betykristianto.com – Sebagai orang tua, tentunya saya sangat bersyukur dikaruniai anak-anak yang sehat dan cerdas. Salah satunya adalah tentang kemampuan berkomunikasi mereka yang sangat baik. Di usia setahun lebih, Rafael dan Kevin sudah bisa bicara beberapa kata sederhana. Semakin besar, kemampuan komunikasi mereka semakin tinggi. Bahkan untuk ukuran laki-laki (yang biasanya lebih pendiam), mereka tergolong cerewet.
Kemampuan berbicara atau berkomunikasi pada anak memang menjadi salah satu faktor penting dalam tumbuh kembang mereka. Namun, ada kalanya kita menemui anak-anak dengan kemampuan berkomunikasi yang masih rendah, padahal secara usia seharusnya sudah matang. Hal ini dikenal dengan istilah keterlambatan bicara (speech delay).
Sebagian orang tua menganggap sepele masalah keterlambatan berbicara pada anak usia dini seperti ini. Beberapa ada yang percaya mitos bahwa perkembangan berbicara anak bisa saja terlambat karena perkembangan di bidang lain lebih cepat. Misalnya saja ada anak usia 1,5 tahun yang belum lancar bicara tapi sangat lincah dalam berlari, dan lain-lain.
Psikiater Konsultan Anak & Remaja, dr. Anggia Hapsari, SpKJ (K), menuturkan bahwa perkembangan berbicara pada anak memang berbeda-beda. Tapi, secara mendasar ada tolak ukur yang dijadikan patokan. Sebagai contoh, saat anak berusia 12-13 bulan, mereka seharusnya sudah memiliki satu kosa kata baru selain ‘mama’ dan ‘dada’.
Baca juga yang ini ya : Ini yang Dibutuhkan oleh Anak dengan Kemampuan Verbal
Tahu nggak Moms, ternyata kita tuh nggak boleh abai loh sama perkembangan berbicara pada anak ini. Soalnya, para ahli sepakat bahwa perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia dini ini menjadi salah satu tolak ukur perkembangan kognitif mereka. Jadi fase ini akan menentukan perkembangan pada tahap-tahap selanjutnya.
Artinya, mereka yang mengalami speech delay memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan jiwa. Di antaranya adalah terserang depresi dan gangguan kecemasan atau ansietas. Anak-anak dengan gangguan speech delay mungkin merasa nggak nyaman dengan kondisi mereka. Tapi mereka tu bingung. Belum sempurnanya kemampuan untuk bicara membuat mereka nggak bisa ngomong apa yang dirasakan. Sedihkah, marahkah, kecewakah? Orang tua akan sulit untuk memahami apa yang sebenernya mereka rasakan.
Ditilik dari latar belakangnya, ada banyak faktor penyebab speech delay pada anak. Misalnya faktor lingkungan yang deprivasi. Hal ini biasanya terjadi ketika orang-orang di lingkungannya terlalu berharap pada kemampuan anak (high expectation). Sebagai contoh, ada anak baru umur tiga tahun udah pakai 3 bahasa: Indonesia, Mandarin, dan Inggris. Untuk anak-anak yang nggak ada gangguan bicara, hal itu nggak akan jadi masalah. Tapi mereka yang memiliki gangguan, hal itu bisa bikin kondisinya jadi kacau balau.
Orang tua selayaknya menyadari bahwa kemampuan kognitif tiap anak tuh berbeda. Terlalu memaksa anak mendapat nilai sempurna, terkadang malah membuat anak menjadi sosok yang pencemas. Kenapa? Karena mereka punya banyak ketakutan. Takut nilainya turun, takut dimarahi, takut nggak disayang lagi, dan bermacam ketakutan lainnya, yang bisa membuat interaksi sosial anak juga akan memburuk.
Padahal fondasi besar dari kemampuan verbal anak ialah interaksi sosialnya. Bukankah kemampuan bicara seharusnya dipakai untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya? Kalau anak kerap kali dicekam ketakutan, bisa jadi dia akan menutup diri dan menghindar dari lingkungan sosialnya.
Anak-anak yang kerap bercengkrama dengan kedua orang tuanya ataupun terbiasa bergaul dengan teman sebayanya, cenderung memiliki kemampuan berbahasa yang lebih tinggi. Mereka mengenal beragam kosakata baru dan maknanya, dari lingkungan terkecil yakni keluarga. Itulah sebabnya, orang tua wajib dan harus menyediaka waktu untuk membersama anak-anak. Ajak mereka bermain, membaca buku, melakukan banyak hal bersama, bukan hanya sekadar memberikan banyak mainan yang mahal semata.
Bagi anak-anak, bermain adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk belajar. Kehadiran orang tua bisa membantu anak dalam mengarahkan mana hal-hal baik, termasuk kosa kata dan perbuatan, yang kemudian akan dicontoh oleh anak. Dengan interaksi dua arah seperti ini, kemampuan emosional anak juga akan berkembang.
Nah, mulai sekarang, kuy-lah sering-sering mengajak anak ngobrol dan bermain bersama, ya! Selain menyediakan waktu lebih banyak untuk anak, kita juga bisa memilih solusi pendamping untuk memaksimalkan kemampuan verbal pada buah hati loh. Salah satunya adalah dengan melakukan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak bersama dini.id.
Mampir juga ke artikel ini : Rahasia Mengasuh Anak Lelaki Menjadi Pribadi Super
Apa sih dini.id?
Dini.id adalah startup khusus yang dirancang untuk memberikan program stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak dengan memadukan teknologi, ilmu psikologi, orang tua, dan tim ahli yang kompeten.
Beberapa program dini.id untuk mengatasi speech delay pada anak adalah:
- Sistem assessment online gratis yang bisa kita akses melalui website www.dini.id . gunanya adalah untuk mengidentifikasi keterlambatan dan potensi dalam perkembangan anak.
- Kelas stimulasi dan intervensi sambil bermain yang dilakukan di playground-playground mitra. Kelas stimulasi ini dirancang untuk mengaktifkan neuron dalam otak dengan tujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif mereka. Kemampuan kognitif inilah yang akan menjadi dasar perkembangan tahap selanjutnya, terutama untuk belajar.
- Program assesment, observasi & investigasi berkala yang disupervisi oleh psikiater dan psikolog klinis untuk mengoptimalkan perkembangan anak yang berbeda-beda dan unik.
Dengan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak, diharapkan speech delay yang terjadi pada anak akan menghilang dan anak jadi lebih lancar bicara.
Nah buat teman-teman yang kebetulan nih lagi nyari informasi soal speech delay, ini ada video tentang Mengatasi Speech Delay pada Anak Usia Dini yang sudah saya tonton. Isinya benar-benar ‘bergizi’ loh. Semoga bisa memberikan banyak pengetahuan baru untuk kita semua, yah. Oya, kalian juga boleh banget nyebarin video dan tulisan ini supaya makin banyak orang tua yang paham tentang speech delay ini dan bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat.
Thanks for reading and enjoy your parenthood!
Ternyata, kurangnya waktu komunikasi langsung sama anak bisa bikin mereka speech delay ya. Benar juga sih, ya. Ada orang yang jarang berbicara, sangat jarang sampai akhirnya dia suka lupa cara ngomong. Pernah saya nonton di discovery, dokumenter mereka yang puasa berbicara dan kelamaan waktunya sampai lupa cara bicara.
Selama ini banyak kasus yang aku temui lebih ke kurangnya stimulus dari lingkungan sih. Biasanya ibu yang terlampau sibuk dan anak dibiarkan dengan asisten, we know lah kerjaan asisten juga banyak, ujung-ujungnya ya gadget.
Dini.id ini ada aplikasinya gak ya? Bagus nih kalau punya apk lebih memudahkan lagi memantau tumbuh kembang anak.
Waaah bener banget Mbak Betty. Banyak orang tua yang kurang waspada dengan speech delay ini. Baru menyadari ketika anaknya mulai tantrum atau lebih banyak diam.
Oh, ada starup untuk tumbuhkembang anak, ya? Baru tau infonya, niiiihhh.
Alhamdulillah ya dengan kemajuan teknologi sekarang semua menjadi lebih mudah. Dengan adanya dini.id pastinya akan membantu para orang tua yang memiliki anak yang speech delay. Terima kasih mbak, artikelnya sangat bermanfaat.
Alhamdulillah, adik dan saudara-saudara yuni nggak ada yang mengalami speech delay. Tapi informasi semacam ini sangat penting, supaya bisa jadi bahan untuk pencegahan. Terima kasih, Mbok…
waah…keren ya sekarang, ada berbagai terasi atau pelatiahn untuk anak speeck delay. Semoga banyak yg terban5u dg tulisan ini.
Wow nggak boleh juga nih dipandang enteng soal anak terlambat bicara yah? Salut deh sama anak-anak simbok, biarpun dibilang cerewet. Siapa tahu besarnya nanti jadi presenter, jurnalis, atau host kan?
Makasih sharing dan informasinya mba Bety, bersyukur ya kalau anak2 dpt mama yg suka ngomong, jadi anaknya bisa terbiasa mendengar dan ikut2an omong ya.