Langit beranjak terang saat saya selesai mengaduk secangkir sari jahe hangat plus madu dan sedikit lemon segar. Sambil selonjoran di ruang tamu, saya menyeruput minuman hangat itu pelan-pelan. Beberapa kali streching ringan disertai pengaturan napas cukup membantu menyatukan jiwa raga. Rutininas ini saya jalani setiap pagi sebelum melakukan aktivitas sepanjang hari sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang saya jalani dua tahun terakhir.
Sejak Kevin mulai bersekolah, kesibukan saya makin bertambah. Profesi baru sebagai driver, teacher, sekaligus nanny rasanya begitu melelahkan. Nggak jarang saking sibuknya saya jadi suka abai dengan jam makan dan istirahat. Saya hampir nggak punya waktu untuk diri sendiri dan mulai diserang penyakit bernama “frustasi”.
Beruntung, masa-masa itu tak berlangsung lama. Saya segera mengatur ulang semua jadwal harian dan memberi ruang yang cukup untuk diri sendiri. Sekedar menikmati awal pagi yang tenang sambil sesekali melakukan meditasi ringan seperti ini bermanfaat banget untuk menenangkan diri dan membuang energi negatif.
Table of Contents
Saya dan Mimpi-mimpi
Sejujurnya, saya selalu percaya bahwa mimpi adalah bahan bakar untuk hidup. Tapi semua itu sempat kandas saat saya memutuskan untuk resign dan kembali menjadi IRT. Sebuah keputusan rumit yang terpaksa saya ambil di tengah kegalauan. Sulit rasanya menerima keadaan dan berdamai dengan diri sendiri. Rasanya tuh berat banget. Hidup sepertinya nggak bernyawa. Nggak ada lagi yang saya kejar, nggak ada lagi mimpi yang ingin saya wujudkan. Semua hambar.
Kegalauan saya berlanjut hingga beberapa tahun berikutnya, terlebih ketika kesibukan memiliki bayi lagi dan tuntutan kebutuhan domestik yang harus selalu saya penuhi, membuat hidup saya rasanya benar-benar stuck. Mentok. Nggak bisa lagi bergerak maju. Saya hanya menjalani hidup ini karena saya masih terjaga dan menghirup udara. Itu saja.
Untungnya, ada suami yang selalu menguatkan dan menyemangati hingga akhirnya saya memilih menulis sebagai media self healing sampai saya berani menulis buku. Tak disangka, selama proses menjadi penulis ini saya berkenalan dengan komunitas penulis yang begitu menginspirasi. Dari mereka saya menemukan semangat dan berani untuk mulai bermimpi lagi. Perlahan, ruang hampa di dalam diri saya mulai terisi kembali dan hati saya dipulihkan. Sungguh sebuah jalan yang indah dari Tuhan.
Ikhtiar Mengejar Mimpi yang Berujung
pada Gangguan Kesehatan
Menemukan dunia baru yang begitu mengasyikkan, tak pelak membuat saya kecanduan. Semangat dan energi yang selama ini terpendam, seakan menemukan muaranya. Saya begitu antusias menulis buku, menjadi kontributor media, dan belakangan aktif menjadi blogger. Sungguh sebuah ritme baru yang begitu menggairahkan. Lewat menulis, saya bisa menuangkan ide, kreativitas, sekaligus meraih penghargaan. Sesuatu yang selama ini nggak saya dapatkan saat “hanya” menjadi IRT.
Namun, tanpa saya sadari saking excited-nya, saya jadi punya kebiasaan jelek yaitu begadang. Melek tengah malam membuat saya ketagihan kopi, bahkan rela memangkas waktu istirahat hanya 3-4 jam sehari, demi menulis. Terkadang kalau sudah kelelahan, saya jadi uring-uringan. Beberapa kali saya bahkan melampiaskan emosi pada anak-anak. Duh, kalau ingat itu rasanya nyesek banget.
Saya saat launching buku kedua.
Nggak hanya terlalu banyak menggunakan waktu untuk menulis dan berkreasi di dunia maya, saya pun banyak kehilangan waktu berharga untuk membersamai anak dengan penuh. Memang, saya hadir di samping mereka, tapi jiwa saya tak sepenuhnya ada. Kadang, saya jatuh tertidur kala menemani si kecil bermain. Saat menyetir pun beberapa kali saya dihadang rasa kantuk yang teramat sangat.
Ya gimana nggak ngantuk? Tekanan darah saya sering kali hanya berkisar 80-90/60-70 saja. Itu pun sudah dopping beberapa cangkir kopi setiap hari. Dokter menyarankan agar saya rehat dan dilarang menyetir. Jadilah saya makin stress dan uring-uringan.
Gimana mau rehat? Wong tumpukan deadline menggunung. Belum lagi idealisme saya untuk ngeblog dan menulis buku nggak bisa saya kesampingkan begitu saja.
Puncak dari semua itu ketika awal tahun lalu saya diserang sakit yang teramat sangat di ulu hati. Rasa menyengat disertai nyeri membuat saya pucat dan hampir pingsan. Seluruh badan rasanya lemas, pandangan berkunang-kunang dan kepala berdenyut kencang membuat saya menyerah dan menghentikan semua aktivitas. Belum sempat pulih dari kondisi ini, diare datang tanpa permisi membuat kondisi fisik saya makin drop.
Dokter mengatakan saya terkena maag akut (gastritis) dan harus bedrest total. Rasanya, itulah titik balik saya sadar bahwa saya nggak bisa lagi mengabaikan kesehatan demi mengejar mimpi. Asli, saya takut juga sama penyakit ini. Soalnya menurut WHO, gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling umum diderita masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Berdamai dengan Diri Sendiri
Pengalaman pernah diopname berminggu-minggu akibat gila kerja, lalu divonis bedrest oleh dokter karena tekanan darah rendah, anemia, dan gangguan pencernaan akut, membuat saya mulai berdamai dengan diri sendiri.
Saya sadar, setiap manusia punya mimpi yang ingin diwujudkan. Tapi, kenyataan di depan mata pun tak selayaknya ditafikkan. Karena itu, perlahan saya mulai me-reschedule, mengurangi beberapa job, dan menyediakan waktu lebih banyak untuk memerhatikan kehidupan nyata. Dengan begitu, beban mental saya mulai berkurang.
Menulis tetap menjadi passion saya. Tapi di lain sisi, saya nggak pengen hal itu menjadi gangguan serius bagi kesehatan. Dengan kesadaran penuh, saya menurunkan ekspektasi dan kembali lagi pada kodrat saya sebagai ibu dan istri. Fokus utama saya adalah anak-anak dan suami. Karena itu saya belajar melepas ego dan obsesi, bukan melepas mimpi. Saya ingin hidup yang lebih seimbang, lebih tenang dan stress free.
Quality time bersama anak-anak menjadi salah satu obat anti stres saya.
Gaya Hidup Sehat dan Minuman Herbal,
Cara Saya Menikmati Hidup
Untuk mendapatkan hidup yang lebih sehat, saya mulai dengan lebih banyak mencintai diri sendiri dan berusaha untuk merasa bahagia. Bersyukur untuk apa yang saya punya dan tidak saya punya. Saya nggak lagi ngoyo mengejar banyak hal, tapi lebih semeleh dalam menjalani hidup. Saya juga meluangkan banyak waktu bersama anak-anak, suami dan orang tua. Awalnya memang sulit, tapi lama-lama bisa juga saya lakoni.
Di samping mengatur ulang jadwal harian, saya pun nggak anti lagi sama aktivitas outdoor. Mulai dari jalan kaki, bersepeda, dan memanfaatkan belasan anak tangga di rumah sebagai media olahraga yang efektif. Jam-jam tidur yang sempat terabaikan, sekarang saya bayar lunas setiap hari.
Selain mengatur pola hidup, saya juga membiasakan diri mengonsumsi makanan dan minuman yang lebih manusiawi. Sayur dan buah menjadi menu wajib setiap hari. Kalau sebelumnya saya biasa mengawali hari dengan secangkir kopi, kini sari jahe hangat dari Herbadrink plus madu atau lemon segar tak pernah absen menemani saya menjemput hari.
Sebenarnya, mengonsumsi jahe ini sudah lama saya lakukan. Biasanya saya membuat rebusan jahe dicampur daun jeruk, gula aren dan serai untuk menambah stamina, terutama kala tubuh sedang lelah atau nggak fit. Minuman ini selalu jadi andalan saya menangkal kembung, pegal-pegal, mengatasi gejala flu dan batuk, atau mengusir rasa mual menjelang menstruasi. Jahe juga efektif untuk proses detoksifikasi sehingga badan terasa lebih bugar. Mood pun makin oke.
Minuman herbal lain yang jadi favorit saya adalah sari temulawak. Biasanya, saya mencampurnya dengan segelas infused water untuk melawan cuaca panas. Rasanya seger banget apalagi diminumnya siang-siang.
Temulawak ini dipercaya mampu menjaga fungsi hati dan saluran pencernaan. Tentu ini cocok banget buat saya yang sering mengalami gangguan asam lambung gara-gara telat makan dan pilihan menu yang nggak seimbang. Apalagi saya jawara makan pedas dan asam, dua hal yang sering banget menjadi pemicu masalah pencernaan. Setelah rutin mengonsumsi temulawak (biasanya seminggu sekali), sekarang gangguan ini berangsur-angsur hilang.
Biasanya ibu saya telaten membuat sendiri sari temulawak dengan cara memotong temulawak tipis-tipis lalu menjemurnya hingga benar-benar kering. Temulawak kering ini nantinya diseduh dengan air panas dan diminum bersama gula jawa.
Sejak kenal Herbadrink, kami nggak lagi repot menyiapkan minuman sehat kaya manfaat ini. Cukup seduh dengan air secukupnya, aduk sebentar dan segelas minuman super sehat siap dinikmati kapan saja.
Herbadrink Menyediakan Kebaikan Alami
untuk Menunjang Gaya Hidup Sehat
Selain sari jahe dan sari temulawak, Herbadrink juga menawarkan beragam varian lain seperti beras kencur, chrysanthemum, wedang uwuh, kunyit asam dan lidah buaya. Semuanya dibuat dengan teknologi tinggi, dan dikemas secara praktis dan higienis. Udah gitu, bebas endapan pula. Jadi nggak takut-takut lagi mau nyeruput sampe tandas. Lebih sehat pula pastinya, karena nggak pakai pengawet. Udah gitu ada pula varian sugar free yang pastinya cocok buat siapa saja yang sedang mengurangi gula.
Sejak menjalani gaya hidup sehat ini, saya merasakan efek yang cukup besar. Nggak hanya emotionally stabil, saya juga bisa lebih tenang dan nggak mudah stress menghadapi setumpuk rutinitas harian. Setelah rutin mengonsumsi sari jahe dan sari temulawak dari Herbadrink, badan lebih fit, bugar dan berasa lebih ringan. Saya jadi lebih gesit menyelesaikan aneka kerjaan. Bahkan, kalau dipikir-pikir, sudah lama banget loh saya nggak main ke klinik bu dokter. Tapi rutin loh ya, nggak instan kayak mie keriting.
Kini saya lebih enjoy dan nggak ngoyo lagi menjalani hidup. Fisik dan psikologis jauh lebih sehat, jiwa dan raga pun terpelihara. Yang terpenting, saya bahagia menjadi diri saya apa adanya. Benarlah kata pepatah Mens sana in corpore sano. Dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.
Wow suka banget sama caranya mbak bertutur. Aku menikmati setiap kata.
Seenak menikmati segelas sari jahe hangat kala tubuh mulai protes pada cuaca yang mengigit
Makasih mba.. memang menikmati kebaikan alami itu menyegarkan ya.. hehe.. btw makasih juga dukungannya untuk tulisan saya.. masih harus banyak belajar mba 🙂
Memang akhirnya kita sendiri yang harus me-reschedule semua aktivitas berdasarkan prioritas ya mba. Maunya sih semua dikejar dan diraih, tapi terkadang kita jadi lupa untuk memperhatikan kesehatan. Semoga sehat selalu dalam membersamai keluarga mba.
Ternyata mengejar mimpi juga perlu jeda ya mbak.. Bukan untuk berhenti, tapi untuk mengumpulkan energi lebih banyak lagi, dan mengatur strategi. Salut mb, untuk pencapaian yang sudah diraih mb bety..
Yup, salah satu point penting dalam postingan ini adalah tentang “mengatur strategi” dalam mengejar mimpi
Bener nih mbak, aku sering capek banget dikejar rutinitas yang tak pernah ada habisnya. Kerjaan numpuk, butuh penyelesaian segera. Harus begadang demi kerjaan. Ujung-ujungnya badan drop dan tak bisa ke dapur. Aku suka dg minuman temu lawak mbak. Pengen nyobain herbadrink ini…. sepertinya bisa membuat tubuh bugar ditengah aktivitas yang padat ya mbak.
Saat ini pengobatan berbahan herbal sangat digemari masyarakat ya. Lagian bener juga kalau semua kita kembalikan ke alam itu rasanya keseimbangan tetap terjaga. Asal bahan alamnya juga tidak terkontaminasi zat non alami pastinya ya
Salam.
Okti Li
Mba Bety, I feel you
Karena dakupun kerap terjerat perasaan serupa.
Semogaaaa kita kuat dan saling menguatkan yaaaaa
Harus meluangkan waktu untuk me time biar ga stress ya dengan mengatur waktu mengurus semua Hal
Yang terpenting sehat bukan cuma fosik tapi jiwa juga ya
Halo mba Betty. Memang tak mudah ketika memutuskan dari bekerja menjadi IRT. Tapi memang harus berdamai dengan diri sendiri ya mba. Mau nyoba ini ah
Sari jahe bikin Kita Seger dan stamina Makin ok.
Cepat tinggal tuang dan kasih air. Enaknya kreasikan dengan Buble makin enak. Srupuut air dingin
Dulu saya perfeksionis banget. Tetapi, sekarang saya berusaha santai aja, lah. Ternyata lebih bisa menikmati hidup dengan santai begini
Dulu saya perfeksionis banget. Tetapi, sekarang saya berusaha santai aja, lah. Ternyata lebih bisa menikmati hidup dengan santai begini
Salut dg segudang aktivitas mba dan keputusan utk memprioritaskan hal terpenting : kesehatan dan kelg. Trims utk sharingnya mba.
Berdamai dengan diri sendiri itu penting
Aku sekarang juga berusaha lebih santai. Berusaha melambatkan ritme hidup. Ga mau terburu-buru kayak dulu lagi
Aku sekarang juga berusaha melambatkan ritme hidup. Ga mau terburu-buru kayak dulu. Lebih santai dalam menikmati hidup
Wah, aku juga begini Mbak. Punya impian setinggi langit. Tapi akhirnya bergelut di rumah dengan 4 anak. Awalnya sedih, tapi akhirnya berdamai. Dan enjoy. Tapi tetep ternyata, walopun di rumah, kasibukan tak pernah surut.
Aku salfok,Mbak Bety cakep banget hehe bilang masih gadis mungkin orang percaya. Sehat selalu ya Mbak Bety
Waaahh moga gak sakit lagi mbak. Tapi emang ada kalanya sakit itu kyk pertanda bahwa ada yg keliru dan udah bener banget ya mbak dengan cara mengubah gaya hidup gtu.
Btw saya juga suka lho minum Herbadrink 😁
April
Alhamdulillah, titik balik saat kondisi terendah itu memang anugrah banget yg mbak kl sekarang flashback. Sehat2 mbak, lebih legowo tp usaha disesuaikan sikon memang jd pilihan yg lebih pas. Ntms juga nih, hehe. Apalagi tambah konsumsi lebih sehat kayak herbadrink, aku juga sukaaa mbak 😍
Sebagai ibu rumah tangga yang aktif memang harus ditekankan sekali untuk menjaga kesehatan ya Mbak. Apalagi jika bekerja. Kalo sampai opname gitu bisa kacau semua rencana. Semangat Mak, semogabtetus sehat.
Saya belum menikah tapi kadang suka insecure kalau ngebayangin saya harus jadi IRT sepenuhnya. Tapi karena saya sehari-harinya kerja di bidang dunia tulis juga terus jadi kepikiran, kalau nanti sudah menikah dan memang harus menjadi IRT full time maunya tetep bisa berkarya dengan jadi freelance content writer hehehe.
Aku setuju sih meskipun sudah menikah jangan sampai lupa buat terus menciptakan kebahagiaan diri sendiri, meskipun tidak bisa se-intens saat masih single hehehe
Setuju banget mbak, melepaskan ego dan obsesi, bukan melepas mimpi. Damai sekali rasanya saat bisa menikmati hidup apalagi sama keluarga. Minumannya dn tulisannya terasa hangat, cuz pingin ikutan nyoba😍