Temans…sejak dulu tuh saya pengen banget punya bisnis untuk masa depan. Tau sendiri dong, usia yang terus bertambah dan anak-anak yang makin besar, adalah tantangan tersendiri. Apalagi di era sekarang, yang apa-apa serba butuh uang #duuh
Salah satu pilihan bisnis masa depan yang saya impikan adalah bisnis makanan alias kuliner. Kenapa? Karena gimanapun juga semua orang pasti butuh makan, ya nggak? So, menurut saya sih bisnis ini nggak bakalan mati. Hanya saja, kita perlu bener-bener mikirin apa ya kira-kira yang akan dijual, dan gimana cara masarinnya biar bisnis kira meroket, kalau perlu viral, dan jadi pundi-pundi rupiah yang menjanjikan. Tapi… itu kan sulit, Ferguso!?
Di dunia ini nggak ada yang mudah, Marimar! Yang gampang itu cuman masak mi instant. #Eh..
Karena itu, sebelum mutusin untuk terjun ke dunia bisnis sebaiknya kita bener-bener nyiapin segala sesuatunya dengan sangat matang. Nggak cuma masalah duit loh, kesiapan mental, skill, hingga financial and marketing plan-nya harus matang, kalau nggak pengin bisnis kita cuma kayak jamur di musim ujan.
Salah satu kiat nyiapin diri jadi seorang bisnismen adalah nimba ilmu sama expert-nya. Seperti yang saya lakukan kemarin, join di Fun Talk #AyoMajuBersama Home Credit Indonesia yang menghadirkan narasumber kece, yakni William Gozali, seorang chef, content creator, sekaligus young entrepreneur dan pemilik bisnis makanan yang pastinya udah femes banget di kalangan kaum milenial. Chef kece ini berhasil membat saya tersepona sama tips and tricks yang dijabarkan seputar jualan via media sosial untuk mendongkrak bisnis kuliner. Uwuwwww… jadi makin pengen punya usaha sendiri dong…
Oya acara ini dipandu oleh Bernard Siadari, dan disiarkan lewat tayangan IG Live di akun @homecreditid. Acaranya Fun Talk ini sendiri rutin diadakan setiap Rabu malam dengan menghadirkan tema dan narasumber yang beragam. Kebetulan, sesi yang saya ikuti kemarin mengangkat tema “Makin Menjual lewat Media Sosial”
Kenalan dulu sama William Gozali
Buat kalian yang belum kenal sama cowok ganteng yang satu ini, William Gozali adalah pemenang MasterChef Indonesia 3 yang dikenal dengan gaya nyentriknya. Setelah memenangi MasterChef Indonesia 3, ia membuka channel YouTube pribadi dan kini sudah punya lebih dari satu juta subscribers. Akun IG-nya juga telah memiliki ratusan ribu followers.
Sejak kecil, William sudah sangat familier dengan dunia masak-memasak. Hal ini karena sang mama yang selalu membiasakan dirinya ikut terlibat saat beliau memasak di dapur. Kecintaannya pada dunia kuliner inilah yang pada akhirnya menumbuhkan passion-nya. Namun hingga memasuki dunia kuliah, William justru mengambil bidang keilmuan yang lain, karena ingin meneruskan bisnis sang papa. Tapi emang dasar passion-nya nggak di situ, William akhirnya keluar dari bangku kuliah untuk kemudian menekuni dunia kuliner.
William menunjukkan kesungguhannya dengan mengambil kuliah di bidang kuliner di Le Cordon Bleu Australia hingga menyandang gelar Diplome de Cuisine untuk jurusan Cooking and Related Culinary Arts. Lulus dari sana, pria ini sempat ngantor di salah satu resto di Semarang dan hingga kini juga menjadi konsultan di sebuah resto di bilangan Tangerang.
Sebagai seorang YouTuber, William sering kali membagikan video masaknya di channel Willgoz Kitchen. Selaian itu, ada juga R4W Project yang isinya seputar tips editing foto atau video makanan. Wih, keren kan? Kalian bisa banget tuh intipin channel-nya biar dapet insight yang kece-kece. Ati-ati ngiler tapi ya…
Mengamati fenomena maraknya bisnis kuliner akhir-akhir ini, William mengingatkan hal paling mendasar sebelum mikirin urusan packaging dan marketing strategy. Hal mendasar itu adalah: pastikan produk kita layak jual! Artinya, setelah nentuin produk apa yang bakal kita jual, kita harus make sure rasanya enak, solid, dan yang nggak kalah penting adalah orang lain mau makan. Jangan kepedean makanan kita enak di lidah kita, tapi nggak cocok sama orang lain.
So, menurut William paling enggak ada 5 poin utama yang harus dipikirin saat berbisnis kuliner :
1. Know your product, which is ini adalah poin dasar banget sebelum memulai bisnis. Pilihan jenis makanan ini bisa beragam, either kita mau pilih sendiri berdasarkan kesukaan, atau mau ikutin selera pasar.
2. Know your customer, jelas dong karena ini yang akan jadi sasaran jualan kita nantinya. Dengan paham siapa target market kita, akan menentukan cara promosi yang tepat nantinya.
3. Keep innovating, dengan tetap mempertahankan rasa original dari produk makanan kita. Jangan sampai gara-gara kebablasan inovasi, justru menghilangkan originalitas produk itu sendiri.
4. Quality control, pastikan produk kita memiliki kualitas prima mulai dari bahan mentah hingga sampai ke tangan konsumen. Kalau perlu, kita lakuin tes penyimpanan menu dengan cara memasukkannya ke kulkas, mendiamkannya di suhu ruang, dan lain sebagainya, untuk mengetahui gimana sih kondisi makanan kita itu sampai di tangan konsumen, terutama mereka yang melakukan order online. Selain itu, packaging juga menjadi poin penting lain untuk memastikan kualitas makanan tetap oke.
5. Visual is the key, jadi pasanglah foto terbaik untuk setiap menu dengan memaksimalkan dulu peralatan yang kita punya.
Sedangkan untuk strategi berjualan lewat media sosial, William menganjurkan beberapa poin berikut:
1. Buat akun bisnis dan pastikan tampilannya oke dan clean.
2. Gunakanstory telling yang enak, ngalir dan nggak maksa. Salah satu contohnya adalah dengan menyisipkan jokes receh.
3. Optimalkan media promosi online, terutama fitur IG ads yang relatif mudah, dan terjangkau.
4. Berjualan di e-commerce, alih-alih di portal ojol yang sharing profit-nya relatif lebih mahal. Selain itu, saingan kita juga jauh lebih banyak dan rata-rata big brands.
5. Memakai jasa influencer, buzzer ataupun food vlogger (ini mostly akan sangat costly sih)
Mengingat biaya promosi ini akan sangat memakan biaya, William lagi-lagi mengingatkan untuk memastikan bisnis kita itu stabil, nggak cuma bisa dijual beberapa bulan ke depan. Tapi produk itu bisa memberi value pada konsumen juga, sehingga bisnis kita akan bertahan alias long lasting.
Berikut beberapa tip menyiasati biaya promosi yang mahal ala Chef William
1. Maksimalkan promo di inner circle, seperti saudara, tetangga, teman, dan kolega kantor.
2. Following food bloggers, trus ikut berkomentar di postingan mereka. Tapi pastikan untuk nggak tetap sopan, nggak nyepam or annoying, dan relate sama foto mereka.
3. Menyewa jasa buzzer, influencer atau blogger (seperti saya) agar produk lebih dikenal.
Enggak terasa sesi tjurhat Fun Talk bareng Chef William ini udah hampir satu jam berjalan. Saya wrap up beberapa poin DOs and DON’Ts dalam melakukan promosi lewat media sosial di bawah ini ya.
DOs
1. Miliki akun bisnis yang oke dan clean
2. Pajang foto-foto terbaik dari setiap menu dengan menggunakan alat yang ada
3. Maksimalkan fitur promosi (advertisement) yang ada
4. Follow food blogger dan berikan komentar positif secara sopan, sebelum menyisipkan promosi untuk bisnis kita
5. Sewa jasa influencer, buzzer atau blogger
6. Jualan di e-commerce
DON’Ts
1. Menilai dari satu sisi (produsen saja)
2. Jualan di ojol, karena saingannya terlalu banyak dan berat
Gimana, kece banget kan bincang-bincang kemarin? Nggak hanya ngobrolin bisnis loh, acara ini juga diselingi dengan kuis yang seru dan full hadiah. Sayangnya saya nggak menang euy hehehehe.
Kalau kalian mau ikutan juga acara serupa, kuy pantengin IG Live-nya @homecreditid setiap Rabu jam 7 malam. Nggak bakalan rugi deh, soalnya ada banyak narasumber dengan beragam tema yang pastinya bakalan bikin kita uwuwuwu gitu ..
Udahan dulu ya, semoga tulisan ini mencerahkan juga bagi temen-temen yang pengen maksimalin bisnis kuliner kalian. Semangat dan sukses ya!
Ooh, beliau ini juaranya master chef season 3 to. Baru ngeh, hihihi…
Instagram sekarang rame bgt buat jualan, ya. Bahkan banyak kelas optimasi instagram biar jualan makin joss.
Ga boleh saingan ma ojol, ya. Hmmm…bener juga.
Wah keren nih acaranya. Sayangnya saya nggak ketinggalan infonya. Btw saya baru tahu masnya jadii pemenang master chef season 3. Makasii ya mbak ilmunya
Bagus memang acaranya. Karena langsung dengan praktisi jadi bisa kasih contoh konkritnya. Jadi penasaran pengen lihat funtalk sessi berikutnya. Pasti nggak kalah serunya.
Follower-nya chef william ini banyak banget ya. Pastinya karena beliau pandai optimasi Instagram ya, gak asal.
Wow, materinya daging semua, Mbak. Peran media sosial ini memang besar sekali ya, bahkan bisa dijadikan media promosi usaha. Suatu saat nanti semoga bisa punya usaha sendiri.
Iya nih bisnis kuliner juga lagi naik turun saat pandemi gini. Setuju ama om Wilgoz, yang penting orang mau makan dulu ama produk kita dan miliki daya jual yang bisa bertahan lebih dari sekedar beberapa bulan. Nice info$
Pertama baca namanya, seperti nggak asing. Ternyata memang jebolan ajang memasak itu, ya.
Masukan yang dituturkan sama Chef William memang tepat, ya, Mbak. Apalagi soal kuliner, tiap hari kudu koreksi rasa mulu. Punya resep paten, kalau terigunya segini, telurnya segini, beda dikit saja pasti dah beda rasanya kalau kuliner.
Aku ada usaha juga sama suami bikin keripik singkong, itu pas cari resepnya yang pas juga duh amit–amit, trial error mulu deh.
Apalagi yang buat usaha, Kak. Saya aja masak untuk sendiri juga sering trial and error berulang kali sampai ketemu takaran yang pas, dengan rasa yang pas dengan lidah anak-anak
Saya tahunya chef william gozali itu youtuber, ternyata finalist master chef juga ya. Terima kasih ya mbak sudah merangkum ilmunya di sini soalnya saya nggak ikutan acaranya. Saya juga ada cita-cita berbisnis kuliner. Ilmu dari chef william ini bermanfaat banget sebagai modal awal.
Setuju sekali. Sebelum menekuni bisnis kuliner kita kudu make sure dulu makanan kita layak untuk dijual. Dan ini memang butuh survei ya Mbak…
Bisa jadi motivasi nih Chef jebolan “Master Chef” Indonesia.
Apalagi udah ikutin Fun Talk Home Credit #AyoMajuBersama , tentu banyak ilmu yang dapat diserap biar mindset kita makin kebuka. Apalagi kalau ada cita cita pengen buka usaha di bidang kuliner ternyata nggak cuma siap finansial aja tapi yang lain juga mesti dipersiapkan seperti yang dibahas di Fun Talk ini ya.
Mbaaakk, makasih banyak share ilmu kecenya yak, insyaAllah tips dr chef William aku praktekin di usaha kuliner kecil2anku.
Promo inner circle yang udah saya lakuin utk usaha saya mbak. Alhamdulillah rata2 beli produknya lagi krn memang kebutuhan rumah tangga. Tapi krn pandemi gini masih merangkak lagi. Mudah mudahan segera berlalu dan usaha bisa kembali normal seperti biasa. Aamiin
Wah ternyata om William juga alumni master chef ya, Keren banget. Aku suka banget dengan acara live IGnya HomeCredit, inspiratif semua
Setuju aku tuh sama Chef Willgoz, zaman sekarang kemasan visual dari produk tuh penting untuk menggaet pelanggan di pandangan pertama, dan didukung sama kualitas produknya juga supaya berkelanjutan bisnisnya :). Seneng banget bisa baca tips chef Willgoz di sini walau belum beruntung ikut funtalk nya langsung 🙂
Wah tipsnya bermanfaat banget nih mbak. Sekarang kan lagi banyak usaha kuliner skala rumahan
Baca tulisan ini aku baru tau lho kalau chef wilgoz keluaran master chef 3.
halo mba. Aku akuin kalau menjual produk jualan ini nggak mudah. Dan memang penting banget untuk tahu lebih banyak produknya jadi tepat sasaran dan laris manis
Ternyata jualan di ojol itu tidak disarankan ya, Mbak? Selama ini saya kira, pebisnis kuliner lebih banyak yang bisa berhasil dan sukses itu berjualan lewat ojol
Berjualan di e-commerce, alih-alih di portal ojol yang sharing profit-nya relatif lebih mahal. Selain itu, saingan kita juga jauh lebih banyak dan rata-rata big brands.
bagian ini bener juga ya kalau di apps ojol itu biasanya yang dicari ya big brand. Well noted! Makasih banyak tipsnya yaa mbaa Bety.
Kebetulan kmaren juga ikut IG live-nya Wilgoz. Asli udah suka koh Wilgoz sejak di Masterchef dan makin sula dengan aneka tipsnya soal optimasi medsos. Kebetulan Ibu juga ada bisnis kuliner online, patut dicoba niih sarannya.
Tentang jualan di ojol, memang enaknya adalah untuk yang sebelumnya nggak tahu brand kita bisa aja dapat nama brand kita ga sengaja karena nyari jenis makanan atau lokasi terdekat. Tapi emang jadinya lebih mahal. Aq pun sebagai customer sekarang lebih suka ke WA atau DM langsung, dan pake jasa ojol lain yang cuma 10ribu se Palembang.
Setuju banget ama semua tips Chef Wilghoz ya Mbak Bety, apalagi yang KYC (Know Your Customer). Dengan mengenali segmen pembeli, kita jadi mengetahui cara promosi ke mereka, do & don’t nya juga yaa
Chef Willgoz mantul ya tipsnya memacu kita untuk belajar bisnis terus jadi gak stuck kl menemui hambatan langsung menyerah gitu ya,. Noted
wahhh, insight yg menarik dan seruuuu. Noted banget ini mbak, tengkyu sdh berbagi ya
asli keren banget sih mba. sejak dulu Willgoz udah tahu passionnya di bidang apa, terus seriusin dan kembangin usaha. tipsnya juga bisa banget nih aku terapin, tapi mungkin beda bidang. mengingat dulu aku sempet punya usaha terus gagal huhuh. makasih sharingnya ya mba
Seru banget ya mbak bisa bisnis apalagi bisnis kuliner di masa pandemi ya mbak. Acara Fun Talk selalu menginspirasi ya mbak.
It must be interesting to learn more about the tips and tricks about this working on business procedures during the pandemic
Zaman sekarang ini harus banyak belajar dari ahlinya yaa..
Chef William keren banget mau berbagi tips, do and dont untuk para audiencenya.
Semoga kita semua bisa mengambil apa-apa yang positif dari sang master.
Banyak nih orangorang kece yang saya baru tahu pas nyimak Fun Talk Homecredit. Salah satunya yaa, Chef William Gozali ini. Sebelum-sebelumnya, blas..belum pernah tahu dia siapa. Hahahah. Ke mana aja nih saya~
Keren kak tipsnya. Setelah baca ini jadi tertarik pengen usaha kuliner juga. Dulu pernah sih tapi mendeg karena ternyata berat. hihihi
Uwowwww. Artikelnya pas banget nih buat dhika. Bundo lagi praktek bisnis kuliner rumahan. Mau deh lgsg praktekkan tips2 nya. Makaciy mbak bety yang baik hati 😍
Menarik yaaa temanya. Keluargaku sendiri punya usaha kuliner, bakery shops di Medan mba. Dan selama pandemi, udah pasti berimbas ke bisnis walopun masih bisa survive, hanya saja omset memang ga sebesar sebelum pandemi. Tapi untungnya sangat terbantu dengan jualan online, dan pemesanan untuk acara2 event .
Beberapa langkah di atas pas awal2 buka papaku juga ngelakuin, kayak bayar iklan dll. Kalo skr, baru memakai jasa iklan lagi pas ada produk baru yg dilaunching :D.
Mbaaak, bahkan masak mie instant pun nggak semua orang bisa menghasilkan mie instant enak, loh. Kalau aku sih pasti enaaak, hahaha …
Bisnis kuliner memang lagi menggeliat banget ya sekarang ini. Meski artinya, kompetitor juga makin bertambah. Aku setuju banget tuh sama pendapat Chef William Gozali soal lima poin utama saat berbisnis kuliner. Kelima-limanya mesti ada. Dengan semakin banyaknya kompetitor, kalau kita nggak menguatkan faktor internal (knowing product, knowing customer, keep innovating, dan quality control), pasti kita juga jadi males mengurus gimana cara promosi di media sosial dll. Boro-boro deh mikirin Visual is the Key itu tadi.
Menjadi pebisnis kuliner memang kudu percaya diri sama produknya, tapi kepedean jangan.
Nice sharing kak. Awalnya aku mau buja usaha di bidang kukiner di Bali. Tapi untuk pertama via grabfood lah yaaa tapi karena aku masih stay di rumah Madura, jadi bisnisnya fashion deh hehehe. Masih merintis
sama sekali gak kepikiran lho kalau ada ilmu khusu buat optimasi jualan lewat medsos, apalagi yang pakai bantuan jasa vlogger atau influencer. layak dicoba kalo ada budgetnya nih
Kece bgt tips dr willgoz ya Mbak Betu, semoga kita bs nerapin nih biar optimasi medsos jualannyaa
Wah chef william ini ternyata ilmunya mumpuni banget ya mbak, sebelum terjun ke dunia masak-memasak sudah pintar banget. Makin nge fans deh. Apalagi ditambah sharring ilmu yang super penuh manfaat ini. Trims ya mbak
aura jualanku berontak mbak. gak bisa jualan.apalagi nawarin ke saudara ato teman. auto gak enak hati kalau mau jual. pengennya ngasih aja. btw william kreatif juga ya.setelah gagal di master chef, malah terkenal di youtube. keren nih.bisa jadi contoh baik buat kita
Aq blm pernah ikut Sharingnya Wilgoz, tapi aq salah 1 subcriverbya di youtube. Belajar masak hahaha thx ya mbak udah nulis ini..
Saya setuju banget dengan visual is the key. Apalagi di dunia digital seperti sekarang ini. Makanya tak jarang ada kursus food photography, memang itu skill yang sangat penting dalam bisnis kuliner
Nah, poin yang jangan kepedean itu bener banget. Pernah bawa kue khas yang enak banget di kotaku. Ternyata setelah dibawa ke Jakarta, eh nggak laku, katanya kemanisan. Padahal kalo di Palembang rasa yg seperti ini yang paling dicari.