Table of Contents
“Terima kasih Mba, udah jadi inspirasi buat saya. Nggak nyangka dari yang awalnya iseng berselancar di dumay, eh nyangkut di blognya mba ini. Makasih sudah menularkan semangat positif. Saya jadi enggak ngerasa sendirian.”
Demikian kurang lebih isi sebuah komentar di blog betykristianto.com ini. Meski hanya beberapa kalimat, tapi saya sangat tersentuh. Betapa tidak? Sejak resign dari kantor dan jadi full time mom, saya nggak pernah punya keinginan muluk lagi. Boro-boro jadi inspirator, punya teman aja kagak. Keluar rumah aja pas wiken doang. Itupun masih dirempongin sama bayi dan anak bujang yang very demanding. Saya hampir enggak punya waktu untuk mikirin diri sendiri. Apalagi mengkhayal jadi orang yang diidolakan orang lain. Ciyeee, diidolakaaaann hahaha *bahasamu, Mbok!*
Perempuan itu memang makhluk yang mudah tersentuh dengan hal-hal yang emosional. Makanya saya pas ada yang nanya kayak gini misalnya, “Mba Bets, emang hepi ya jad IRT beneran? Nggak kangen ngantor lagi? Beneran mba?” mata saya bisa mrambangi lagi (mbrambangi means berkaca-kaca).
Jujur sih ya, sebagai manusia yang haus akan kekuasaan penghargaan, kadang saya juga ada kangen-kangennya sama kerjaan kantor. Ketemu banyak orang, miting sana sini pake high heels, parfum wangi dan outfit keren. Tapi… saya selalu diingetin lagi bahwa terkadang kita dihadapkan pada pilihan yang nggak mudah. Kompleks dan mungkin sangat berat untuk diambil. Prioritas, kenyataan dan tanggung jawab pribadi selalu menjadi pertimbangan utama saat harus memutuskan sesuatu. Dan ya.. itulah yang saya ambil.
Mungkin yang satu ini cocok untukmu : Pentingnya Menjaga Keseimbangan Jiwa dan Raga
Keputusan menjadi full time mom memang sudah bulat saya ambil 7 tahun lalu. Dan saya sangat sadar akan konsekuensinya. Berat? Pasti. Tapi bukankah setiap pilihan membawa konsekuensinya masing-masing? Ya udah meski berat, meski kadang di awal-awal saya sering mewek, mellow, sedih dan galau, at the end saya akhirnya bisa berdamai dengan diri sendiri dan keadaan.
Well, kembali lagi pada kalimat pembuka di awal tulisan ini. Sejak memutuskan menjadi IRT sepenuh waktu, saya memang kehilangan banyak kesempatan untuk bertemu banyak orang. Dunia saya lebih banyak soal popok kotor, dapur yang selalu berantakan, rumah penuh mainan dan layaknya kapal pecah. Teriakan dan lolongan anak-anak yang hampir setiap hari selalu ada, atau tumpukan baju yang menunggu antrian dilicinkan. Jadilah saya pelan-pelan mulai mengubur keinginan untuk melakukan banyak hal. Mimpi-mimpi yang belum terwujud, perlahan makin pudar seiring keputusan saya untuk melayani keluarga kecil tersayang. Makanya saya ngga nyangka kok bisa idup saya yang begini-begini aja kok jadi inspirasi bagi orang lain? Nggak salah tuh?
Saya ini cuman IRT loh, bukan bu boss yang syantik zelita, bukan motivator andal macam Merry Riana apalagi hartess kayak Raisa. Duh, saya hanya simbok-simbok yang kerjaannya ngider, yang suka jadi chef trus banting setir jadi tukang ojek yang nyambi juga jadi tukang londrian. Pas senggang, saya hanya curhat di blog dan nulis ini itu untuk sekedar memakai otak. Tapi kok bisa ada orang yang bilang saya ini inspirator? Unch… saya GR lagi deh.
IRT yang nyambi jadi BLOGGER dan PENULIS
Menjadi penulis adalah pilihan yang saya ambil di awal tahun 2016, tepat setelah 4,5 tahun “jobless”. Kalau ditanya kenapa kok milih dunia tulis menulis? Jawabannya karena bisa dikerjain kapan aja, dan yang pasti bikin saya hepi. Itu aja. Saya nggak nyari uang, apalagi pujian. Saya cuma ingin ngeluarin apa yang ada di kepala dan hati saya biar jadi sejarah buat anak cucu nantinya. Kalau ada orang lain yang mau baca, ya itu bonus.
Apa nggak pernah nyoba bisnis yang lain? Pernah, dan hasilnya nggak bagus. Makanya saya capek. Trus daripada mewek dan galau, saya pun banting setir ke dunia lain.
Sebenernya, menulis bukanlah hal baru buat saya. Sejak 2012 yang lalu, saya udah mulai ngeblog. Meski masih keseringan nulis soal remeh temeh, curhatan geje atau sekedar bikin puisi galau gitu, tapi semua itu sukses bikin saya sedikit bisa tersenyum. Tapi sejak 2016 itulah saya serius nulis buku, artikel lepas, bahkan belajar banyak hal tentang dunia literasi. Saya udah nulis perjalanan menulis saya di sini ya. Sok mangga mampir lagih.
Selain nulis buku, ngeblog juga bikin saya ketagihan. Jujur, dari awal ngeblog sampe sekarang saya udah dapetin buanyak banget manfaat. Nggak hanya menang lomba, lewat ngeblog juga dunia saya lebih luas. Saya jadi punya temen, komunitas, dan dapat banyak informasi yang bikin otak saya terisi lagi.
Jangan tanya soal materi ya manteman. Saya nggak bilang jadi blogger atau penulis itu nggak ada uangnya. Itu hanya soal persepsi. Uang dan materi lainnya bisa jadi sedikit atau banyak tergantung cara pandang dan kelola masing-masing orang. Buat saya, ngeblog dan nulis buku adalah cara saya menjadi diri sendiri. Uang, materi, penghargaan dan pujian adalah bonus luar biasa yang saya dapatkan. Mungkin bagi blogger atau penulis lain, hal ini berbeda. Ada yang memang meniatkan diri menjadikan blog sebagai pundi-pundi uang, ada yang buat hepi-hepi aja, ada yang buat branding dan lain-lain. No problem. Masing-masing memiliki niatnya sendiri dalam melakukan sesuatu. Bagi saya, being happy and blessed is more than anything. Apalagi kalau bisa jadi berkat dan menginspirasi orang lain. Itu sebuah keberkahan luar biasa.
Terkadang, saat lagi sendiri di sunyinya malam, saya suka berdiam diri. Merenung dan mendapati diri saya begitu bersyukur. Betapa hidup saya luar biasa. Saya yang bukan siapa-siapa, yang “hanya” perempuan biasa, tanpa gelar dan jabatan tinggi ini, ternyata berarti bagi orang lain. Ada perempuan-perempuan lain di luar sana (yang bahkan mungkin banyak yang saya nggak kenal) yang terinspirasi dari tulisan-tulisan saya, membaca kisah hidup saya, atau mendengar cerita saya dari orang lain dan terberkati olehnya. Hal itu sungguh menjadikan saya bangga, bahagia dan yang terpenting merasa berharga.
Baca juga : 5 Hal yang Harus Dimiliki Perempuan
So, Moms, I just wanna tell you how grateful I am to be what I am today.
Buat kalian yang mungkin saat ini merasa seakan jadi kain pel yang buruk rupa, plis look at yourself and find out that you are beautiful, precious and God loves you so much. Nggak ada yang bisa ngalahin kesedihanmu kecuali dirimu sendiri. Jadilah kuat, terang dan bersinar. Pendarkan cahayamu hingga seisi duniamu ikut bersinar. Karena setiap perempuan sejatinya adalah lampu kristal yang indah, penerang dan penyokong rumah yang hangat, tempat berteduh bagi anak-anak dan suamimu tercinta. Jangan biarkan cahayamu redup dan batinmu terluka.
Bisa jadi kita bukan siapa-siapa, bukan seseorang yang dikenal dunia. Tapi kita bisa menjadi seseorang yang luar biasa dan berarti bagi orang lain.
BE BRIGHT, BE HAPPY, AND ABOVE ALL THINGS, BE GRATEFUL FOR WHAT YOU ARE!
AKu merasa dikuatkan dengan kalimat terakhirmu mbok. Sering akutu ngerasa kaya kain pel pada dasarnya memang bahagia itu harus kita yang munculkan dan ciptakan ya
Semua pilihan memang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Tergantung dari diri kita sendiri juga, bisa menerima dan menikmati pilihan kita atau enggak?
Bukankah yang namanya bahagia itu kita sendiri yang ciptakan?
Jadi, bisa menerima diri sendiri dan bersyukur dengan apa yang kita miliki serta bisa bermanfaat untuk orang lain, kayaknya udah cukup, deh … hehehe
Aih mbak Bety salam
kenal, syukaa mbak dg tulisannya, jadi tambah semangat nih untuk jadi penerang keluarga, makasih ya mbak remindernya😍😍
Aiiissh aku pun sekadar tulisan sederhana dan itu bisa membantu orang menemukan solusinya sudah bahagia banget. Padahal yo kadang cuma skadar sharing pengalaman atau tips. Dan di bidang nulis ini aku jadi merasa tak ada ilmu yang sia-sia.
Eleh-eleh, Mbok Bety mengingatkanku untuk berpijar kembali. Sempat lelah beberapa waktu ini karena memang aku lg full dengan urusan rumah tangga. Tapi yawislah, jalani saja dengan bahagia. Toh tak ada yang menuntut ini dan itu. Ingat komitmen pernikahan, ingat prioritas. Yakin setiap pilihan yang dijalani dengan penuh dedikasi akan bermuara di tempat yang indah. Amiin.
Yuni nggak pernah merasa jadi kain pel. Yuni selalu merasa beautifull with my own self. Like simbok deh. Hehehe
Mbak Betty … love u😗
Mbak inspirasiku buangett, baik dari tulisan maupun atitude sebagai blogger maupun sebagai penulis.
Walau sudah senior dan banyak pencapaian. Mbak nggak pernah sombong, aslinya emang pinter, santun, cantiik, baik sama teman.
Wuiih banyak mbak.
Selalu sehat, ya mbak.
Dan teruslah menginspirasi kami, emak penulis dan blogger mulai mengenal jagad literasi ini. 😊💕