betykristianto.com I Fort Caning Park – Hai hai, pernah nggak sih kalian punya pikiran kalau wisata ke Singapore itu ya ngapain lagi selain belanja? Tenang, kalian nggak sendirian. Saya juga kayak gitu kok. Negeri Merlion ini memang surganya barang branded dengan harga yang jauh lebih affordable dan pastinya modelnya juga lebih up-to-date ketimbang di sini. Apalagi buat saya yang notabene tinggal di daerah. Bisa-bisa, model new arrival di sini, udah setaun lalu launching di Singapore. Huhuhu…

Selain wisata belanja, Singapore juga punya banyak destinasi wisata berbasis teknologi. Nggak heran sih ya, dengan SDA yang terbatas, negeri imut ini harus pintar-pintar cari selah untuk menarik kocek wisman selain lewat barang-barang belanjaan dan tentu saja: kasino yang mevvah itu.

Nah, kemarin pas main ke sono, saya sama anak-anak menyempatkan diri main ke Fort Canning Park, salah satu tempat wisata alam yang letaknya nggak jauh-jauh amat dari pusat kota. Sejak awal kita pengin ke sana karena kepincut sama tunnel spot photo yang femes itu. Jadilah kita agendakan main ke sana biar nggak penasaran, meski sama kakak saya ditanyain, “Emang mau ngapain di sono?” Hihihi… suka sukasukakulaah!

Buat klean yang pengen tahu apaan sih Fort Canning Park, beklah saya akan spill sedikit info ya. Klean bisa gugling untuk info lebih lengkap. Jadi, Fort Canning Park ini adalah salah satu destinasi wisata sejarah dan alam segar yang bisa diakses gratis setiap hari. Taman seluas kurleb 18 hektar ini, ada di tengah kota dan jadi paru-paru kota yang sangat penting.

Dulunya, Fort Canning Park merupakan tempat di mana bangsawan Melayu pernah memerintah pada abad pertengahan. Di tempat ini juga Inggris menyerah kepada Jepang saat Perang Dunia II. Dilansir situs resmi National Parks Singapura, Fort Canning Park juga pernah menjadi bukit yang merupakan lokasi istana raja pada abad ke-14. Selain itu, juga pernah menjadi markas pusat komando timur jauh dan barak tentara Inggris.

Saat ini, Fort Canning Park punya 9 taman bersejarah di dalamnya. Mulai dari Pancur Larangan, Artisan’s Garden, Sang Nila Utama Garden, Jubilee Park (Tahap 1), Raffles Garden, First Botanic Garden, Farquhar Garden, Spice Garden, dan Armenian Street Park. Nah, salah satu yang paling keren dan femes adalah the Tunnel, sebuah anak tangga menuju ke bawah tanah yang di atasnya berbentuk lingkaran dan dihiasi aneka tanaman merambat yang bikin foto kamu eksotis. Dan tunnel inilah yang jadi target utama kami siang itu.

Nah, setelah selesai lunch di Somerset, kami putuskan untuk lanjut ke Fort Canning. Toh nggak terlalu jauh ini. Hanya perlu waktu kurang dari setengah jam via MRT untuk sampai ke sana. Meski cuaca agak mendung, tak menyurutkan kami untuk terus ngabolang, dong!

313@somerset

Waktu itu, kami turun di MRT Station Clark Quay kalau nggak salah. Dan ternyata jalannya masih mayan jauh dong huhuhu. Mana gerimis mulai turun dan Kevin agak rewel karena capek disuruh jalan muluk. Harusnya, kami tuh turun di MRT Station Fort Canning tapi ntahlah kenapa waktu itu malah turun di Clark Quay. Setelah jalkak sekitar 20 menit, pakai acara naik dan nyebrang jembatan penyeberangan, akhirnya kami bisa melihat gerbang “Fort Canning Park”.

 

Old Police Station

Etapi, ternyata di deket situ ada Old Police Station yang sayang banget untuk dilewatkan. Setelah bertanya sama uncle penjaga di dekat gedung ini, saya sama kakak memutuskan untuk foto-foto dulu di depan gedung yang full color ini. Berikut beberapa foto di depan Old Police Station.

old police stationSementara kami asik popotoan, si bocil kami tinggal sama ayah saya di atas jembatan penyeberangan yang kebetulan lagi sepi, sambil disogok pakai sebotol minuman dingin. Sementara, gerimis mulai turun. Alhasil nggak bisa lama-lama juga di situ. Paling nggak, kami harus jalan, masuk ke area Fort Canning Park sambil berharap di dalam sana ada tempat berteduh.

Dan lagi-lagi, kena zonk, Gais! Hahaha …. Jadi sepanjang jalan setapak yang di kanan kirinya menjulang pepohonan gede-gede itu, sama sekali nggak ada tempat berhenti. Sementara langit makin menghitam dan angin makin kencang berhembus. Meski kaki udah mulai protes, kami berempat tetep jalan sambil sesekali agak berlari, sambil celingak-celinguk nyari barangkali ada tempat untuk berteduh.

Hampir setengah jam berjalan, tetep aja nggak nemu tempat untuk brenti sejenak. Dan karena tujuan kami –the Tunnel– belum ketemu juga, kami terus aja jalan, memutar, naik turun, mengikuti kontur tanah yang lembap. Setelah beberapa kali membaca signs yang ada, kami makin mendekati tunnel yang femes itu, tapi karena hujan mulai deras, maka kami pun memutuskan untuk menunda sekejap rencana popotoan, dan mencari-cari di mana kami bisa duduk tanpa kehujanan.

 

Fort Canning Centre

Nggak lama, kami menemukan lokasi tunnel berada. Tapi sayang, ujan makin deras. Nah untung, depan-depanan sama lokasi tunnel ini ada Fort Canning Centre. Dan yes, kami pun masuk ke sana. Tujuan awalnya adalah nunggu ujan reda sekalian istirahat. Ternyata lagi… dalam gedung ini nggak ada satupun bangku yang bisa kami duduki. Jadilah, kami ngadem (padahal udah kedinginan karena sempet kena gerimis di luar tadi) sambil nunggu hujan yang makin menderas itu reda.

Untungnya, di dalam Fort Canning Centre ini ada Fort Canning Heritage Gallery, semacam museum gitu. Kami masuk dan melihat-lihat koleksi yang ada. Jadi, galeri ini isinya tentang sejarah dan barang-barang peninggalan abad ke-14 hingga sekarang.

Dan seperti di tempat lain di negeri ini, galeri ini super duper bersih, rapi, dan nyaman. Nggak ada bau-bau apek atau debu gitu. Semua ruangan ber-AC dan tertata apik. Galeri ini terdiri atas dua lantai, tapi kami cuma keliling di lantai bawah aja. Kami jalan pelan-pelan sambil membuang waktu, popotoan, dan doing funny things di dalam sana. Kebetulan nggak banyak pengunjung yang datang, jadi berasa pemilik galeri deh hahahaha.

the gallery

Setelah hampir sejam berkeliling, kami ngintip-ngintip keluar dan ternyata masih gerimis dong! Waktu udah mulai sore, udara makin dingin dan tentu saja: lapar! Tapi misi utama untuk pose di tunnel belum kesampaian, jadilah saya keukeuh nggak mau pulang!!

Untung di sebelah galeri ada resto kecil bernuansa bunga-bunga gitu. Meski kecil, penampakannya di sini rada pricey sih. Beda sama jajan di hawker centre itu hahaha. Dan, berhubung masih belum waktunya makan malem, saya cuma pesan snack sama kopi buat Kevin dan kakung (itupun kalau dirupiahin mayaan banget bisa dapet sepasang sepatu wkwkwkwk). Sementara saya dan kakak melanjutkan perjuangan mencari tunnel tadi. Oya, resto ini cuma terima pembayaran pake CC doang ya, no cash!

The resto

Ini penampakan inside restonya.

Di tengah gerimis yang masih enggan pergi, saya jalan kaki lagi sama kakak menuju Tunnel yang jaraknya sekitar 300 meter dari resto tadi, menuruni banyak anak tangga dan tentu saja melawan licinnya jalan yang banyak lumut dan rumput. Kaki saya udah kerendem jadi kayak kue lumpur, karena kebetulan hari itu saya pakek sepatu datar berbahan kain yang sangat nyaman dipake jalan. Tapii… kalau ujan ya langsung nembus sampai ke dasar bumi bhahahaha.

Sesampai di tunnel ternyata udah ada beberapa turis yang antri untuk foto. Di Singapore tuh emang orang-orangnya sukak banget antri ya Ges ya, jadi nggak aneh kalau para turis juga akhirnya ketularan kebiasaan ini. Setelah antri sekira 15 menit, saya dan kakak kebagian sesi poto. Dan ternyataaaaa, birainya itu mayan tinggi, saya nggak berani naik dan pose di atasnya. Apalagi ujan masih belum pergi jugak.

Dan tada!! Beginilah beberapa foto yang layak tayang itu.

fort canning park

Berhubung masih banyak yang antri mau foto, kami cuma ngabisin sekitar 5-7 menit di atas dan bergegas balik ke resto. Udah mau jam 4 sore, dan langit masih muram. Untungnya, ujan mulai reda dan menyisakan bau lembap yang menenangkan.

Kali ini, kami memutuskan untuk naik dari Doby Ghaut Station yang ternyata cuma ada di seberang jalan. Dari situ, kami lanjut ke Stadium Station untuk kembali ke rumah kakak. Beruntung, pas turun dari MRT, cece saya telepon dan kami pun dijemput di sana. Jadi nggak perlu naik bus lagi. Fuiiih, mayaan banget hehehe.

Meski nggak sempet berkeliling ke semua area di Fort Canning Park ini, kami udah puas sih. Minimal target utama foto di tunnel udah dapet. Next kalau ada kesempatan ke sana lagi, mungkin kami akan mengunjungi area-area lain yang nggak kalah bagusnya. Oya, ada hotel juga loh di dalam taman ini. Ada tempat mainan anak juga yang kece. Pokoknya semua bagus gitu. Cuma emang nggak akan cukup sehari untuk eksplor semuanya.

Nah, itu tadi sedikit cerita tentang Fort Canning Park, salah satu destinasi wisata asik selain ngemall kalau pas ke Singapore. Hm, besok cerita soal apa lagi yah?

bety kristianto