betykristianto.com I Queen of The South – Halo semua, apa kabar? Rasanya udah lama ya saya enggak posting jalan-jalan hehehe. Sejak pandemi emang saya sekeluarga jarang ke sana-sini, makan-makan, atau staycation gitu. Terutama sejak kena Covid -dua kali pulak- jadinya saya sangat membatasi keluar rumah untuk jangka waktu lama, apalagi untuk “sekedar” jalan-jalan. Tapi, seiring kondisi yang terus membaik, kami pun mulai memberanikan diri beraktivitas di luar rumah, termasuk liburan tipis-tipis sekitaran Jogja aja.

Awalnya, suami ngajakin staycation pas lebaran kemarin. Tapi rencana itu langsung saya tolak mentah-mentah karena males kena macet dan umpek -umpekan sama para pemudik. Jadilah, tanggal 15 April lalu kami melipir ke Jogja selatan, tepatnya ke sebuah resort yang berlokasi di pinggir pantai Parangtritis. Namanya Queen of The South.

Sayangnya, dua hari sebelum keberangkatan Kevin demam dan batuk pilek. Huhuhu… Hampir aja planning nginep itu di-cancel tapi dipikir-pikir sayang juga duitnya. Mayan kalau hangus kan, ya? Untung, setelah minum obat dan vitamin, plus istirahat, kondisinya jauh lebih baik. Minimal demamnya ilang, tinggal batuk sama pilek dikit. Gakpapalah yaw, nanti juga kalau dibawa dolan pasti sembuh hehehe.

So, setelah ubyek nyiapin ini itu, kami pun berangkat sekitar jam setengah 1 dari rumah. Jarak sekitar 20 km kami tempuh dalam waktu sekitar satu jam. Untung, waktu itu lagi bulan puasa jadi jalanan mayan lengang.

Nah, gimana cerita lengkap staycation kami di sini? Yuks, ikuti terus cerita saya ya!

Queen of The South (QoTS)

Resort ini sebenarnya udah lama ada, cuman belakangan mulai femes lagi gegara banyak orang yang posting foto instagramable di pinggi kolam renang yang menghadap ke laut selatan itu. Sebelum pandemi, saya udah pengen banget ke sini, tapi ntah kenapa nggak jadi aja. Sampai tiba-tiba si korona dateng, PPKM level bertingkat-tingkat diberlakukan, dan ibuk saya meninggal. Jadilah ambyar semua rencana. Dan planning nginep di sini pun harus tertunda dua tahun lebih.

Queen of The South terletak di Jalan Parangrejo no. 13 RT 13/RW 13, Girijati, Purwosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Jadi, meskipun deket banget sama Parangtritis yang ada di Kabupaten Bantul, resort ini secara administratif masuk wilayah Kabupaten Gunungkidul yang juga terkenal akan jejeran panti pasir putihnya yang mirip banget sama pantai-pantai di Bali. Beberapa di antaranya adalah pantai Indrayanti, Ngobaran, Siung, Pengilon, Watukodok, dan lain sebagainya.

Oke, back to the resort, meski QoTS ini termasuk resort yang cukup femes dan rada pricey, akses masuk dari jalan utama agak mengkaget sih. Soalnya bukan jalanan beraspal layaknya yang sering kita lewatin, Guys, tapi jalan bebatuan yang cukup terjal. Kalau ujan rada ngebul, kalau ujan cukup licin. Entah ya, kondisi jalan ini disengaja atau enggak sama owner dan pengelola resort, tapi menurut saya sih kalau mereka mau bikin jalanan beraspal bakalan lebih oke.

Setelah sekitar 500m lebih ngelewatin jalanan “rusak” ini, kami ketemu sama pos penjagaan sekaligus gerbang masuk untuk para tamu resort. Dari gerbang ini, kami masih harus menggelinding sekitar 300m lagi sebelum sampai ke parkiran mobil. Tampak beberapa mobil plat luar kota sudah memenuhi lahan parkir. Sebuah gedung besar menjulang tinggi menyambut kedatangan kami siang itu.

Ternyata kamar yang kami pesan belum semua ready. Jadilah kami menunggu sebentar sambil popotoan sana sini. Dasar mamak narsis, setiap sudut yang tampak kiyut langsung pengen poto. Ngak sampai 10 menit, akhirnya kami bisa masuk kamar dan istirahat bentar.

 

The View

Resort yang ada di tebing pantai ini menawarkan view yang ciamik banget. Begitu masuk ke area dalam resort, kami disambut dengan debur ombak dari kejauhan. Angin laut dengan aromanya yang khas langsung memenuhi paru-paru dan bikin rileks banget. Meski suhu udara agak panas, tapi nggak seberapa sih untuk ukuran pantai. Banyaknya pepohonan di resort ini kayaknya juga pegang peranan penting bikin adem suasana.

queen of the south Jogja

Joglo yang terletak di tengah, dikelilingi pepohonan rindang dan kamar untuk tamu.

Tak seperti hotel, resort ini nggak nawarin kamar dengan konsep bertingkat. Semua kamar berdiri terpisah satu sama lain, jadi semacam villa kecil-kecil gitu dengan fasilitas setara hotel bintang 4. Interior luar dan dalam ruangan mengambil konsep Javanesse vintage gitu. Jadi ada banyak perabot ukir, plus aula (yang dipakai sebagai tempat sarapan plus resto) yang bentuknya joglo terbuka.

Joglo ini letaknya di tengah-tengah, antara kamar dan halaman berumput luas yang ada di sebelah invinity pool. Laut lepas di sisi selatan bikin view yang ditawarkan makin kece. Apalagi kalau menjelang senja. Kita bisa nikmatin sunsets view yang luar biasa indah, dengan catatan nggak ujan atau mendung.

sunset view

Not a perfect sunset, but yet still precious

Sayang, sore itu kami nggak bisa lihat matahari terbenam dengan sempurna karena keburu mendung. Untungnya, kami masih kedapetan langit jingga yang luar biasa indahnya.

beautiful sunset

Udah gitu, malemnya kami juga bisa makan dengan pemandangan bintang dan bulan purnama sambil mendengar debur ombak di kejauhan. Sungguh, momen yang indah banget buat dihabiskan dengan orang-orang tercinta.

Ohya hampir lupa, selain fasilitas kamar, pool, dan joglo, resort ini juga menawarkan kapel yang berdiri di lokasi terpisah. Kapel berbentuk bangun segitiga ini ada di area luar, di pinggir jalan utama dari gerbang depan menuju resort. Biasanya, kapel ini disewakan untuk pasangan yang ingin menikah, lengkap dengan aula kecil dan outdoor area. Mirip sih sama kapel ikoniknya The Susan Spa di Bandungan itu.

 

The Pool

queen of the south the pool

Buat kalian yang hobi nyemplung air, pool di resort ini bakalan bikin kalian hepi. Selain bisa berenang atau berendem, kita juga bisa ngeliat laut lepas pantai selatan yang kece abis. Sayangnya, pool ini diperuntukkan bagi semua pengunjung, enggak bisa dikuasain sendiri. Jadi, kita harus pinter-pinter cari waktu yang selo dan nggak banyak orang lagi berenang.

the pool queen of the south

Selain bangku malas yang bisa dipakai gratis, kita juga bisa menyewa gazebo yang ada di pinggir kolam. Tarif per 2 jam adalah 100K. Di gammbar di atas itu kalian bisa lihat gazebonya dikasih batas rantai yang akan dilepas kalau ada tamu yang nyewa.

 

The Rooms

Ada dua tipe kamar yang ditawarkan yaitu kamar seperti hotel dengan dinding tembok, dan kamar dengan dinding kayu yang letaknya di area yang berseberangan. Harganya pun beda, Genks. Lebih mahils yang dinding tembok yes. Tapi, biasanya bule-bule lebih milih kamar dengan nuansa kayu ini. Mungkin mereka udah bosen kali ya sama tembok. Nah berhubung saya bule kampung, ya jelas pilih yang tembok lahya, hahaha.

Kami pesan 2 kamar untuk kami berlima. Tadinya pengen semua kamar yang dekat ke pantai, tapi ternyata hanya tersisa 1 kamar aja. Tapi, jarak antara kedua kamar ini deket sih, hanya sekira 7 meteran. So, ini nggak terlalu jadi masalah.

queen of the south

Kamar yang dipakai kakak sama bapak saya sedikit lebih kecil ketimbang kamar yang saya tempati bareng suami dan Kevin. Harganya juga beda sekitar beberapa ratus ribu sih. Tapi dari segi fasilitas semua sama. Kasurnya cukup empuk, dan kamar yang saya pakai sangat lega. Sayang, enggak ada meja kerja Guys. Tapiiii, sinyal internet di sini enggak kenceng-kenceng amat meski kita udah terkoneksi dengan jaringan WiFi resort. Hahaha… emang kudu bener-bener rileks dan liburan banget vibesnya di sini mah.

Selain dua tipe kamar ini, ada juga private room yang ditawarkan dengan harga (kalau nggak salah) 5 jutaan per malam. Lengkap dengan private pool yang kece banget. Letak private room ini di sisi timur joglo utama. Biasanya, private room ini ditawarkan buat pasangan pengantin yang pengen hanimun.

 

The Foods

Karena lokasi resort yang cukup jauh dari dunia luar, kami memutuskan untuk dinner di sini aja. Berhubung pas Ramadan, dinner pun digabung dengan acara buka puas. Ternyata, ada banyak tamu (sepertinya nggak semuanya nginep di sini juga) yang datang. FYI untuk menu buffee di Queen of The South ini, kita dikenakan rate 120K per orang, berlaku untuk 5 tahun ke atas.

Menu yang disajikan malam itu ada takjil dan makan besar. Takjil ada gorengan, aneka bubur, roti, wedang ronde, kolak, es buah, pastry, dan cake. Sedangkan di meja utama tersedia nasi goreng, nasi uduk, nasi putih, 2 macam oseng, ikan saus asam manis, ayam goreng, udang, mi goreng, dan sup sayuran.

Sedangkan untuk menu sarapan keesokan paginya, juga masih mirip-mirip sama menu dinner. Cuma karena masih puasa, jadinya varian menu yang ada ngga banyak-banyak amat. Ada roti bakar, roti mini aneka toping, puding susu, bubur kacang hijau, bubur ayam, soto bening, nasi goreng, nasi putih, mi goreng, sup, ayam goreng, omelette, dan lain-lain. Di area minum, ada jus mangga, jeruk, dan infused water.

breakfast queen of the south

What about the taste? Well jujurly, buat lidah saya makanan yang disajikan rasanya B aja sih. Nggak enak buanget nget nget, tapi juga bukan ‘nggak enak’. Saya kasih rating 3/5 deh untuk urusan rasa. Yang bikin nilai plus ya emang view dan suasana yang ditawarkan. Saya lebih suka menu makan di Sahid Solo atau Alana Hotel. Jadi emang fix, ke sini tuh nikmatin view-nya dong hehehe.

 

My Impressions

So far, saya sekeluarga cukup puas nginep di Queen of The South ini. Pelayanan dari semua pegawai juga oke, sopan, dan ramah. View-nya kece abis dan bikin males pulang. Meski udara masih ada gerah dan makanan nggak beneran pas di lidah, tapi nggak papa kok. Masih termaafkan dengan poin-poin plus tadi.

queen of the south view

Tips kalau mau staycation di sini, usahakan kalian rajin browsing yah. Soalnya, setau saya, resort ini rada pelit soal open rate-nya. Saya aja bolak balik ngecek, hampir selalu nggak bisa booking. Ntah itu karena room rate-nya belum di-open, atau kamar yang udah fully booked.

Selain itu, pas booking sebaiknya kalian perhatikan baik-baik tipe kamar dan view yang ditawarkan. Jangan sampai salah pilih, maunya kamar dengan view laut, eh dapetnya yang view bukit. Hehehe.

Ketiga, kalau bawa anak kecil, siapin banyak camilan biar nggak rewel. Di sini jauh dari mana-mana. Jadi kalau nggak mau repot turun gunung, mendingan siap sedia sejak awal. Ada sih beberapa camilan di kafenya, tapi hanya terbatas.

Dah gitu aja sih, komen saya. Semoga review ini bisa bermanfaat buat kalian yang pengen staycation di sekitaran Jogja selatan dengan view laut yah. See yah!

bety kristianto