Temans, siapa yang kalau bangun tidur masih suka ngerasa lemes, kurang semangat dan capek? Mata berasa sepet dan pengennya rebahan lagi di kasur, gitu. Saya mau ngacung yang tinggi dong hehehe. Sebagai freelancer dan blogger yang sering banget harus kerja di malam hari, yang artinya begadang, saya terkadang harus memangkas jam tidur demi bisa menuntaskan kerjaan. Apalagi, kalau kebetulan ada job penting atau deadline tulisan yang udah mefet pisan.
Alhasil, besokannya tuh badan berasa nggak fit, kadang mood juga nggak bagus. Kalaupun dipaksain terjaga pasti konsentrasi suka oleng gitu, alias nggak fokus. Hayoo… siapa yang suka kayak gini? Rasanya saya nggak sendiri deh ya.
I’m so lucky tanggal 18 Juni 2021 kemarin berkesempatan ikut sebuah acara Webinar bertajuk “Kesehatan dan Produktivitas Dimulai dari Tidur Berkualitas” yang digelar atas kerjasama Deltomed Laboratories dan Komunitas IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis). Acara full faedah ini berlangsung sejak pukul 13.30 hingga pukul 15.30 dan dipandu oleh Mom Sara Neyrhiza, salah seorang member IIDN yang juga talent Voice Over yang kece pisan. Nah buat Moms and Dads yang kemarin nggak sempet ikutan acara ini, jangan khawatir. Saya udah nulis wrap up-nya khusus buat kalian di sini. Kuy, simak keseluruhan acaranya di bawah ini!
Webinar “Kesehatan dan Produktivitas Dimulai dari Tidur Berkualitas”
Acara yang membahas seputar kesehatan, produktivitas, dan kualitas tidur ini dihadiri oleh dua narasumber yang keren-keren. Mereka adalah Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si. (Herbal), Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, serta bapak apt. Drs. Victor S. Siringoringo, S.E., M.Sc., Chief Business Development and R&D Deltomed Laboratories.
Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si. (Herbal) – Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia –
Membuka sesi pertama, dokter cantik ini mengemukakan bahwa selama kita tidur, terjadi proses detoksifikasi dalam tubuh kita, sekaligus mempersiapkan organ tubuh untuk kembali berfungsi secara normal esok pagi. Sayangnya, masih banyak orang yang mengalami kesulitan tidur.
Prevalensi gangguan tidur masyarakat dunia saat ini adalah 5-15 persen. Di mana 31-75 persen di antaranya berkembang menjadi masalah insomnia kronis. Insomnia sendiri adalah ketidakmampuan seseorang dalam menjaga atau mempertahankan kuantitas dan kualitas tidur yang baik. Sekitar 1 dari 3 orang di dunia terkadang mengalami insomnia dalam derajat yang bervariasi.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan survey atas 2.944 responden dengan rentang usia 18-24 tahun didapatkan fakta bahwa lebih dari 2/3 responden mengalami kurang tidur.
Ada beberapa faktor yang memicu masalah tidur ini. Di antaranya adalah:
- Faktor gangguan fisik (sakit kepala, nyeri sendi, nyeri perut, dll)
- Isu medis, seperti sleep apnea, dll
- Gangguan psikologik/psikiatrik, seperti stres, depresi dan ansietas
- Gangguan lingkungan, misalnya lampu tidur yang terlalu gelap, suara berisik, dll
- Faktor genetik, seperti narkolepsi
- Faktor usia/penuaan di mana lansia di atas 65 tahun cenderung mengalami masalah tidur
- Faktor penggunaan obat-obatan, seperti obat hipertensi, antidepresi, dan obat-obatan yang mengandung kafein
- Pekerjaan di malam hari, which is ini adalah aktivitas yang berlawanan dengan biological clock.
Lebih lanjut, dokter Inggrid juga menyampaikan bahwa di masa pandemi Covid-19 ini, kualitas tidur juga berkorelasi dengan kesehatan psikologis seseorang. Sebanyak 22 persen orang menyatakan bahwa kualitas tidur mereka memburuk karena adanya ketakutan terkait Covid-19, yang menimbulkan stres, memicu rasa takut dan cemas (survey oleh SleepHelp.org)
Disebutkan juga bahwa penggunaan ponsel, rasa khawatir dan stres mengakibatkan gangguan terhadap kebiasan dan kualitas tidur masyarakat Asia Pasific (APAC) selama pandemi. Hal ini kemudian lazim disebut sebagai Coronasomnia atau Covidsomnia. Dalam kasus tertentu, bahkan bisa mengarah pada kondisi yang dinamakan POST COVID atau LONG COVID pada penyintas, yang ditandai dengan beragam gejala, termasuk hilangnya penciuman dalam jangka waktu yang lama, kurang bisa fokus, kacaunya sistem hormon yang mengakibatkan wanita tidak mengalami haid selama beberapa period, hingga gangguan pendengaran.
Tidak dipungkiri, aktivitas istirahat alias tidur malam sangat memengaruhi kesehatan tubuh seseorang. Hal ini nggak cuman ngaruh secara fisik doang, tapi lebih dari itu! Pola tidur kita ternyata berkaitan dengan beberapa hal di bawah ini:
- Sistem imun
Kualitas dan kuantitas tidur yang kurang, akan menurunkan imunitas tubuh yang pada gilirannya bakalan bikin kita lebih cepet sakit.
- Working memory
Tidur yang kurang baik dari segi kualitas maupun kuantitas, menurunkan fungsi kognitif dan working memory span sebesar 38 persen.
- Mood
Tidur yang kurang juga bisa membuat kita rentan mengalami moodiness dan depresi.
- Kecelakaan
Kurang tidur bisa meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan karena kondisi badan kurang fit.
- Kesehatan kulit
Kurangnya kualitas dan kuantitas tidur menyebabkan kulit kita rentan mengalami penuaan dini.
- Kebiasaan makan
Badan yang kurang istirahat secara optimal juga rentan mengalami peningkatan selera makan terhadap junkfood dan makanan yang minim serat.
Meski kebanyakan orang dewasa butuh istirahat selama 7-9 jam per hari, nyatanya kebutuhan kuantitas tidur tersebut bisa bervariasi setiap individunya. Ada orang yang butuh 6 jam, ada juga yang butuh hingga 10 jam tidur untuk kembali fresh esok hari.
Intinya, kualitas tidur merujuk pada seberapa nyaman kita tidur, bukan berapa lama kita tidur. Dokter Inggrid menjelaskan bahwa berdasarkan US National Sleep Foundation, kualitas tidur lebih dominan dalam memengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan. Selain itu, kualitas tidur juga menjadi indikator yang lebih baik dalam menilai mood dan kepuasan hidup seseorang ketimbang kuantitas tidur.
Artinya, akan jauh lebih baik bagi seseorang untuk memiliki waktu tidur selama 7 jam tapi dengan kondisi tidur yang pulas (nggak bangun-bangun), melewati sleep cycle yang tepat, dibandingkan orang lain yang tidur 2 jam lebih lama tapi sering kebangun-bangun dan nggak nyampai pada fase deep sleep. Dalam kasus seperti ini, bisa dipastikan orang kedua ini akan bangun dalam kondisi nggak fresh dan low energy.
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan menjelang tidur untuk memperbaiki kualitas tidur. Antara lain dengan meditasi, olahraga, membaca buku, makan makanan yang kaya akan zinc dan magnesium, mandi air hangat, hingga mengonsumsi bahan-bahan herbal alami. Misalnya valerian, lavender, jahe, hop, chamomile, hawthorn, rosemary, passion flower dan St John’s Wort. Selain itu, mematikan peralatan listrik dan memakai penerangan yang redup juga bisa membuat tidur kita lebih pulas.
Berikut ini penjelasan dari bahan-bahan herbal di atas.
Passion flower
Bunga cantik ini mengandung bahan-bahan alami yang sangat baik untuk menekan aktivitas sistem saraf pusat, bersifat menenangkan, anti nyeri, serta membantu mengatasi ketegangan saraf dan mengurangi sakit kepala, gangguan cemas, serta menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
Hasil uji klinis pada manusia, passion flower diketahui mampu meningkatkan total sleep time (TST), efisiensi tidur, dan memperbaiki wake after sleep onset (WASO) secara signifikan. Artinya, tanaman ini membantu mengurangi gejala insomnia.
Valerian
Tanaman ini memiliki efek yang sama dengan passion flower, yakni membantu mengurangi gejala isomnia
Jahe
Tanaman herbal yang satu ini udah paling femes di kalangan masyarakat Indonesia. Kandungan alaminya dipercaya ampuh untuk mengurangi ketegangan, anti radang, termogenik, mengurangi gas dalam saluran cerna, mengatasi gejala masuk angin, mencegah mual muntah, nyeri kepala, otot kaku dan pegal linu, serta mencegah gejala batuk pilek.
Perpaduan ketiga bahan herbal di atas menjadi kombinasi yang sinergis untuk menginduksi tidur, meningkatkan total sleep time, memperbaiki kualitas tidur, serta membantu mencegah dan mengatasi efek buruk akibat kurang tidur. Misalnya masuk angin dan menurunnya imunitas.
Nah, berita baiknya sekaarang udah ada Antangin Good Night, yang diluncurkan oleh PT Deltomed Laboratories, untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang ingin hidup lebih sehat dan produktif, meski kuantitas tidurnya relatif terbatas. Penasaran apa aja sih kandungan dalam Antangin Good Night? Berikut penjelasan dari Bapak apt. Drs. Victor S. Siringoringo, S.E., M.Sc., selaku Chief Business Development and R&D Deltomed Laboratories.
ANTANGIN GOOD NIGHT
Antangin Good Night adalah tablet herbal yang mengandung bahan-bahan alami seperti passion flower, valerian, jahe, myristica, dan sembung, yang bermanfaat untuk membantu meringankan gangguan sulit tidur, membantu meredakan gejala masuk angin dan menghangatkan badan.
Pak Victor menjelaskan siklus tidur yang kita lewati adalah tahapan tidur ringan (NREM N1 dan NREM N2) – tidur lelap (NREM N3 dan NREM N4) – kembali ke tidur ringan – diakhiri dengna faser REM. Jadi, mereka yang melewati fase tidur lelap sebetulnya telah menikmati tidur yang berkualitas, meski mungkin secara kuantitas masih kurang.
Antangin Good Night telah mengantongi izin edar dari BPOM, dan terbukti aman baik dari segi produksi dan pengendalian mutunya. Soalnya, PT Deltomed Laboratories ini telah mendapatkan sertifikat CPOTB alias Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik, dari BPOM. Selain itu, juga sudah mengantongi ISO 9001 yang menjamin bahwa produknya telah memenuhi standard internasional terkait dengan Quality Management System (QMS).
“Jadi, nggak perlu takut. Produk ini seratus persen aman, terpercaya, dan dijamin nggak bikin ketagihan,” jelas Pak Victor.
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, dosis yang dianjurkan adalah 2-4 tablet sebelum tidur, dan hindari aktivitas menyetir atau menjalankan mesin selama mengonsumsi obat ini. Dosis ini nggak saklek banget ya Gaes. Untuk kita yang masih baru pertama kali minum, bisa dicoba mulai 1 tablet dulu, kalau kurang nampol boleh dinaikin jadi 2 dan seterusnya. Intinya START LOW >> GO SLOW.
Untuk satu strip Antangin Good Night berisi 4 tablet, produk ini dibandero seharga 5K saja. Artinya per tabletnya cuman 1.250 perak loh. Sangat terjangkau kan? Kita bisa membelinya di apotek dan toko obat, serta berbagai e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, JD.id, Blibli, dan Lazada.
Sebagai penutup, jangan lupa ya Temans, untuk mendapatkan tidur yang berkualitas sebaiknya kita selalu memperhatikan tiga hal berikut, yakni kualitas tidur, nutrisi yang tepat, serta olahraga yang cukup.
Selamat menjalankan hidup sehat!