betykristianto.com I Kopi Plosok Sego Thiwul – Sepertinya, ungkapan “Coffee Makes Life Better!” tuh passs banget deh buat saya. Banyak kali, secangkir kopi berhasil membuat saya lebih calm dan bisa berpikir jernih. Nggak hanya urusan kerja, pikiran yang kusut pun perlahan terurai sempurna. Makanya saya hobi banget ngopi.
Sabtu kemarin, saya ama suami rada bete gegara planning bobo ciang yang udah kebayang-bayang bakalan nikmat, harus direlain lepas karena nggak sengaja kacamata kesayangan kejatohan kaki (((kejatohan))). Bisa bayangin nggak, Gaes, kacamata kejatohan kaki? Ya wassalam deh, patah jadi dua. Pedahal, ini mata kalau nggak diganjel ya nggak bisa lihat jelas. Ya jelas, kan, bete?
Bukan itu aja sih, sebenernya. Masalah lain adalah untuk mengganti kacamata yang patah itu ya solusinya cuman satu: BELI! Which is ini adalah tanggal tuwak, duit belanja udah pasti menivisss… Marimar!
Singkat kata, singkat cerita, abislah duit sekian sekian untuk beli itu kacamata. Urusan beres? Iyes! Tapi betenya belum ilang. Huhuhu…
Dan demi Sailor Moon, saya butuh mood booster biar imun enggak turun. Jadilah malmingan kemarin kita sekeluarga ngegelinding bareng. Biar rada jauhan, kali ini kami pengen hunting ke Jogja bagian utara. Denger-denger ada tempat ngopi baru yang endeus gicuh. Wokei, simbok langsung cuss rada hepi. Ngabayangin srupat-sruput si hitam pekat sambil healing. Yuk, kemon Besties… kita meluncur!
Jogja itu makin ke utara makin naik, Tsay! Nggak heran kalau roda kami makin lama makin berat lajunya dan si kaki kanan kudu nginjek makin dalam. Matahari sih nggak mau tahu. Dengan pongahnya masih aja bertengger di kubah biru. Nggak maen-maen, suhunya mendekati 34 Dercel! Ulala…. Bisa nyeplok telor di aspalan, kan ye?
Beruntung, jalanan yang kami lewati masi banyak pepohonan. Jadi, sinar terik mas bagaskara rada lumayan bisa diteduhkan. Apalagi makin naik, udara makin berasa sejuk. Sip!
Setelah hampir 45 menit melaju bersama, sampailah kami di venue yang ternyata nyatu sama sebuah cottage lucu nan cantik. Duh, makin umush deh, pengen buru-buru nongki manja sambil ngopi. Maklum, Genks, udah puluhan purnama saya nggak tampil di depan publik hahaha.
Sebagai anak GunKid asli, selain enthung, walang, dan sego abang, salah satu makanan favorit saya adalah thiwul. Makanan khas dari singkong yang dikeringkan lalu dihaluskan ini sejak kecil selalu puya tempat tersendiri di hati saya. Meski bagi banyak orang thiwul suka dipandang sebelah matan nyatanya saya tetep suka.
Biasanya almarhum ibu saya suka memasaknya untuk disandingkan dengan sambel bawang dan aneka lalapan. Saya paling suka memakannya bersama tempe bacem, pete, atau petai cina (saya nyebutnya manding atau mlanding).
Makanya, pas denger di resto ini punya menu utama sego thiwul, saya langsung excited. Semangat pengen ngebuang sial bete yang tadi itu. Makan sego thiwul lengkap dengan lauk pauk, trus ngopi dan nikmatin senja bareng mas mantan, tentu bakalan indah.
Kopi Plosok Sego Thiwul
Kopi Plosok, demikian nama resto yang kami datangi kemarin lusa. Berlokasi di Jalan Raya Krapyak RT 03/RW 54, Wedomartani, Ngemplak, Sleman ini berada tepat di pinggir jalan raya dan merupakan bagian dari Kebon Krapyak Cottage, tempat nginap berambiens klasik yang cantik. Suwer, tempat ini cucok banget buat kita yang pengen healing dalam ketenangan desa yang khas.
Gemericik air, suara kotekan ayam jantan dan kucing-kucing lucu yang berkeliaran di sini bikin suasana pedesaan makin berasa. Apalagi pas masuk ke area resto, di mana perabotan yang dipakai pun bertema vintage.
Meski begitu, jangan khawatir! Menu makanan dan minuman yang ditawarkan cukup beragam kok. Emang sih, menu utamanya adalah sego thiwul dengan anek lauk pelengkap seperti mangut lele, oseng daun pepaya dan singkong, ikan wader pedas, suwir ayam pedas, sayur teri lombok ijo, tumis ikan asin, telor keriting, tahu, tempe, dan lain sebagainya. Semua menu diolah dengan resep tradisional yang pastinya nikmat banget menggoyang lidah.
Oya, buat kalian yang belum terbiasa makan sego thiwul, jangan langsung insecure juga ya. Soalnya sego thiwul di Kopi Plosok ini diolah sedemikian rupa sehingga tekstur dan rasanya dijamin lezat bahkan buat first eater.
Kalau saya bilang mah, di resto ini, sego thiwul bener-bener naik kelas. Kalau dulu jaman saya kecil, thiwul itu makanan kampungan. Sekarang, thiwul justru menjadi olahan khas resto yang nggak kalah endeus sama menu-menu lainnya. Tapi meski udah naik kelas, nyatanya harga makan minum di sini masih sangat bersahabat, loh!
Menu minuman di Kopi Plosok ini juga bervariasi. Ada varian non-coffee seperti teh panas, jahe, jeruk, empon-empon, susu kanakan, hingga saparella. Susu kanakan ini endeus bambang gulindes! Ini minuman wajib banget kalian pesan buat genk krucils kalau ke sini.
Untuk sajian kopinya juga beragam, mulai dari kopi plosok (kopi hitam nikmat), kopi susu, coffee latte, manual brew, hingga espresso based. Tinggal pilih mana yang jadi favorit kita. Semuanya enak dan nikmat.
Trus kata mbak-mbak yang lucu dan imut di belakang barista, Kopi Plosok ini open daily mulai jam 06.00 – 22.00. Tuh, kan… mau butuh makan buat sarapan, makan siang, sampai dinner, semua bisa dilayani di sini. Mager? Cuss atulah digofutin ajah! Hehehe.
Kebon Krapyak Cottage
Bagian menarik lainnya dari cerita saya kali ini adalah soal staycation di sini. Kalau kalian pengen ngerasain suasana ndeso di kaki Merapi, stay di Kebon Krapyak Cottage adalah pilihan tepat. Ada beragam pilihan kamar yang semuanya bersih, rapi, dan bentuknya lucu-lucu! Pas buat kalian yang demen bikin Instastory atau foto-foto untuk koleksi pribadi.
Sebenernya, cottage ini udah lama berdiri, yaitu sejak 2016 lalu. Sayang karena efek pandemi yang berimbas ke semua lini kehidupan, makanya cottage ini agak sepi pengunjung. Hal yang sepertinya dialami oleh banyak pelaku bisnis wisata lain juga, ya…
Namun, setelah program vaksinasi menyeluruh di tanah air, kita patut senang karena sektor wisata juga mulai menunjukkan geliat kemajuan. So, nggak ada salahnya kalau kalian mulai juga jalan-jalan ya. Tentu, nggak boleh lupa untuk selalu taat protokol kesehatan dan menjalani hidup sehat.
Hal itu pula yang dilakukan oleh pengelola Kebon Krapyak Cottage dan Kopi Plosok ini. Semua sarana dan prasarana yang menunjang protokol kesehatan telah disediakan. Seperti alat pengukur suhu badan, hand sanitizer, maupun area cuci tangan yang tersebar di banyak titik. Semua pengunjung juga diwajibkan memakai masker kecuali saat makan.
Cottage ini menyediakan fasilitas menginap di kamar-kamar dengan beragam tipe, model, dan ukuran. Area parkirnya juga cukup luas. Selain itu tersedia juga toilet yang bersih dan mushola untuk tamu yang ingin beribadah.
Di bagian belakang, ada family room yang cukup besar, terdiri dari 2 lantai dengan 2 kamar tidur ber-AC. Oya pengelola juga menyediakan dapur mini untuk tamu yang ingin memasak makanan sederhana. Ragam kamar yang ditawarkan cukup banyak sih, mulai dari Standard Single, Standard Double, Suit Double, hingga Suit Family. Beberapa kamar juga dilengkapi dengan bath up. Kalian bisa ngecek sendiri di aplikasi OYO untuk cari tahu room rate ter-update setiap harinya ya!
Pengelola juga memfasilitasi office meeting maupun acara private seperti resepsi, atau perayaan ulang tahun, yang bisa digelar di indoor ataupun outdoor area yang semuanya kece-kece banget. Pengen buka bareng genk Besties kalian atau keluarga besar, juga bisa. Pokoknya apapun acaranya, kalian nggak usah kuatir. Semua bisa dilayani kok!
Dahlah, pokoknya buruan kemarih yaa… Biar nggak ngiler, Bestiekuuh…
Happy Holiday!
Pengalaman sama nih tentang kacamata. Kalau aku kedudukan. Remeeekk deh…haha
knok..knok mbak betty…ijin mampir ya…hehe..
btw…saya sudah kesana lagi lho, kali ini bawa keluarga komplit…
wah mantul mas hehehe… pasti ketagihan thiwul sama kopinya nih
Kalo denger kata tiwul, aku inget babysitter yg ngasuh aku pas kecil dulu. Dia selalu cerita kalo di kampungnya makan pake tiwul, bukan nasi putih. Sampe skr aku blm ngerasain tiwul itu seperti apa :).
Penasaran bangetttt. Kalo nanti bisa ke Jogja lagi, aku bakal datangin tempat ini mba. Mau tau rasa tiwul kayak apa. Jadi kangen Ama si Mbah 😊
aku penasaran sama sego tiwul versi yang ini. Tadi aku kira awalnya sego tiwul yang kayak aku temui di pasar itu, yang biasa buat bareng sama lupis.
kalau ke jogya kurang kalau cuman 3 hari buat explore kulineran dan wisata alamnya.