Review Buku My Pregnancy Diary –  Kehamilan adalah salah satu fase terpenting dalam hidup setiap perempuan, termasuk saya. Pengalaman nggembol janin ke mana-mana selalu jadi momen indah sekaligus menantang dan nggak akan bisa terlupakan. Saya termasuk beruntung, dua kali hamil, dua kali nggak ngerasain ngidam dan mual muntah lebai. Hanya eneg-eneg doang, selebihnya muntah bisa diitung pakai jari. Ada loh beberapa bumil yang dikasih nikmat ngidam berbulan-bulan, plus nggak bisa makan sama sekali. Temen saya malahan ada yang sampai detik mau lairan masih muntah huhuhuhu…. Tapi apapun itu, gimanapun pengalamannya, susah senang, proses kehamilan dan melahirkan selalu unik dan enggak bisa terulang, even kita hamil berkali-kali.

Untuk mengenang kisah penting ini, beberapa ibu ada yang menuliskan pengalamannya selama hamil dan melahirkan. Saya juga pernah ikutan nulis loh, bahkan sempat dibukukan dalam sebuah proyek menulis beberapa tahun lalu.

Menuliskan kisah dan pengalaman hamil dan melahirkan ini bukan cuma untuk mengingat momen, tapi juga memahat kenangan yang bisa jadi akan dibaca oleh anak cucu kita kelak. Ye, kan?

Nah, kali ini kebetulan saya lagi baca buku yang isinya bertemakan kisah-kisah serupa, yakni tentang serunya pengalaman hamil dan melahirkan, hasil karya temen-temen penulis di Joeragan Artikel dan Indscript Creative. Salah satunya adalah penulis, dokter, dosen, sekaligus blogger yang saya kenal lewat komunitas penulis perempuan ini, yakni Mbak Amel a.k.a Almerzah Fauzi. Meski belum pernah ketemu langsung alias kopdar, saya cukup familier dengan tulisan-tulisannya di blognya. Awalnya saya nggak ngeh kalau belaui ini seorang praktisi kesehatan alias dokter sekaligus dosen loh, abisnya di grup blogger mah kita semua emak-emak berdaster yang kagak pernah ketemu muka hahaha. Dan makin salut lagi ternyata Mbak Amel ini punya beberapa blog yang semuanya aktif. Fiuuww… mantab. Lalu, seperti apa ya kira-kira isi buku ini?

Oke, nggak perlu berpanjang lebar lagi, kali ini saya akan langsung ngebahas soal review buku My Pregnancy Diary bersampul merah tua berikut ini. Ready?

Review Buku My Pregnancy Diary

Judul : My Pregnancy Diary

ISBN : 978-602-5877-29-2

Penulis : Nonz Ati, dkk

Penerbit : Bitread Publishing, Bandung

Tahun terbit : 2018

Tebal : XI + 221 halaman

Harga : Rp 67.000

Buku bersampul merah tua dengan ini, punya desain cover yang manis. Ilustrasi siluet bunda hamil berwarna putih, dengan beberapa ikon cinta di beberapa bagiannya membuat buku ini enak diliat. Font judulnya juga menarik dan cewek banget. Pokoknya saya sukak deh. Sekali liat langsung bisa nebak bahwa cerita-cerita di dalamnya pasti menarik. And so… emang begitu. Ada banyak rasa dalam setiap kisah yang ditulis oleh emak-emak pejuang tangguh. Total ada 43 penulis yang mencatatkan namanya dalam buku ini.

Di halaman depan, ada kata sambutan dari Cikgu Anna Farida, yang udah femes banget di dunia kepenulisan. Beliau aktif di banyak komunitas penulis, termasuk Indscript Creative dan Joeragan Artikel. Nah, di bagian belakang buku ini, ditaruhlah biodata para penulisnya.

Well, seperti buku-buku antologi lainnya, setiap kisah yang ditulis di dalamnya membawa rasa yang berbeda. Meski demikian, ada satu kesamaan yakni keharuan dan perjuangan seorang ibu dalam membawa makhluk mungil dari rahimnya hingga menghirup udara dan melihat indahnya dunia.

Sebuah kisah haru yang dituliskan oleh Santi Kartika Sari pada halaman 9, mengingatkan kita untuk selalu percaya pada kekuasaan Sang Pencipta. Kehilangan calon buah hati pada kehamilan pertama pada dirinya akibat kelainan bawaan, sempat membuatnya terguncang. Namun karena mujizat Tuhan, Mba Santi diperkenankan hamil kembali bahkan sekarang sudah memiliki dua orang buah hati.

Di halaman 139, ada cerita dari Mba Meri Meriani, penulis yang tinggal di Tasikmalaya. Beliau memiliki kendala selama hamil, yakni mengalami pendarahan yang cukup panjang. Duh siapa sih yang bisa tenang ya kalau dikasih ujian seperti ini? Tapi yang namanya manusia emang cuma bisa pasrah. Dan kedaulatan Tuhan-lah yang akhirnya menyelamatkan Mba Meri beserta janinnya yang hingga buku terbit sudah berusia 12 tahun.

Review Buku My Pregnancy Diary

Lain lagi dengan kisah dari Mba Amel yang dituliskan di halaman 144. Mbak dokter ini punya pengalaman lucu sekaligus mengharukan tentang perjuangan sang suami yang berjiwa besar dan rela melepaskan pekerjaannya yang cukup mapan untuk menemaninya di Jakarta, guna menyelesaikan pendidikan lanjutan. Kisah-kisah khas keluarga muda yang masih harus membangun kekuatan dari bawah, diselingi beberapa kejadian “ngenes” menjadi bumbu perjuangan mereka di ibukota. Hingga akhirnya suaminya bisa mendapatkan pekerjaan di 3 rumah sakit sekaligus, dan Mba Amel bisa melahirkan di salah satu rumah sakit terbaik di Jakarta. Wah, saya langsung ikut happy baca endingnya. Hehe..

Ih pokoknya seru deh membaca kisah-kisah penuh haru dalam buku ini. Meskipun cerita masing-masing penulis enggak banyak, tapi pembaca bisa mendapatkan beragam informasi yang menguatkan.

Bacaan terkait : Review Buku 365 Hariku Bersama Ananda – Mengupas Selective Mutism

Kesan Setelah Membaca Buku My Pregnancy Diary

Biasa ya, dalam sebuah karya akan selalu ada plus dan minusnya. Tak terkecuali buku yang satu ini. Dan inilah kesan saya setelah menyelesaikannya.

Plus

  1. Cover-nya keren! Meskipun simple minimalis, tapi justru itu yang bikin eye catching deh. Penempatan nama penulis (yang cukup banyak) di back cover menurut saya adalah pilihan yang tepat karena jadi enggak ngerusak tampilan depan bukunya. Well done!
  2. Font yang dipakai baik di bagian cover maupun di dalam bukunya enakeuuun… bikin mata enggak capek. Cuma menurut saya kalau digedein dikiiit aja font-nya bakalan lebih enak di mata deh.
  3. Kisah-kisah yang disampaikan sangat menguatkan, inspiratif dan pastinya memberi banyak pengetahuan buat para calon ibu ataupun ibu-ibu yang pengan mengenang masa-masa kehamilan dan melahirkan buah hati.
  4. Pesennya cepet, datengnya juga gesit. Besides, packagingnya pas ngirim oke banget. Pakai kerdus berlabelkan nama penerbit. Keren gitulah pokoknya. Kalau penerbit lain kan banyakan cuma dibungkus kertas or plastik gitu ye, ini mah enggak.
  5. Minim typo. Wih ini bagian yang sangat menyenangkan bagi pembaca, loh. Soalnya bikin makin nyaman bacanya, tanpa harus ribet sama urusan salah ketik.

Minus

Sebenernya saya bingung mau nyebutin minusnya buku ini apa, soalnya selama baca ya nggak dapet sesuatu hal yang kayaknya harus dikomplen gicuuu. Tapi ya karena tuntutan jaman #apasehhh.. saya akan tulis sedikit saja kekurangan dari buku ini.

  1. Salah satu kelemahan menulis buku antologi adalah pada bagian skill menulis dan gaya bahasa yang heterogen di antara para penulis. Ada penulis yang tulisannya cakep, gaya bahasanya ngalir dan pokoknya renyah dikunyah. Di lain pihak, ada juga beberapa penulis yang yaa gitu aja deh. Hihihihi.
  2. Berhubung ini adalah abuku antologi which is temanya cuman satu, sementara penulisnya banyak, akhirnya pada suatu titik pembaca akan sampai pada titik jenuh, trus dalam hati bilang, “Ah, gini-gini aja deh ceritanya.” Dan itu emang sempet saya alami, terutama pas ketemu beberapa tulisan yang rasanya biasa aja. Untungnya nggak banyak sih. Maapkaaan ya kakak-kakak penulis yang cantik.. 🙂
  3. Karena buku ini diorder dan dikirim langsung dari penerbit, saya agak kecewa karena enggak dapet original autograph dari penulisnya a.k.a mba Amel. Padahal awalnya saya ngarep karena order langsung ke salah satu penulis bisa dapetin stempel cinta hahaha. #kidding!

Well, kayaknya segitu dulu ya review buku My Pregnancy Diary ini. Buat kalian yang kepengen baca tulisan-tulisan para perempuan heibats ini, bisa langsung hubungi Mba Amel, di media sosialnya berikut ini:

IG : @armelzahfauzi

FB : Armelzah Fauzi

Blog : www.armelzahfauzi.com

 

See you on the next review!