Burning atau luka bakar, bisa jadi sesuatu yang berakibat fatal pada balita. Jangankan balita ya Moms, orang dewasa aja bisa mengalami hal yang buruk saat terkena luka bakar ini. Namun, sering kali penanganan terhadap luka bakar ini belum maksimal. Entah karena faktor panik, kurangnya pengetahuan tentang penanganan luka bakar atau apa, banyak orang tua yang salah melakukan pertolongan pertama pada luka bakar si kecil.
Bicara tentang luka bakar, saya punya pengalaman buruk nih. Kemarin sore, si kecil Kevin nggak sengaja terkena tumpahan air panas saat hendak mandi. Air panas yang sedianya mau saya tuangkan ke dalam bak mandinya justru tumpah di lantai dan mengenai telapak kaki kirinya. Saya juga terkena sengatan panas air ini di kedua kaki. Tapi sengaja saya abaikan mengingat teriakan panik Kevin yang kesakitan.
Akhirnya dengan kedua telapak kaki yang terasa pedih, saya langsung mengangkat Kevin dan memangkunya sambil mengucurkan air dari selang ke arah kakinya yang memerah. Hampir 10 menit nggak ada perubahan, saya panggil si Sulung untuk memetikkan lidah buaya dan madu. Pokoknya segala cara yang saya ingat langsung diterapkan.
Dengan peluh bercucuran dan tangisan Kevin yang semakin kencang, saya terus berdoa dalam hati. Menenangkan bocah 4 tahun yang kesakitan itu ternyata nggak mudah ya, Moms. Trust me!
Hampir setengah jam air terus saya alirkan ke kaki Kevin tapi tetap belum ada perubahan. Si kecil tetap meraung sambil memeluk saya. Kakung dan utinya yang datang membantu mulai panik. Di tengah kehebohan menangani Kevin, saya hubungi papinya untuk membelikan salep untuk luka bakar. Jarum jam seakan berdetak lebih lambat menunggu kedatangannya ke rumah.
Tepat 1 jam setelah insiden ketumpahan air panas terjadi, yang ditunggu pun datang. Saya langsung oleskan salep pereda nyeri. Dalam hitungan menit, tangisan Kevin mulai reda. Kakinya yang merah berangsur kembali ke warna semula. Dan mungkin saking capeknya nangis, Kevin jatuh tertidur dalam pelukan saya.
Ah, leganya! Puji Tuhan setelah satu jam yang mencekam, Kevin akhirnya tenang. Kami semua ikutan tenang. Untuk beberapa saat, saya biarkan Kevin terlelap dalam pelukan. Dia pasti memerlukan kenyamanan di sana.
Nah, dari pengalaman kemarin, saya mendapat pelajaran (lagi) dari kehidupan ini #tsaaah#
Table of Contents
Berikut beberapa langkah yang penting untuk dilakukan dalam menangani luka bakar pada si kecil:
1. Hentikan proses terbakar secepat mungkin.
Saya melakukan ini dengan cara mengangkat tubuh Kevin secepat kilat begitu air panas menyentuh kulitnya.
2. Dinginkan luka dengan air biasa yang mengalir.
Hindari air es, hangat, ataupun air dingin. Karena itu, saya menggunakan air keran yang mengalir untuk mengucuri area luka bakar. Jangan menggunakan air yang ada dalam bak atau ember ya. Hal ini bisa malah membuat luka makin parah.
3. Singkirkan pakaian yang menutupi luka (jika ada).
Untungnya, tidak ada kain atau apapun yang menutupi luka Kevin kemarin.
4. Jangan memakai minyak apapun, pasta gigi, kecap, atau bahan apapun yang bisa mengakibatkan luka menjadi lebih parah.
Gunakan bahan alami seperti madu atau lendir lidah buaya. Saya pernah denger susu kental manis juga baik untuk meredakan luka bakar dalam skala kecil. Tapi untuk info pasti dan validnya saya nggak punya referensi masalah ini. Selain itu, kita juga bisa pakai salep khusus untuk luka bakar. Sebaiknya kita selalu sedia salep ini di rumah ya. Jangan kayak saya yang kelabakan pas kejadian ini kemarin.
5. Jika luka bakar membuat kulit melepuh, jangan berusaha untuk memecahnya.
Hal ini berisiko menyebabkan infeksi. Jika anak masih terlalu kecil, Mommies bisa memegang tangannya atau menggendongnya.
6. Hindari luka bakar terpapar sinar matahari secara langsung.
7. Terakhir, tetaplah tenang!
Jangan panik ya. Meski anak meraung-raung heboh, kepala kita harus tetap dingin supaya nggak salah memberikan treatment. Untungnya saya kemarin nggak ikutan nangis. Kalau nangis, bisa-bisa anak tambah heboh nangisnya.
Jika luka bakar tampak parah, jangan ragu untuk segera bawa anak ke dokter ya. Ciri-cirinya seperti berikut:
1. Luka tampak luas dan dalam .
2. Luka bakar disebabkan sengatan listrik, sambaran petir, atau bahan kimia.
3. Luka bakar terjadi di area vital semisal wajah, tangan, alat kelamin, pantat, telapak kaki atau leher.
4. Luka membuat kulit tampak putih atau gosong.
Dokter bisa saja melakukan beberapa tindakan berikut ini untuk mengobati luka bakar yang lebih serius:
1.Obat penghilang rasa sakit
2. Antibiotik
3.Perban untuk menutup luka dan menciptakan kondisi lembap agar tidak terjadi infeksi.
4. Cairan Infus, biasanya ditujukan untuk mencegah pasien terkena dehidrasi.
5. Krim atau salep khusus untuk mengurangi nyeri, mencegah infeksi dan menyembuhkan luka.
6. Suntikan anti tetanus (jika diperlukan).
Oke, sampai di sini sharing saya kali ini ya Moms. Pelajaran berharga lainnya untuk para Mommies, jangan pernah lengah menjaga dan memperhatikan anak saat di rumah ataupun di luar ya!
Stay safe and healthy, everyone!
Wah…kasihan Kevin. Syukurlah sudah membaik. Mudah²an tidak melepuh ya…
Dulu pernah ada yg bilang, kalau keslomot (eh apa bhs Indonesianya?…) dioles mentega.
Haha…salah ternyata. Emangnya roti bakar.
Yang bener yaa disiram di air mengalir…
Keviin, cepet sembuh ya sayaaang. Ini info penting mba, kadang kita klo anak nangis apalagi hubungannya sama air panas hadeehh suka ikutan panik. Hiks
Saya dulu juga pernah kena luka bakar dan penanganannya salah. Akhirnya bekasnya ada sampai sekarang. Baca ini jadi paham bagaimana seharusnya penanganan luka bakar. Makasih banyak mba ilmunya.
Betul, anak-anak itu memang harus dalam pengawasan orang tua banget ya.
Wah, panik pastinya yaaa…
Meski belum pernah kejadian seperti ini menimpa di rumah, musti berhati-hati juga.
Thanks for sharing Mbak:)
Cepat pulih lagi ya Mas Kevin 😘
Pengalaman guru yang sangat berharga ya Mbok. Langsung ketik dan share. Pengetahuan dasar wajib buat Emak ni Mbok yang tiap hari bersinggungan dengan yang namanya air panas. Ya bikin kopi, teh, ya buat air mandi anak-anak. Thanks Mbok tips & triknya.
Duh…I feel you, mbak. Anak saya juga bulan lalu kena santan panas. Untungnya pas sudah agak dingin, bukan santan mendidih. Dan alhamdulillaah hanya merah saja ga sampai melepuh.
Semoga lekas sembuh dan semoga anak-anak kita terhindar dari kejadian semacam ini lagi ya
Informatif mb tulisannya. Makasih infonya ya…
Wah, saya sepertinya bakal panik tuh kalau ada ada insiden yang berhubungan dengan air panas atau api. Kevin semoga lekas pulih, yaaa …
makasih sharingnya