Cara Mencuci Batik yang Benar – Sebagai warga asli Jogja, saya selalu bangga sama salah satu kekayaan budaya kota pelajar ini. Meskipun saya nggak punya darah biru sama sekali, tapi kecintaan akan budaya Jawa yang adiluhung itu cukup bisa dibanggakan lahya. Salah satunya adalah tentang batik.

Tentu udah pada tahu dong, Jogja itu adalah satu dari sekian sentra batik nusantara yang cukup populer. Ada beragam motif batik yang indah dan menawan yang dirancang dan dikembangkan sejak zaman raja-raja Mataram dulu hingga zaman modern sekarang ini. Soal pengrajin batik, jangan ditanya lagi. Puluhan ribu orang, Genks! Dan semuanya memiliki spirit yang sama, yakni melestarikan budaya agung karya anak bangsa itu.

Motif batik klasik favorit saya itu batik Ceplok, yang menggambarkan berkumpulnya segala hal yang baik dalam keseimbangan hidup. Meski sekarang ini sudah banyak banget motif batik yang semakin modern dan disesuaikan dengan perkembangan zaman, rasanya batik klasik ini nggak pernah kehilangan pesonanya.

Nah, kira-kira batik klasik apa aja ya yang jadi ciri khas Jogja? Kuy, terusin bacanya!

cara mencuci batik agar tak cepat luntur

Motif Batik Jogja yang Legendaris

  1. Batik Parang

Motif batik yang pertama ini sudah dikenal sejak masa Mataram Kartasuro, dan lumrah dipakai oleh keluarga keraton. Oleh karenanya, motif ini termasuk Batik Larangan. Motif Parang juga merupakan salah satu motif tertua yang mengandung nilai filosofis sangat dalam, dan tidak boleh dikenakan di sembarang acara. Batik parang memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak.

  1. Batik Ceplok

Motif yang kedua ini juga termasuk dalam koleksi batik tertua dari Jogja, yang berasal dari daerah Kotagede. Sampai saat ini, motif ceplok masih sangat populer di kalangan pecinta batik nusantara. Umumnya, motif batik ini sering dipakai di acara pertunangan atau pernikahan, dengan harapan agar calon pengantin mendapatkan segala hal yang baik untuk keluarga baru mereka nantinya.

  1. Batik Kawung

Motif kawung bermakna kesempurnaan, kemurnian dan kesucian. Selain itu juga melambangkan keadilan dan keperkasaan, sebagai harapan supaya pemimpin (raja) bisa menjadi sosok yang melindungi rakyatnya. Selain itu, corak kawung seperti lukisan bunga juga bermakna kesucian, kemurnian, serta panjang umur.

  1. Batik Nitik

Lagi-lagi, motif batik yang satu ini juga masuk dalam jajaran motif batik tertua dari keraton Jogja. Batik motif ini seringkali dipakai pada acara-acara resmi. Motif batik nitik membawa harapan agar pemakainya memiliki sifat bijaksana, terlebih dalam menilai orang lain.

  1. Batik Semen

Istilah semen tidak merujuk pada bahan bangunan ya, Genks. Tapi pada kata “semi” yang berati tumbuh dan diartikan sebagai “kehidupan yang terus bertumbuh”. Pola batik semen masuk ke dalam kategori pola batik nongeometris. Ada tiga bagian khas motif ini yakni aspek daratan, udara, dan laut. Kita bisa menemukan beragam gambar dalam motif ini. Antara lain tumbuh-tumbuhan, binatang di udara, dan juga makhluk-makhluk perairan seperti ikan atau katak.

  1. Batik Wahyu Tumurun

Motif yang terakhir ini termasuk salah satu motif yang paling umum dan biasa dikenakan oleh masyarakat luas. Memiliki pola mahkota terbang sebagai motif utama, wahyu tumurun menyimbolkan kemuliaan. Makna filosofinya antara lain adalah harapan agar sang pemakai mendapatkan berkah, petunjuk, dan rahmat yang berlimpah dari Sang Pencipta, juga doa agar pemakainya mencapai keberhasilan baik dalam karier maupun kehidupan pribadi. Motif ini umum dipakai dalam segala acara, baik formal maupun kasual.

Meski terlihat elegan saat mengenakan batik, kita harus paham loh cara merawatnya agar busana indah itu nggak cepat rusak. Dulu sih saya pikir ngerawat batik mah ya gitu-gitu aja lah. Cuci, keringin, setrika, masuk lemari. That’s it!

Ternyata nggak semudah itu, Sobat! Nah biar batik-batik cantik itu tetap mempesona, yuk kita perhatikan apa saja sih yang harus dilakukan.

 

cara mencuci batik yang benar

Cara Mencuci Batik yang Benar

Cara mencuci batik yang benar itu nggak sembarangan loh. Sebisa mungkin, usahakan untuk tidak mencuci batik menggunakan mesin cuci. Selain akan membuat warnanya cepat pudar, juga membahayakan serat pakaiannya ya. Berikut cara mencuci batik biar busana kita lebih awet.

  1. Pisahkan kain batik dari kain lainnya.

Cara ini selain untuk mencegah kain batik terkena lunturan warna dari baju lain, juga untuk menjaga agar warna batiknya tidak cepat luntur atau memudar. Kita bisa menyatukan busana dengan warna senada bersamanya.

  1. Gunakan air hangat

Fungsi dari air hangat adalah untuk membuka pori-pori kain, sehingga memudahkan kotoran yang menempel untuk larut dan dibersihkan.

  1. Pakai sabun khusus

Sangat tidak disarankan ya, memakai detergen biasa untuk mencuci batik. Hal ini bisa membuat warnanya jauh lebih cepat memudar dan bakalan bikin kita nyesel seumur-umur. Apalagi kalau koleksi batik itu sangat langka dan jadi favorit kita banget.

  1. Jangan mengucek terlalu berlebihan

Mengucek berlebihan hanya akan membuat warnanya juga lebih cepat pudar dan merusak kain batiknya itu sendiri. Sebagai gantinya, kita cukup kucek lembut secara perlahan pada bagian yang dirasa kotor atau terdapat noda.

  1. Tak perlu memeras

Memeras juga enggak disarankan nih, Genks. Soalnya kain batik itu akan berpotensi mengerut dan lecek, sehingga lebih mudah rusak. Kita hanya perlu membentangkannya di tempat yang cukup teduh.

  1. Jangan menjemur di bawah sinar matahari secara langsung

Bentangkan kain batik di tempat teduh dan angin-anginin sampai kering ya. Nggak perlu meletakkannya di halaman rumah atau balkon yang terkena sinar matahari secara langsung, kalau nggak pengen batik favorit jadi cepat rusak.

Gimana, mudah kan sebenernya merawat dan mencuci batik yang benar itu? Yang susah itu adalah menjaga semangat kamu untuk tetap mencintai produk-produk warisan leluhur seperti batik. Tapi, kalau bukan kita yang melestarikannya, siapa lagi, coba? Makanya yuk tetap cintai dan lestarikan budaya adiluhung berupa batik nusantara ini.

 

Selamat mencintai karya anak bangsa!

bety kristianto