Tapi demi melihat antriannya yang spekta banget, kami sempet urung. Pedahal udah ngantri ada kali setengah jam-an gitu. Semangat 45 saya langsung luntur seketika pas ngelihat ke bawah ternyata antriannya gilak, Fergusso!
Jadi pemirsah, antrian Panjang yang mengular kayak anaconda raksasa panjangnya tadi nggak cukup satu lantai loh. Jadi ada tangga menurun yang saya piker bakalan end di ujungnya trus kita bisa naek keretanya keliling beberapa menit gitu. Ternyata, dari tangga menurun tadi kita masih harus mengantri di lorong sempit yang berbentuk bottle neck dan sampai di ujung sana ada pembatas antrian yang mengharuskan pengunjung berjejer rapi satu persatu. Naaaah di sini deh kepadatan pengunjung nggak terbendung. Karena antrian dari atas udah banyak banget, pas giliran masuk bottle neck nggak ada yang bisa bergerak. Saya bahkan ngelihat ada bayi usia kurleb 1 tahun yang nangis kejer sampe hampir pingsan gegara kepanasan dan mungkin sesak napas karena nggak ada AC di lorong tadi. Wah pokoknya nightmare banget deh. Udah gitu parahnya nggak ada petugas yang menghentikan antrian di atas.
Tahu ndiri kan, orang kitamah terus aja masuk nggak peduli di depan macetnya kek gimana. Yang penting maju. Saya? Auto balik kanan, keluar barisan dan ngacir ke wahana lain. Ya iyalah… saya masih cukup waras untuk menolak terliat dalam antrian itu. Sekali masuk ke crowd yang super gilak tadi, bakalan auto nggak bisa keluar deh. BIG NO!
Setelah berhasil keluar dari antrian, kami bergegas mencari papan petunjuk jalan. Mau ngapain ya kalo nggak jadi naek kereta? Kami pun bingung. Untungnya ada petugas yang mengarahkan jalan menuju ke outdoor area. “Ke outdoor aja dulu bu, nanti bisa balik ke sini lagi kok asalkan gelangnya nggak rusak. Lumayan bu, antrinya lama tuh.” Seorang petugas menyarankan saya untuk mengambil jalan menuju keluar. Yawdah, keluar lah kami.
Jembatan Akar
Keluar dari indoor area tadi, kami ketemu dengan jalan setapak yang cukup panjang dan mengarah ke wahana-wahana outdoor. Di perjalanan ini kami juga melewati jembatan unik yang dibangun menyerupai akar pohon yang melilit ke sana kemari. Di beberapa titik juga ada replika dinosaurus dari bermacam ukuran. Plus suara-suara dino yang berasal dari speaker yang sengaja ditempatkan di beberapa tempat, bikin perjalanan kita mirip-mirip beneran di hutan jaman dulu deh.
The Rimba
Ada banyak wahana di Dino Park ini sebenarnya, tapi kami nggak sempet masuk ke semuanya. Soalnya kebetulan udah mendung banget dan kami takut keujanan. So, kami jalan terus menuju ke wahana The Rimba, sebuah tempat yang didesain menyerupai tempat tinggal manusia purba jaman dulu. Di wahana ini, pengunjung bisa melihat suasana hutan jaman dulu, replika beberapa adegan cara hidup manusia purba, dan lain-lain.
Seperti Jatim Park 2, di Jatim Park 3 ini kita juga harus jalan keliling area yang super gede. Jadi capeklah saya, pemirsah! Sebenernya kita bisa sewa sepeda eletrik sih kalau nggak mau capek. Harganya 150K each. Tapi biasalah, simbok nggak mau rugi hahaha. Dengan alasan sekalian olahraga, kami bertiga pun jalan sementara si Kevin didorong naek stroller. Mayan deh membakar kalori si kakak ama si papi biar lemak-lemaknya ilang dikit.
Di dalam area The Rimba ini juga ada wahana 3D yang katanya sih berisi hewan-hewan air purba yang lucu-lucu gitu. Tapi, sekali lagi, antriannya bikin auto lemes. Mana mendung udah berubah jadi titik-titik air tipis-tipis gitu. Weslah, simbok nyerah lagi. Balik kanan grak, kami keluar barisan (lagi) dan nyari wahana lain yang nggak harus ngantri. Jadilah kami jalan agak jauh dan ketemu sama The Flinstons. Mayan deh popotoan bentar di sini, lalu bergegas jalan lagi. Di sepanjang jalan ini ada banyak banget spot selfie yang keren-keren. Tapi jumlah pengunjung yang buanyak beuds bikin saya nggak nyaman. Keringetan, capek jalan dan mulai laper lagi, membuat mood si kakak ngedrop. Jadilah kami cuma ambil beberapa poto doang di sini. Itupun banyakan ngeblur dan nggak layak tayang hahaha. *ketawangenes*
Ice Age
Selepas dari The Rimba, kami masuk ke wahana Ice Age alias jaman es. Ekspektasi saya agak tinggi di sini. Secara gitu loh iklannya kan keren-keren ya Buk… ternyata pas sampe sana, properti yang digunakan udah mulai usang. Dan hasilnya ya gitu deh, kalau sekedar nampang di poto sih nggak terlalu keliatan. Tapi, kalok diliat pake mata langsung tuh agak gimana gitu.
Bayangan saya nih, bakalan dingin banget gitu masuk di lokasi ice age. Ha jebul masuk sini nggak ada dingin-dinginnya blas. Ada sih AC tapi nggak bisa meng-cover kesumukan haqiqie yang kami rasakan. Duh maapkan bahasa alay saya ya.
Sebenernya kalau pihak pengelola mau effort lebih tempat ini bakalan keren abis. Soalnya ada banyak replika hewan purba yang mulai kotor, rusak di sana sini dan sayang banget kalau sampe rusak beneran.
Nggak butuh waktu lama buat kami keliling-keliling di wahana ice age ini. Selain karena sumuk, berjubel dan areanya memang relatif kecil. Tapii… pas udah sampe di depan pintu keluar ternyata ujan cukup deras dan kami cuma bawa 1 payung kecil. Setelah menunggu beberapa menit ujan lumayan reda, kami bergegas jalan cepat. Berharap di depan sana nanti bisa ketemu sama wahana indoor lain. Dan ternyata nggak! Wkwkwwk…
Dinotopia
Keluar dari area ice age yang masih di dalam wahana The Rimba, kami ketemu sama area outdoor lain yakni Dinotopia. Di sini ada banyak wahana permainan anak sebenernya. Tapi, ujan makin deras dan kami nggak sempet masuk ke dalamnya. Dari luar sih terlihat sebuah bangunan tinggi dengan pilar-pilar yang sangat besar seperti jaman Yunani dulu. Di halamannya ada beberapa wahana permainan tapi nggak bisa dipake berhubung ujannya deres banget. Yawes skip lagi deh main ke situ.
Wahana 5 zaman
Setelah beristirahat sambil nungguin ujan di resto yang ada di situ, kami beranjak lagi kembali ke wahana 5 zaman. Ceritanya pengen ngulangin antrian tadi siang yang mengular itu. Puji Tuhan pas kami kembali ke sana, antrian udah lebih manusiawi meski nggak bisa dibilang sepi. Di sepanjang lorong antrian, kami disuguhi pemandangan dan penjelasan tentang masa kehidupan dino sampai kepunahannya. Ada sedikit penjelasan yang bisa kita baca bahwa menjelang kepunahan dino, terjadi gempa bumi hebat peningkatan suhu bumi. Selain itu, juga terjadi hujan meteor yang membuat dino-dino imut itu nggak bisa beradaptasi dengan cepat dan akhirnya punah.
Sekira hampir 45 menit kami mengantri, sampailah kami di ujung antrian. Di sini, petugas akan memotret kita satu rombongan. Awalnya saya nggak ngerti kenapa sih pake dipotret segala. Eh ternyata ibu bakalan dijadiin potret di kalender meja yang bisa kita beli seharga 100K (kalau nggak salah inget ya) saat nanti selesai naek kereta. Kalendernya berlaku 2 tahun ya, tapi saya nggak beli. Teteup… simbok nggak mau rugi.
Pas udah giliran kami naik, pintu besar di depan kami membuka. Di baliknya, datanglah sebuah kereta super gede berbentuk seperti anak tangga besar yang muat sekitar 100-an orang. Kami dapet tempat kedua dari depan. Nah sebelum kereta jalan, kami diputerin film pendek tentang kehidupan dinosaurus.
Setelah film selesai, pintu di samping kami dibuka dan terpampang nyatalah derai ujan di luar sana. Dari speaker di ujung ruangan, petugas memberikan pengumuman bagi pengunjung yang nggak ingin keujanan, dipersilakan untuk turun dan tidak mengikuti tour. Tapi udah kadung masuk yaweslah kami males turun lagi. Percuma dong capek-capek ngantri kalo akhirnya hanya batal. Mosok kayak orang pacarana udah cinta-cintanya malah diputus. *halahlebai*
Wokei petualangan dimulai!
Sambil memeluk Kevin yang duduk di samping saya, tangan kanan saya memegang payung kecil untuk menutupi tubuhnya. Beruntung Kevin saya pakein jaket, topi dan celana Panjang. Jadi air ujan nggak langsung ngenain badannya.
Penantian panjang untuk bisa naek kereta menembus 5 jaman ini ternyata nggak sepenuhnya berakhir bahagiyak. Kenapa? Soalnya hanya butuh nggak lebih dari 5 menit untuk menyelesaikan “semua jaman” itu. Baru juga excited, kami udah nyampe lagi di tempat yang tadi untuk muterin film. Desahan kecewa terdengar dari beberapa sudut kursi. Rupanya nggak hanya kami yang kecewa. Banyak pengunjung yang ngerasa dapet ZONK gitu di wahana ini. Secara effort untuk ngantri nggak sebanding dengan reward dan experience yang kami dapat. Huhuhuh…
Mungkin karena (lagi-lagi) kami datengnya pas peak season ya jadinya antrian panjang di setiap tempat wisata nggak terhindarkan deh. Tapi yawdah, gak bisa apa-apa. Nikmatin aja deh.
Selesai dari wahana 5 zaman, kami beranjak keluar. Di depan pintu keluar itu ada toko souvenir dan oleh-oleh. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore dan anak-anak sepertinya udah capek. Masih ada beberapa wahana seru lain di Jatim Park 3 yang akan kami eksplor. Mau tau apa aja? Kuy ikutin jalan-jalan saya berikutnya ya..
Happy travelling!
Saya mengunjungi Jatim Park 3 pada liburan tahun kemarin. Seru banget memang Mbak. Gak akan habis waktu sehari untuk menuntaskan semua wahanamnya. Saya aja ada bebrapa yang tak lewatin. Pokoknya bekalnya kaki ya Mbak Bety, untuk ngider sampai puas. Tapi memang seru banget. Jadi rasa pegel terbayar dengan wahan-wahana yang keren.
Waaaaaahhh seru banget jalan-jalannya simbok. Dengan tiket harga segitu worthlah yah, tapi kalau bisa gak peak season juga. Gila banget itu antreannya melebihi antrean wahana di Dufan. Semoga bisa ke Malang tahun ini aamiin. Aku mau baca cerita lainnya ah
Waduh, jalan-jalan terus ya mbak, asik bangettt. Ngiri deh aku. Btw, pengunjungnya rame amat sampai segitu antriannya.
Emang beneran langka sih kalau lihat dinosaurus. Enggak heran kalau sampai antreannya panjang banget. Apalagi itu lengkap banget ya fasilitasnya, dinonya juga serem-serem (kalau kata saya, haha).
Kalau bukan demi anak, kayaknya saya pilih duduk di rumput aja lah sambil lihat patung dino juga udah cukup, he…
Senengnya bisa jalan-jalan dengan keluarga lengkap begitu. Yuni pernah ke batu night spectaculer. Jatim Park ini yang belum pernah. Nanti bisa ke sana lah.
Menarik banget ulasannya. Saya cuma ke Jatim Park 2 waktu itu. Seharian emang nggak cukuo waktu kalau mau pakai tiket terusan. Rasanya pingin ngajak anak ke sana, secara selalu penasaran entang dinosaurus.
Wah baca ceritanya simbok berasa ikutan jalan kesana deh. Pengen banget ngajak anak anak main kesini. Kayaknya bakalan seneng banget deh. Semoga bisa plesiran kesana juga
ya ampuuun penuh drama ternyata ke Jatim Park 3 nya
Kadang kupikir, mahal bener memang, udah buka baru jam 10 tutup juga cepet, wahana ngatri banget, beli tiket dibedakan antara terusan sama ketengan…duh…sungguh mesti siap duit ekstra kalau ke wisata wahana kek gini. Belom lagi makanan lebih mahal dan enggak enak
Tapi mau gimana lagi, anak0anak suka yang beginian ya Mbak Bety..hihihi.
Aku sudah ke beberapa tempat, ke Dinoparknya belum:)
Apik e ya Jatim Park, anakku belum kenal satu pun rekreasi daerah Malang. PR banget nih sebagai Wong Jawa Timuran. Apalagi area Batu, hadehhh, mupeng bingit. Progres untuk sektor wisatanya jempolan. Koyok Jogja.
Mba bety, aku kemarin sempat ke dino park juga. Sama banget pas mau nyobain jelajah 5 zaman antrinya Ya Allah, puanjaaang. Akhirnya balik kanan aja aku nyerah duluan 😄
kayaknya yg terakhir akhir dibangun seperti jatim park 3, aku blm sempet kesana, hiks
kadang kalo weekend ramenya ngga nguati ya, emang paling enak ambil cuti