Table of Contents
“Jangan menyerah Bu, pasrah saja. Jalani dengan senyum dan berdamailah dengan keadaan. Sepertinya itu jalan terbaik. Operasi tidak akan menjamin semuanya membaik, saya hanya bisa mengatakan semua itu fifty-fifty. Bahkan jika tindakan itu dilakukan di luar negeri sekalipun.”
“Artinya, Dok?”
“Ya, kalau gagal, kursi roda akan menjadi teman Ibu selamanya.”
Percakapan dengan dokter itu masih terngiang di telinga saya. Beberapa kali, ucapan itu bahkan terulang di rumah, meluncur dari mulut ibu. Dan itulah yang menjadi pertimbangan kami untuk tidak menempuh jalan operasi.
Ya, sudah beberapa tahun terakhir ibu kesulitan berjalan lama dan jauh. Dokter mengatakan beliau mengalami HNP (Hernia Nucleus Pulposus) atau yang sering kita kenal sebagai saraf kejepit. Konsekuensinya, ibu harus banyak beristirahat dan rileks. Nggak bisa pergi-pergi terlalu jauh.
Menurut informasi yang saya kumpulkan, HNP ini adalah kondisi di mana bantalan antar tulang belakang (yang sangat lembut) menonjol. Hal ini menyebabkan saraf sekitarnya tertekan dan mengakibatkan rasa nyeri yang umumnya terjadi pada punggung dan leher.
HNP bisa disebabkan karena beberapa faktor, di antaranya adalah usia, faktor genetik, cedera pada tulang belakang, dan berat badan berlebih. Ibu saya memang pernah mengalami kecelakaan beberapa puluh tahun ke belakang. Dan ini mungkin adalah efek jangka panjang yang baru dirasakan sekarang.
Komplikasi HNP yang biasa terjadi adalah sindrom cauda equina, yang ditandai dengan kelemahan pada tungkai dan susah mengontrol buang air. Selain itu, penderita juga cenderung mengalami mati rasa atau tidak peka pada sentuhan. Dan itulah yang sekarang terjadi pada ibu saya. Bermacam pengobatan dan tindakan medis sudah dilakukan, tapi kondisinya belum banyak berubah.
Ah, ingatan saya melayang ke waktu sekitar lima tahun yang lalu…
Januari 2013.
Matahari bersinar terik di langit Bali saat mobil yang saya kendarai bersama keluarga memasuki kawasan Pura Luhur Uluwatu. Namun hal itu nggak menyurutkan semangat kami berlima –saya, suami, Rafael, Mbah Kakung dan Uti– untuk menapakkan kaki di salah satu pura paling terkenal di pulau dewata ini. Pun demikian nampaknya dengan ratusan orang yang telah memadati lokasi wisata yang terletak tepat di tebing yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia ini.
Melewati loket pembelian tiket, kami disambut beberapa petugas yang segera mengulurkan kain khusus berwarna ungu untuk kami kenakan selama menjelajahi kawasan pura sakral ini. Sempat ragu karena banyaknya monyet yang berkeliaran dengan bebas di dalam kompleks pura, sang petugas meyakinkan kami bahwa semua akan baik-baik saja. Meski demikian, kami tetap meminta bantuan dari salah satu penjaga pura untuk mengawal kami berkeliling.
Terdapat ribuan anak tangga di pura ini yang harus ditaklukkan untuk melihat secara lengkap keseluruhan kompleksnya yang luar biasa. Dan, itulah yang kami lakukan. Jujur, kaki saya sempat gemetaran saat menapaki satu persatu anak tangga itu. Nggak cuma banyak, jalur yang kami lewati menanjak, sempit dan lumayan sesak karena banyaknya pengunjung.
Hampir setiap beberapa menit sekali sang pemandu wisata mempersilakan kami beristirahat. Mungkin beliau kasihan melihat tampang kami yang lusuh, ngos-ngosan dan sedikit tersendat jalannya, terutama ibu. Berjalan di bawah sengatan mentari plus kecuraman medan yang semakin berat itu nggak mudah, loh Moms. Beruntung pemandu kami cukup sabar mengikuti jalan kami yang seperti keong. Nggak cuma sebentar-sebentar minta rehat, tapi juga cekrak-cekrek mengabadikan diri dengan kamera pocket.
Yup, di masa itu saya belum punya hape canggih yang dilengkapi kamera super keren. Jadilah ke mana-mana kami mengandalkan kamera warna hijau tosca yang sudah beberapa tahun umurnya. Lagipula, rasanya tahun segitu belum banyak hape berkamera canggih yang ramah di kantong. Hehe. *alesaaan*
Walau lelah, kami tetap bersemangat meneruskan perjalanan sampai akhir. Namun, saat itu nggak ada satupun dari kami yang menyadari kondisi ibu saya sebenarnya. Entah saking senangnya bisa bepergian dalam formasi lengkap atau memang tidak menyadari alarm tubuh yang mulai berdering perlahan, ibu terus berjalan meski beberapa kali minta istirahat.
Keindahan kompleks Pura Uluwatu ini memang bikin kami speechless. Tebing curam setinggi kurang lebih 70 meter ini seperti raksasa gagah perkasa yang nggak takut dengan jilatan ombak yang ganas. Sungguh, setiap kali mulut saya terbuka, saya hanya bisa mengucap kalimat-kalimat yang berisi kekaguman pada ciptaan Tuhan yang satu ini. Deburan ombak di kejauhan seakan menjadi musik yang menenangkan jiwa. Niat hanya ingin menghabiskan satu hingga dua jam di tempat ini, nyatanya berubah jadi berjam-jam. Kami nggak pengin pulang. At least sampai senja menutup hari yang indah itu.
Mengukir Momen Berharga di Puncak Uluwatu
Setiap orang tentu punya momen-momen khusus yang berharga dalam hidup, right? Saat semuanya telah berlalu, momen-momen itu akan terus hidup dalam hati kita.
Itulah yang saya rasakan saat menjelajahi laman Facebook pribadi saya. Meski nggak sepenuhnya mengingat secara jelas tanggal dan hari di mana saya menjejakkan kaki di Pura Uluwatu, tapi saya masih bisa merasakan kebahagiaan lewat foto-foto yang saya ambil.
Om Mark sepertinya ingin mengingatkan saya betapa momen berharga di Uluwatu 5 tahun yang lalu itu begitu berarti. Saya menyusuri foto demi foto yang pernah saya unggah waktu ke Bali dan menemukan betapa tawa kami begitu ceria waktu itu. Nggak pernah terbersit di benak saya, semuanya itu akan menjadi kenangan yang indah sekaligus mengharukan saat saya memandangnya hari ini.
Trip kami ke Bali 5 tahun lalu ternyata menjadi kesempatan terakhir ibu saya bisa berjalan dengan baik tanpa keluhan berarti. Faktanya, setahun berikutnya beliau harus menyerah pada vonis dokter yang menyatakan beliau terkena pengapuran tulang belakang dan saraf kejepit yang membuatnya kesulitan berjalan dan duduk tegak. Jika harus bepergian jauh, ibu harus duduk di kursi roda. Meski demikian, beliau masih bisa beraktivitas ringan dan berjalan di seputaran rumah.
Yah, manusia memang nggak pernah bisa memprediksi jalan di depan sana. Karena itu, saya sungguh bersyukur telah mengukir momen berharga bersama perempuan paling berarti dalam hidup saya itu sebelum beliau dinyatakan sakit dan harus banyak beristirahat. Nggak kebayang kalau waktu itu saya nggak jadi mengajak ibu pelesiran ke Bali, mungkin selamanya ibu nggak akan pernah melihat salah satu pura terindah di pulau dewata itu.
Lihatlah, senyum ibu saya manis sekali, kan? Ahh… rasanya saya ingin terlempar lagi ke Uluwatu dan mengajak ibu tertawa lepas memandang lautan yang biru menghijau itu.
Saat sekeping foto menjelma menjadi momen, di situlah saya menyadari bahwa keberadaannya tak hanya merekam jejak kita di masa lalu. Tapi juga menghadirkan kembali rasa dan kenangan yang menyertainya. Meski berkesempatan mengabadikan ratusan foto dengan kamera pocket dan smartphone alakadarnya, saya tetap sedih loh. Pasalnya, beberapa foto saya ternyata nggak ada alias hilang! Hal ini mungkin saja karena saya sempat ganti laptop dan hape beberapa kali. Nah, mungkin saja file-nya tidak tersimpan dengan baik pada saat data dipindahkan, huaaaaa.
Mengingat hal itu, saya jadi pengen balik lagi ke Uluwatu. Mungkin, kali ini nggak akan bisa ngajak ibu lagi, karena kondisi kesehatan beliau yang nggak memungkinkan. Sebagai gantinya, saya ingin mengajak Kevin menikmati keindahan alam luar biasa itu, sekaligus menghargai nilai budaya lokal yang begitu indah.
Smartphone Impian
untuk Melukis Momen Baru di Puncak Uluwatu
Memasuki usianya yang kelima, Kevin belum pernah bepergian ke luar pulau. Hal inilah yang membuat saya agak sedih. Namun, saya nggak mau patah arang. Saya sedang menabung untuk itu dan berharap bisa segera mewujudkan impian sederhana ini. Saya udah nggak sabar lagi melihat tatapan polosnya yang menakjubkan, pelukan hangatnya saat kegirangan, dan ekspresi kagumnya yang bikin gemes. Saya ingin mengabadikan setiap momen indah itu tanpa terlewat satupun.
Nah, sampai di sini saya mulai berpikir pasti asik banget kalau semua momen itu bisa saya abadikan tanpa ribet bin rempong. Bukan apa-apa sih, masalahnya kamera saya sudah rusak, huhuhu. Nggak hanya karena faktor usia, tapi karena dipakai mainan Kevin, dibanting-banting dan akhirnya wafat dengan sukses. Untuk membelinya lagi kayaknya udah nggak jaman ya, Moms?
Hari gini, mana ada orang pakai kamera pocket? Yang ada juga pada pakai smartphone keren yang super canggih. Ih, seneng banget pastinya kalau saya juga punya hape seperti itu. Praktis, tinggal simpan saku, sling bag atau dipegang aja gitu udah pasti OK. Kapanpun dibutuhkan, nggak perlu repot buka tas. Tinggal cekrek-cekrek, upload. Momen-momen indah terabadikan, dan jempol-jempol bertebaran di dunia maya.
Untuk mendapatkan keinginan itu, saya harus bisa menemukan smartphone yang punya teknologi visual yang top. Salah satunya adalah AI (Artificial Intellingence) yang mampu menjadikan setiap jepretan begitu indah dan realistik. Selain jernih, smartphone dengan besutan teknologi ini pastinya bisa banget menghasilkan efek bokeh yang natural dan nggak lebai apalagi alay. Pas banget dong buat dipamerkan di instagram saya.
Selain itu, biar makin cihui plesirannya, saya juga mensyaratkan smartphone idaman itu punya kapasitas memori segede gaban. Jadi nggak perlu ribet mindahin foto dari kamera ke laptop malem-malem hanya untuk dipakai lagi besok pagi. Kebayang kan kalau setiap hari ada ratusan momen yang ingin kami abadikan di sana dan semua itu terpaksa gagal gara-gara memori kamera yang penuh? Huhuhu, nyeselnya tingkat dewa itu mah.
Pergi bawa anak itu ngeri-ngeri syedap euy! Mood mereka bisa berubah kapan saja, apalagi kalau sudah capek, lapar atau mengantuk. Momen indah yang ingin diabadikan bisa saja hancur dalam hitungan detik. Karena itu, smartphone dengan performa tinggi dan super canggih juga jadi hal wajib saat hunting smartphone nanti. Nggak lucu ah, niat pengen motret anak lagi loncat di pantai pas jadi malah nyungsep di pasir gara-gara smartphone-nya lola alias loadingnya lama. Udah kelamaan pose nggak jepret-jepret, eh si anak malah jadi bad mood. Hm, big no no!
Lalu gimana dengan masalah tampilannya? Sebagai satu-satunya perempuan cantik di rumah, saya selalu suka tampil elegan dan stylish. Nggak peduli umur udah mau kepala empat, saya masih suka tampil chic dengan busana bergaya muda. Begitu juga dong dengan smartphone idaman ini. Mosok pemiliknya aja tampil fabulous, eh hapenya jadul. Makanya, saya butuh smartphone yang bisa mewakili pribadi saya. Cantik, elegan dan menakjubkan. Ditambah layar besar yang nggak bikin mata minus saya ini kecapekan. Akan lebih menyenangkan lagi kalau desainnya juga slim dan handy.
Jatuh Cinta pada si Cantik Huawei Nova 3I
[metaslider id=”3081″]
Dasar si emak tukang online, saya langsung rajin berselancar nyari informasi tentang smartphone kece yang lagi ngetrend di jagad cellular. Dan ketemulah saya dengan si cantik yang memukau ini: Huawei Nova 3I. Nggak nyangka wish list saya tentang smartphone idaman ada semua pada ponsel kece ini.
Pertama, smartphone berukuran 6,3 inch ini dilengkapi dengan quad AI camera yang super canggih. Asal tahu saja, kamera depannya dibesut dengan 24 mega-pixel dan 2 mega-pixel, plus teknologi AI selfie master yang memungkinkan kita mendapatkan foto dengan hasil yang natural tapi tetap cantik. Kamera belakangnya berkekuatan 16 mega-pixel dan 2 mega-pixel, lengkap dengan teknologi aperture f/22 yang di-support dengan fix local length. Hasilnya? Foto bokeh yang sangat halus dan alami.
Selain itu, Huawei Nova 3I juga dilengkapi dengan kemampuan cerdas mencari gambar dengan teknologi AI. So, saya nggak perlu repot ngulik setiap folder hanya untuk menemukan foto yang saya cari. Caranya? Smartphone ini akan mengurutkan foto berdasarkan tanggal, tempat, orang dan bahkan objek dalam foto loh! Smart bukan?
Kedua, smartphone ini memiliki kapasitas storage yang luar biasa, yakni 128 GB. Kebayang kan, berapa banyak foto dan video yang bisa saya simpan di dalamnya? Dijamin super puas jalan-jalan bareng si cantik ini. Bye-bye deh galau gara-gara memori habis. Udah gitu, harganya juga paling ramah di kantong. Nggak salah kalau hape ini dinobatkan sebagai smartphone termurah di kelasnya dengan storage 128 GB.
Ketiga, masalah performa jangan ditanya! Smartphone berukuran panjang 75,2 mm, tinggi 157,6 mm dan tinggi lebar hanya 7,6 mm ini super powerful loh. Pasalnya, sang produsen membekalinya dengan GPU Turbo yang andal untuk gaming. Nah, kalau buat gaming aja bebas worry, apalagi hanya untuk keperluan yang lain kan? Lemot? Lelet? Pergi jauh-jauh deh!
So, saya nggak perlu parno lagi kan menjepret Kevin yang super aktif itu? Mau dia jungkir balik, lari ke sana kemari, hayuk aja! Saya mah akan setia menjepret dan menangkap setiap momen berharga itu. Gimana enggak? Dengan mode 16x Super Slow Motion, so pasti akan mudah merekam setiap gerakan dan mengubahnya menjadi momen berharga dengan 480 frame per detik. Wow!
Keempat, masalah tampilannya yang sangat manis dan elegan. Hadir dalam dua pilihan warna yakni black dan irish purple, sepertinya Huawei Nova 3I pantas dinobatkan sebagai salah satu smartphone paling elegan saat ini. Saya sih lebih suka irish purple yang menampilkan corak biru keunguan di bagian kaca belakangnya. Hm, siapa sih yang bisa nolak tampilan kayak gini? It’s absolutely perfect! Yang paling penting, ukurannya yang sangat handy dan pas nyelip di tote bag atau saku saya. Nggak takut ribet deh bawanya, ya!
Ora et labora. Bekerja dan berdoa. Itulah yang saya lakukan. Saya sungguh ingin kembali ke Uluwatu suatu saat nanti. Kalau dulu, saya mengajak kedua orangtua menaiki satu demi satu tanjakan dan turunan, next saya akan menaklukkan ribuan anak tangga itu bersama kaki-kaki kecil yang siap berlari. Kaki Kevin Adrian, sang pemimpin masa depan. Ah, betapa ingin saya mengabadikan momen berharga bersama orang-orang yang saya cintai itu secepat mungkin.
Dan inilah salah satu alasan saya susah pindah ke lain hati. Pengin cepat menimang Huawei Nova 3I untuk menemani kebersamaan kami, menyusuri setiap kenangan dan menorehkan cerita yang baru. Setiap tempat, setiap momen memiliki kisahnya sendiri. Dan berapa kalipun kita berkunjung, saya percaya akan selalu ada kisah baru yang siap untuk dipahat dan didengungkan di masa depan.
*** Artikel ini diikutsertakan dalam giveaway di blog nurulnoe.com***
Mupeng sama Huawe ituuu….kapan ya bisa ganti?….halloow..anak2 mama, boleh kah Emakmu ganti hp?….
Hahahha..dulu anak2 yg minta ke emaknya klo mau hp dg fitur & model yg lebih canggih. Sekaranag….Emaknya yg minta….itulah nasib pensiunan…wkwkkw..
Hehe enak malah Bun, gantian mintak ama anak-anak. Pensiunan bahagia ini mah
Aku sebagai pengguna huawei menyatakan so far puas dengan performanya mbok. Apalagi yang ini ya kapasitas penyimpanannya gede beeet sampe 128GB, aiish puas bgt ini mah.
Whaaa… pastinya mba Dwi. Biar bisa eksis sepanjang waktu wkwkwk
Ora et labora..bekerja dan berdoa,..selalu suka dengan quote ini
Semoga impiannya jadi kenyataan ya Mbak Bety
Amin makasih ya mba Dian!
Semoga Ibunya lekas sembuh ya. Senangya bisa jalan-jalan bersama keluarga. Mupeng lihat hp nya tapi kayanya belum memungkinkan deh buat ganti.. Sukses selalu ya mba..
Amin makasih doanya ya mba..
Keren amat ternyata huawei ini ternyata, jadi mau nimang juga hihi. Semoga menang mbok!
Hihi iya emang mupeng sangadd
Salam ya sama mamanya Mbak Bety, semoga beliau diberi kesehatan dan kebahagiaan sekalipun tidak bisa lagi selincah dulu. Yang pasti senyum Beliau lebih manis dari Huawei Nova 3I. Titip peluk ya sama beliau,
Hehe makasih doanya Bunda. Sehat selalu buat Bunda sekeluarga ya.
Semoga Ibu Mbak Betty bisa kembali pulih, dan impian Mbak terwujud. Aamiin
Aminnnn.. makasih doanya mbaa
Smartphone ini emang cocok banget buat jepret cantik saat jalan-jalan. Apalagi unuk mengukir kenangan baru di satu temoat yg memorable, ahhh tambah cuocok aja karena jernihnya ampun-ampunan
Iyes mba mbikin mupeng mamak-mamak banci kamera 😁😁
Mba Bety semoga Ibunya sehat selalu ya mbak. Bahagia gak harus jalan jauh lagi. Dikelilingi anak cucu pasti bahagia di usia senja beliau.
..
Semoga Huawei Nova itu segera ditangan ta mbak, Amin 🙂
Iya mba, amin. Disyukuri apapun yang terjadi 😊
Jadi kangen sama Bali 😍
Mba, kriteria HP nya sama banget dengan yg aku inginkan. Kamera dengan Ai itu bikin mupeng, terus juga butuh memory yang besar, hihi.
Bagus ya HP Huawei nya 😍
Hehe iya teh Egy,moga kesampean ih impian saya.
Idaman banget nich hpnya, Saya juga pernah ke Uluwatu memang Indah banget sayang GA sempet foto-foto.
Iya mba, bikin pengen dateng lagi ke sana
Mbak Bety, tulisannya keren, tampilannya bagus banget. Ibu saya juga kena HNP dan pengapuran tulang belakang. Dokter srnkn operasi, tapi kami coba terapi suntk kalsium, akupuntur dan fisioterapi..Alhamdulillah tidak jadi operasi..Walau tidak sembuh benar, tapi isa berativitaa setelah terapi selama 2 tahun..Semangat sehat. Salam buat ibu.
Iya ceu, ibuk saya udah coba segala macam obat dan terapi tapi sepertinya masih harus bersabar dan ikhlas. Makasih salamnya, sugkem juga untuk ibunda ya…
Saya pernah dengar yoga juga bisa membantu penyakit seperti ibu mb, yoga khusus lansia/manula/seniors juga mulai banyak di jogja
Salam hormat buat Ibunda ya mbaa
Iya to mba? Coba nanti saya cari informasi lebih lengkap. Makasih yaaa..
Keren sekali mbak bety ceritanya, semoga ibunya selalu diberikan kesehatan, dan emang ponsel dari huawei tidak bisa diragukan lagi performanya.
Amin, Makasih mba sudah mampir.
Miss Bali so much!
Ternyata Huawei ini keren juga yak.
Branding emang nomer 1, kadang banyak produk2 kece tapi kurang branding, jadinya banyak yang gak tau performanya yang kece 🙂
reyneraeadotcom
Iya mba, huawei makin kece aja ni
Hasil fotonya bagus2 ya.. jadi kangen juga nih pengen jalan2 ke Bali lagi..
Semoga kesampaian ya mba 😊
Hasil foto2nya bagus ya.. jadi kangen pengen jalan2 ke Bali lagi..
Makasih mba, aseeek mau jalan-jalan hehe
Wah saya pun mengalami menemani operasi mamah saya miom dan diangkat sama rahimnya di 2008,dan operasi karsinoma sel basal di tahi lalatnya april lalu, rasanya memang wow, dan bener kalau ada rezeki lebih ajakin ortu piknik senang banget, dan kalau penya rezeki pengen beli hp satu lagi, huawei bagus juga ya mbak 🙂
Iya mba, kalau ortu sakit rasanya kayak anak sakit yah. Sediihh
Semoga mama bisa pulih kembali ya mbak Bety, semoga beliau sehat selalu. Ternyata Huawei bagus ya bisa jadi andalan untuk next trip mbak Bety😍
Amin mba, sehat selalu untuk kita semua
Semoga lekas sembuh ibunya ya mbak. Btw saya juga mupeng berat sama hape huawei ini, kameranya udh oke buat foto2.
Amin trima kasih doanya mba
Terhura, eh terharu aku bacanya. Huhuw. Smg ibu sehat selalu ya kita smua juga sama. Aamiin. Hp nya smoga cepet dimilikin!
Amiinn
Setelah baca ini jadi pengen beli smartphone baru deh. Karena smartphoneku udah rusak dan aku sedih. Bisa jadi rekomendasi nih kalo aku mau beli smartphone.
Nah kan jadi pengin kayak saya 😀
Semoga Ibunda diberikan kesempatan yang terbaik ya, Mbak
Jadi kangen Uluwatu baca artikel ini.
Memang kenangan akan terekam dalam ingatan tapi kenangan yang diabadikan lewat gambar tentu akan melengkapi
Itu kode buat halan-halan lagi kali mba Dian 😊
Mbaa, kisahmu menyentuh sekali 🙁 Aku jadi ingat mamaku dan keinginan mamaku yang belum terpenuhi. Pas lihat foto memang kadang slalu ada kenangan yang menyertai. Makanya kita harus punya HP cakep seperti Huawei ini ya mba
Mbaa, kisahnya mneyentuh sekali. Aku jadi teringat mamaku yang tak mampu aku penuhi keinginannya hingga kini. Lewat sepotong foto, kenangan itu kadang jadir ya mba. Good luck ya mba 🙂
Iya mba, pasti sedih banget kalau belum bisa mewujudkan impian ortu ya..
Spesifikasi henponnya keren mbak karena sudah dilengkapi AI, dan semoga terwujud keinginannya mbak Bety 😃
Amiin, makasih mba
bener banget kak beti, bahwa mengukir impian dan memory baik bisa dimulai dari smartphone. days tahannya pun dipergitungkan .
Betul mba.. setuju
Wah setiap baca tulisan mba betty tentang jalan-jalan aku jadi suka mupeng hahhaa. Mba betty tertarikkah bikin blog lagi tapi berniche traveller gitu?
Wkwkwkwk maapkaeuun dakuh jadi racun ya mba? Pengen banget jadi travel blogger mba, tapi belum tau kapan. Doain yaa
wah kalo ketempat sekeren ini hape nya gak mumpuni jadi sayang bgt ya hehe…
pemandangannya indah bgt, jadi pas ya kalo smartphonenya juga mendunkung setiap momment 🙂
Iya mba, jaman dulu punyanya cuman hape blackb**** versi urdu hahaha. Nyimpen 100 poto udah penuh memorinya. Hadeuh.
Mengabadikan moment berharga keluarga itu memang harus ya mba. Kan lucu kalau dilihat kembali setelah puluhan tahun. Oh ya ini huawei memang bagus kameranya. Lumayanlah jepret sana sini.
Iya mba, suka gemes sendiri liat poto jadul yang ulalaaaa hahaha. Btw makasih udah mampir ya
Bahagianya yang bisa berlibur sama ortu, apalagi bikin bahagia ortu khususnya ibu dengan jalan2 bareng 😀
Btw Huawei emang katanya kameranya bagus kualitas hasil fotonya 😀
Iya mba, makanya bikin ngiler 😀
mbaaa, ikutan mellow. semua sehat selalu yaaa semuanya. betewe hapenya bikin mupeng ih hahaha secara lagi butuh ganti hape juga. ntar kuliat2 lagi deh ini
Iya mba, makasih. Doa yang sama untuk mba Vita sekeluarga ya..
Jadi inget nonton tari kecak di uluwatu. Duu jadi kangen kesana. Huawei menjawab kebutuhan siapa aja yang doyan foto-foto. Desainnya juga kece.
Waa aku malah gak sempat nonton juga waktu itu karena anak udah rewel dan gak mau nunggu.
huah mba kalau ibu masih ada pasti aku juga pengen ajakin jalan2 *sedih* HP-nya keren y mba kujuga mau hehhehe
Iya mba, sekarang mau ajak ibu jalan nggak sebebas dulu.
Cepet amat ya huawei ngeluarin produknya, baru berapa bulan nova 2i sekarang udah 3i aja. Makin keren kayanya nih speknya.
Iya mba, inovatif dan kreatif sekali. Bikin mupeng