Sebagai bentuk apresiasi dan perhatian pada isu-isu kebudayaan dan hukum seputar pemuda, sejak tahun 2019 yang lalu, PBB menetapkan tanggal 12 Agustus sebagai hari orang muda intenasional (International Youth Day). Hari ini dimaksudkan sebagai kesempatan bagi pemerintah dan pihak lain untuk menarik perhatian tentang isu-isu pemuda di seluruh dunia. Nah, dalam rangka memperingati hari pemuda internasional ini, Ruang Publik KBR bersama NLR Indonesia menggelar talk show interaktif bertajuk Yang Muda Yang Progresif, untuk Indonesia Inklusif. Asiknya lagi, saya bersama temen-temen blogger dari komunitas IIDN berkesempatan meliputnya secara eksklusif loh!
KBR sendiri adalah singkatan dari Kantor Berita Radio, yang merupakan penyedia konten berbasis jurnalisme independen yang berdiri sejak 1999 yang lalu, dan didukung oleh reporter dan kontributor terbaik di berbagai kota di tanah air dan Asia. Produk-produk KBR telah digunakan oleh lebih dari 500 radio di seluruh nusantara dan 200 radio di Asia serta Australia. Sudah banyak penghargaan yang diterima oleh KBR sebagai bentuk apresiasi atas sepak terjangnya di dunia jurnalistik.
Kembali lagi pada topik tentang keberadaan pemuda, ya. Kenapa sih, kaum muda kok jadi prioritas perhatian Karenaaa…. secara kuantitas, kelompok umur ini menempati posisi teratas populasi secara nasional.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2020 lalu, generasi Z dan generasi milenial adalah dua kelompok dominan di tanah air. Buat kalian yang belum tahu, generasi Z ini adalah mereka yang berumur 8-23 tahun, yang jumlahnya sekitar 28 persen. Sedangkan generasi milenal adalah penduduk yang berada pada rentang usia 24-39 tahun, dengan jumlah sekira 25 persen.
Dari data di atas bisa disimpulkan bahwa saat ini Indonesia tengah mengalami bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar ketimbang mereka yang berada di usia dewasa akhir atau lansia. That’s why, keberadaan pemuda ini sangat penting untuk diperhitungkan.
Sayangnya, kita juga masih harus menghadapi fakta bahwa ada 21,8 juta atau 8,26 persen penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas (Data Riskesdas). Di dalamnya, termasuk juga para OYPMK (Orang yang Pernah Mengalami Kusta). Dan dari angka tersebut, jumlah kelompok umur pemuda berada di urutan ketiga setelah lansia dan dewasa akhir.
Harus diakui, para penyandang disabilitas ini masih memiliki banyak kendala dalam pemenuhan hak-haknya. Padahal, mereka ini juga bisa banget menjadi agen perubahan dan pencetus gagasan baru untuk mendukung terciptanya Indonesia yang inklusif. Yang nggak kalah penting, kita juga harus membantu para penyandang disabilitas ini untuk mampu mandiri dan berdaya, serta mampu membantu dirinya dan keluarga.
Nah, dalam talk show kemarin ada pembahasan seru seputar apa sih yang bisa kita lakukan untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang inklusif ini.
Talk show interaktif ini berlangsung dari pukul 09:00-10:00 WIB dan disiarkan di lebih dari 100 radio jaringan KBR seluruh Indonesia dan ditayangkan secara live di channel Youtube KBR Berita. Acara seru ini dipandu oleh Ines Nirmala dan mendatangkan dua orang narasumber, yakni Ibu Widya Prasetyanti, Program Development & Quality Manager NLR Indonesia, dan Mbak Agustina Ciptarahayu, Founder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia.
Table of Contents
Apa itu NLR Indonesia dan Bagaimana Kiprahnya Mendukung Indonesia Inklusif?
NLR Indonesia adalah sebuah yayasan nasional yang menjadi anggota aliansi NLR, yang beroperasi di hampir 20 provinsi di Indonesia, yang mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta. Slogan NLR adalah: Hingga Kita Bebas dari Kusta.
NLR didirikan di Belanda pada 30 Maret 1967, dengan menggunakan pendekatan tiga zero, yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil eksklusi). Saat ini, NLR sudah beroperasi di 20 negara. Di Indonesia, NLR dibentuk tahun 2018 untuk melanjutkan pencapaian pemberantasan kusta yang telah dilakukan NLR sejak 1975.
Di Indonesia, NLR bermitra dengan sejumlah organisasi yang menangani penyandang disabilitas, organisasi masyarakat sipil, institusi pendidikan, serta pemerintah lokal, kementerian, dan lembaga pemerintah.
Visi dan Misi NLR
Visi yang diemban NLR adalah dunia yang bebas kusta dan konsekuensinya; semua orang Indonesia, terutama OYPMK atau para penyandang disabilitas, menikmati hak-hak mereka di tengah masyarakat inklusif tanpa stigma dan diskriminasi.
Misi NLR adalah mencegah, mendeteksi, dan menangani kusta dan mendukung kesehatan, kemandirian, dan inklusi penuh bagi OYPMK di tengah masyarakat dengan memperkuat petugas kesehatan, organisasi penyandang disabilitas, dan komunitas orang dengan disabilitas, serta mengedukasi masyarakat tentang kusta dan disabilitas.
Menurut Ibu Widya Prasetyanti, Program Development & Quality Manager NLR Indonesia, dalam masyarakat Indonesia sering kali masih ada stigma negatif tentang OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) ini. Stigma ini termasuk pemahaman bahwa kusta adalah kutukan, penyakit menular berbahaya, dan penyandangnya harus dikucilkan. Oleh karena itu, kalau ada orang di lingkungan kita yang menunjukkan gejala kusta atau terdeteksi menderita penyakit ini, jangan dikucilkan. Masyarakat justru harus mendukungnya agar mau berobat ke puskesmas supaya bisa segera ditangani dengan tepat, dan diharapkan bisa sembuh.
Apa Saja yang Telah Dilakukan NLR Indonesia?
Dalam menjalankan program pendampingan kepada para penderita kusta di tanah air, NLR Indonesia melakukan beberapa hal. Di antaranya adalah membantu masyarakat menghentikan penularan penyakit ini lewat rangkaian edukasi terarah serta pendampingan OYPMK. Hal ini dilakukan dengan bekerja sama dengan dinas kesehatan maupun instansi terkait lainnya. NRL Indonesia mendorong penemuan kasus kusta sedini mungkin untuk mencegah keterlambatan diagnosis dan pengobatan yang bisa menyebabkan terjadinya cacat permanen.
Selain itu, bersama pemerintah NLR Indonesia mendorong pemantauan pada pasien yang sudah sembuh untuk mengurangi risiko disabilitas akibat kusta. NLR juga melatih penyintas kusta untuk menjadi konselor bagi penderita lainnya, membuka peluang magang untuk memberi kesempatan orang muda bekerja baik di kantor NLR, organisasi, maupun perusahaan lain di dunia usaha.
Namun, karena keterbatasan kondisi teman disabilitas ini, Ibu Widya juga mengingatkan agar pihak perusahaan memberikan perhatian khusus. Misalnya saja untuk OYPMK, harus diperhatikan durasi kerjanya. Mereka ini tidak boleh stress dan kecapaian, sebab kondisi ini bisa memicu timbulnya gejala seperti kemerahan pada kulit. Selain itu, bagi mereka yang kehilangan indera perabanya karena kusta, juga harus dijauhkan dari benda-benda yang berbahaya seperti benda tajam atau listrik. Hal-hal seperti ini sebaiknya diketahui oleh perusahaan, dan dikomunikasikan dengan baik.
Pelatihan untuk OYPMK diadakan setiap tahun, dengan membuka periode magang bagi penyandang disabilitas (termasuk kusta). Biasanya, ada seleksi dari profil mereka yang masuk ke data NLR, yang kemudian dilanjutkan dengan proses assessment dan penentuan akhir. Rekrutmen ini disesuaikan dengan bakat, minat, dan tentu saja kondisi masing-masing pendaftar.
PT. Botanina Hijau Indonesia Dukung Indonesia Inklusif
Adalah perusahaan yang bergerak di bidang health care, personal care, home care dan beragam produk perawatan sehari-hari berbasis nature alias alami. Dalam laman resminya, Botanina mengklaim semua produknya 99 persen berasal dari bahan baku alami, di mana 90 persen di antaranya berasal dari pertanian organik! Wow keren ya!
“Kondisi saat ini, bidang kerja semakin luas dan tak terbatas. Namun lebih pada inovasi. Sehingga Botanina mulai membuka kerjasama berdasarkan skill yang dimiliki masing-masing person,” Agustina Ciptarahayu, Founder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia.
PT. Botanina Hijau Indonesia mengadopsi konsep inklusifitas ini sebagai sesuatu yang wajar. Setiap orang bisa mengambil bagian di dunia usaha, selama memiliki skill dan mampu mengikuti kerjasama sesuai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Menurut Mba Tina, selama ini perusahaannya telah membuka kerjasama dengan para penyandang disabilitas, terutama mereka yang memiliki kelebihan di aspek penciuman. Hal ini dikarenakan produk-produk yang mereka miliki kebanyakan mengharuskan bagian produksi untuk peka dengan aroma dan bau-bauan untuk menjaga kualitas barang. Sejauh ini, penyandang disabilitas yang bekerja di perusahaannya adalah mereka yang memiliki low vision dan autism. Sedangkan untuk OYPMK belum pernah bekerja sama. Meski demikian, Botanina tidak menutup kemungkinan suatu saat bisa merekrutnya.
Untuk para penyandang disabilitas yang bekerja di kantornya, PT Botanina berusaha menyediakan fasilitas yang memadai untuk mendukung pekerjaan. Misalnya pemakaian penerangan atau ukuran huruf yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing karyawan. Intinya, Botanina berupaya menyediakan yang terbaik untuk semua karyawannya agar bisa bekerja maksimal dan tetap nyaman.
Testimoni OYPMK dan Closing Statements
Selain dua narsum tadi, ada juga Mba Gaby, OYPMK yang bergabung dengan NLR Indonesia. Mbak Gaby bercerita tentang kondisinya saat divonis kusta dan bagaimana dia bisa bangkit dan kembali menjalani hidupnya. Baginya, NLR Indonesia sangat berperan membantunya berdamai dengan keadaan, menjalani proses pengobatan, dan berjuang untuk bangkit lagi dengan semangat. Jujur, sesi ini sangat menginspirasi loh!
Nah, menutup talk show kemarin, ada closing statement dari narasumber. Mbak Tina menyampaikan bahwa sejujurnya masih ada gap informasi yang dimiliki oleh perusahaan terkait isu disabilitas ini. Hal ini terkait akses informasi tentang kebutuhan kerja kaum disabilitas dan bagaimana proses rekrutmen yang harus mereka lakukan.
Menurut Mbak Tina, sebaiknya perusahaan-perusahaan di tanah air mulai menjalin hubungan dengan komunitas disabilitas untuk tahu info lengkap dalam upaya memberikan kesempatan kerja bagi teman disabilitas, sesuai kelebihan dan kekurangan mereka.
Sedangkan Ibu Widya menutup sesi kemarin dengan menekankan bahwa NLR Indonesia selalu siap membantu para pelaku usaha menemukan informasi seluas mungkin terkait profil teman disabilitas ini. Selain itu, mereka juga siap menghubungkan kedua pihak sampai terwujud kerjasama yang baik dan mutualisme.
Gimana, seru kan bincang-bincang berfaedah kemarin barengan KBR dan NLR Indonesia? Semoga saja ke depan kesempatan dan ruang kerja bagi teman disabilitas (termasuk kusta) ini bisa semakin luas ya.
Nah, buat temen-temen yang ketinggalan sesi pagi kemarin, masih bisa kunjungi channel YouTube KBR Berita dan search aja “Yang Muda Yang Progresif, untuk Indonesia Inklusif”.
Salam!