Bagi buebu bangsa macam saya ini, urusan makan keluarga ibarat jantung hati rumah tangga. Apalagi kalau udah nyangkut soal urusan makan anak-anak. Duh, perjuangan tingkat tinggi pastinya. Nggak hanya soal mengatur jenis dan jumlah makanan yang harus disajikan tiap jam makan, kerempongan yang nggak kalah heboh adalah acara memastikan geng krucils mau menyantap dan menghabiskan makanan yang sudah dibuat sepenuh hati.
Mommies yang punya anak balita pasti tahu rasanya, kan? Gimana repotnya mencari menu makan yang menarik di mata para balita yang menggemaskan itu. Nggak hanya menarik, tentunya yang full gizi dan enak di lidah penggemar (((penggemarr))).
Sayangnya, seringkali impian dan perjuangan nggak seindah kenyataan. Untuk banyak alasan, beberapa anak melancarkan aksi perlawanannya. Mulai dari mengemut makanan, melepeh, menyemburkannya atau bahkan –yang paling parah– melakukan GTM alias gerakan tutup mulut. Huaaaa… ini nih yang bikin banyak ibu lelah. Baik fisik maupun psikis.
Ah, Mom Bety ini lebai kalik rupanya! Anakku pun nggak ada pernah-pernahnya buang-buang makanan.
Pletak! *melirik jutek*
Oke deh, maybe agak lebai memang, tapi kayaknya permasalahan serupa dialami hampir semua ibu. Kalaupun nggak identik, tapi selalu ada cerita heboh di balik drama makan para balita yang amazing itu. Tell me I’m right. OK?
Let’s be honest Moms. Masalah pola makan anak-anak tuh, nggak hanya selesai di sikap dan perilaku makan mereka aja loh. Ada masalah lain yang nggak kalah penting. Yaitu jenis makanan harian yang mereka konsumsi.
Siapa hayo, Mommies yang anaknya lebih suka makan mi goreng atau nugget ketimbang sayur bayam atau lodeh? Cung!!
Table of Contents
Pola Makan Kurang Seimbang
Banyak ibu yang mengalami masa-masa sulit mengatur pola makan anak. Meski selalu berusaha memberikan menu makan bervariasi dan full gizi, nyatanya anak-anak terkadang nggak mau menyantapnya. Betul?
Well, saya pun begitu. Bertumpuk-tumpuk buku menu dikoleksi, demi membuatkan makanan yang (diharapkan) bisa yummy di lidah dan habis disantap anak-anak. Sejak si baby bisa makan, saya selalu membuatkan makanan rumahan. Sayur, buah, protein hewani dan nabati, semua saya sediakan fresh from the kitchen. Faktanya, hal itu hanya berlaku untuk si Kakak hingga usia 2 tahun.
Berawal dari niat mengenalkannya pada variasi menu ayam goreng, hal ini menjadi nightmare bagi saya. Apa pasal? Sejak hari di mana dia makan ayam goreng yang sungguh yummy dan legit itu, menu makan lain menjadi so yesterday dan akhirnya good bye! Hiks…
Meski sekuat tenaga membujuk dan merayunya untuk mau makan sayur dan buah seperti yang selama ini dia konsumsi, si Sulung tetap bergeming. Dia menolak semua makanan yang disajikan, dan hanya mau membuka mulut kalau ada ayam atau lauk lain yang digoreng di atas piringnya. Kalau nggak, dijamin dia akan pilih kelaparan atau minum susu sebagai pelarian.
Hal ini berlanjut hingga dia umur 10 tahun. Jadi, praktis selama hampir 8 tahun, dia hanya makan sangaaat sedikit sayur dan buah. Itupun harus diolah menjadi menu favoritnya seperti nugget ayam-bayam-wortel, omelet sayur, soto, ataupun sop berkuah kaldu yang gurih. Sisanya? Ke laut aja.
Tinggallah saya yang miris dan sedih menghadapi kenyataan ini. *halah lebai lagih*
Untungnya, sudah 3 tahun terakhir ini kami berhasil membuatnya kembali makan buah dan sayur, meski masih pilih-pilih jenisnya. Minimal, dia nggak bermusuhan lagi sama kedua makanan ini.
Kenapa Harus Makan Buah dan Sayur
Sebagian besar orang pasti sudah tahu pentingnya makan buah dan sayur. Tapi nyatanya nggak semua orang mau mengonsumsinya. Padahal, kalau mau ditelaah, kandungan gizi di dalamnya sangat luar biasa loh. Konsumsi sayur dan buah dalam jumlah seimbang bisa menghindarkan kita dari beragam penyakit. Mulai dari yang remeh temeh hingga penyakit serius seperti obesitas, kolesterol tinggi, kanker, dan diabetes.
Nah, berikut ini kandungan nutrisi dalam buah dan sayur:
* Vitamin A
Sebagian besar vitamin ini dibuat dalam tubuh, dengan bahan dasar beta karoten yang banyak ditemukan dalam sayur dan buah berwarna terang. Contohnya wortel, ubi, labu kuning, cabai, tomat, jagung manis, melon, aprikot, terong ungu, dan jeruk.
* Vitamin B
Vitamin B berperan dalam memperbaiki jaringan, darah yang sehat, dan kemampuan tubuh untuk memproduksi energi dari karbohidrat, lemak, dan protein. Vitamin B adalah vitamin kompleks yang memiliki beberapa jenis vitamin berbeda di dalamnya. Vitamin ini banyak ditemukan pada ubi, kacang polong, jamur, brokoli, asparagus, kentang, alpukat, dan pisang.
* Vitamin C
Hampir semua jenis buah dan sayur mengandung vitamin C ini. Vitamin ini membantu pertahanan tubuh dari infeksi dan memiliki peranan penting pada tulang, pembuluh darah, tulang rawan, gigi, dan gusi.
* Vitamin E
Vitamin ini merupakan salah satu jenis antioksidan dan yang paling banyak melindungi sel-sel di tubuh, terutama membran sel.
* Serat
Semua sayur dan buah memiliki kombinasi serat yang larut dan tidak larut air. Hal ini sangat baik untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Kandungan nutrisi dalam sayur dan buah melindungi kita dari serangan radikal bebas, sekaligus mecegah infeksi.
Konsumsi Sayur dan Buah di Indonesia
Tingkat konsumsi sayur dan buah di Indonesia masih jauh dari harapan. Survey membuktikan bahwa selama tahun 2012 – 2016, tingkat konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia mengalami penurunan. Dari yang sebelumnya 45 persen, turun menjadi 43 persen. Artinya, penduduk Indonesia hanya mengonsumsi kurang dari setengah angka yang direkomendasikan pemerintah dalam hal asupan sayur dan buah.
Padahal, negara kita ini negara agraris, bukan? Kenapa masyarakat lebih suka makan hewan ketimbang sayur dan buah?
Yang lebih mengejutkan lagi, dari jumlah penduduk yang terbiasa makan sayur tersebut, golongan masyarakat kelas menengah ke atas justru lebih banyak ketimbang mereka yang berada di level ekonomi bawah. Ini termasuk kelompok petani dan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Lalu apa yang mereka konsumsi? Ikan asin? Kerupuk? Sosis? Nugget? Atau nasi plus garam saja? * ngelus dada*
Alasan Menolak Sayur dan Buah
Ada banyak banget alasan yang dikemukakan terkait kurang populernya sayur dan buah di kalangan masyarakat ini. Antara lain:
Nggak suka rasanya
Banyak orang, terutama anak-anak, yang kurang menyukai sayur dan buah karena rasa dan teksturnya. Memang sih, beberapa sayuran ada yang bercitarasa pahit atau keras. Misalnya pare dan daun pepaya. Selain itu, cara memasak sayuran yang kurang tepat bisa membuat teksturnya jadi lembek dan kurang crunchy. Jauh lebih yummy menggigit sepotong nugget atau ayam krispi ketimbang mengunyah sesendok bayam.
Harganya relatif mahal
Hal ini terutama berlaku untuk buah. Bagi sebagian kalangan, terutama mereka yang berada di level ekonomi menengah ke bawah, biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli sekilo mangga lokal, bisa jadi ekuivalen dengan 2 kg beras yang jauh lebih mengenyangkan. No wonder kalau lebih banyak yang memilih skip aja menu buah-buahan di meja makannya.
Tidak mengenyangkan (?)
Sepiring nasi plus sepotong kecil daging atau telur ceplok, memang sering dianggap lebih mengenyangkan ketimbang sepiring besar salad sayur atau potongan mangga. Bagi banyak orang, hal inilah yang membuat mereka prefer mengesampingkan porsi sayur dan buah, dan menggantinya dengan karbo.
Taktik Cantik Menyulap Sayur dan Buah Jadi Lebih Menarik
Mengingat pentingnya manfaat sayur dan buah bagi kesehatan, tentu kita sebagai ibu bangsa nggak boleh diam saja melihat anggota keluarga yang anti sayur-buah, dong. So, kita harus cari taktik agar mereka mau menyantap sayur buah sesuai anjuran.
Wokei, trus kita musti gimana, Moms?
Jadilah Role Model
Saya tipe ibu yang menganut prinsip “Mom is always the best role model” bagi anak-anaknya. Karena itu, saya pun mulai dari diri sendiri dulu. Meski si Kakak sering menunjukkan sikap cuek bebek, saya tetep aja rajin makan sayur dan buah. Dalam banyak kesempatan, saya pun mengajaknya mencicipi makanan di piring saya. Jangan tanya ekspresinya saat melihat saya menyantap sepiring besar lalapan mentah atau mbrakoti mangga segede gaban di depan matanya, ya!
Belakangan, saya memang mencoba untuk mengonsumsi buah dan sayur dalam bentuk asli, alias raw food. Meski nggak menganut aliran kebathinan food combining, saya sadar manfaat makan dengan model ini jauh lebih sehat ketimbang memasaknya. Soalnya, sayuran mentah masih mengandung enzim penting yang kita butuhkan. Proses memasak, sering kali merusaknya. Tapi, saya juga tetap mengonsumsi sayuran yang dimasak kok.
Dan beginilah contoh menu makan sayur ala saya.
Sejak makan lebih banyak buah dan sayur, tubuh saya terasa lebih segar, enteng dan jarang sembelit loh. Beda banget sama dulu, pas masih kerja, ngakunya (sok) sibuk dan akhirnya milih mi instan kalau laper. Hasilnya? Nginep di RS karena thypus dan DBD. Huhuhu…
Mulailah Dari Nol
Mengajak anak dan anggota keluarga lainnya untuk mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah itu nggak mudah loh. Karena itu, lakukan dari nol. Jangan terburu-buru apalagi memaksa. Setiap perubahan itu selalu nggak enak. So, sebisa mungkin sajikan sayur dan buah yang paling digemari dulu. Misalnya brokoli, kangkung, wortel, jagung manis, kentang, pepaya, apel, jeruk dan anggur.
Hindari pemberian sayur yang “kurang enak” seperti pare, jantung pisang, daun katuk, daun pepaya, atau nangka muda. Khusus untuk anak-anak, berilah pujian kalau mereka mampu menghabiskan jatah sayur atau buah setiap kali makan.
Pilih Sayur dan Buah Berkualitas Ok
Kadang, yang bikin males makan sayur itu kecuali rasa dan teksturnya, adalah aromanya yang kurang sedap. Nah, tahu nggak Moms, hal ini biasanya terjadi karena kondisi sayuran yang nggak fresh alias udah disimpan beberapa hari di lemari pendingin. Karena itu, usahakan untuk menyediakan sayur dan buah sesegar mungkin. Hal ini akan menjamin kualitasnya makin OK dan enak untuk disantap. Terlebih kalau kita mau mengonsumsinya dalam keadaan mentah.
Perlakukan dengan Baik
Untuk menjamin nutrisi yang ada dalam sayur dan buah tetap segar, ada beberapa tip yang bisa disontek. Seperti ini misalnya :
- Simpan dalam suhu yang tepat
Ada beberapa jenis buah yang harus diperlakukan dengan khusus sebelum masuk ke kulkas loh. Misalnya, pisang dan alpukat sebaiknya dibungkus terlebih dulu menggunakan tissue atau alumunium foil untuk mencegah kerusakan. Agar cabai tahan lama, kita bisa membuang dahulu tangkainya lalu simpan dalam wadah kedap udara yang sudah dilengkapi tissue kering dan sebutir bawang putih yang sudah dibersihkan.
- Perhatikan proses memasak
Usahakan untuk tidak memasak sayur terlalu lama, karena akan merusak kandungan gizinya. Misalnya bayam, cukup direbus kurang lebih 3-5 menit lalu angkat dan sajikan.
- Jangan simpan terlalu lama
Sayur dan buah memang nggak bisa terlalu lama disimpan. Karena itu, usahakan jangan lebih dari 3 hari menyimpannya dalam kulkas. Lebih baik agak repot dikit, belanja setiap 2 hari sekali.
- Be Creative!
Mengharapkan mereka yang nggak doyan sayur dan buah dengan menyajikannya begitu saja, sepertinya akan butuh waktu lebih lama untuk merealisasikannya ya Moms. Saran saya sih, kita harus lebih kreatif dalam mengolahnya.
Misalnya saja, saya sering membuatkan anak-anak nugget sayuran, dengan tambahan daging ayam atau udang dalam adonannya. Atau, buatkan keju home made dengan topping nanas, jagung manis, daun bawang dan irisan tomat.
Kali lain, saya masukin deh bola-bola semangka, melon dan irisan nangka dalam sop buah berkuah susu yang legit. Apapun kreasinya, pastikan nutrisinya terjaga ya Moms.
Kalau perlu, jelajahi internet dan pin deh tuh aneka resep masakan yang endes tralala.
Wow, agak panjang yah Moms jalan untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak dan anggota keluarga lain untuk bersahabat dengan sayur dan buah? Wait, jangan give up dulu ya! Perjuangan kita akan sebanding dengan hasilnya di masa depan loh. Investasi kesehatan itu venting kan? (((pake v)))
So, tunggu apa lagi? Kuy, mulai makan sayur dan buah sekarang ya!
Salam sehat,
#generasimakansayurdanbuah #cappanahmerah #gobion2018
***
Referensi
www.hellosehat.com
www.wfp.org
www.glitzmedia.co
Pictures source:
www.pixabay.com
Koleksi penulis
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Cap Panah Merah.
Aku sama suami doyan sayur banget, dan itu nurun sama anak kedua. Anak mbarep agak susah, jadi harus main kreativitas, persis tips dari artikel ini.
Iya mba, mamanya yang harus kreatif yes masalah makanan anak ini. Hehe semangat mbakee
Aku tipe pemilih makanan Mbak Bety,tapi Thank God suami tipe pemakan segala hahaha
Maksudnya segala makanan termasuk sayur buah dan teman-temannya selalu habis saat disajikan di meja. Nah, anak-anak lihat Bapaknya. Jadi Alhamdulillah enggak susah makan sayur dan buah.
Tapi memang bener, dana buah dan sayurnya lebih gede ya hahha
Iya mba, hihihi harus pinter nyari menu sayur dan buah yang low bujet tapi tetep bernutrisi
Aku suka bangeettt sayur dan buah, cuma si anak nih yang agak milih2 sayur dan buahnya. Oya kzl juga klo makan di resto2 kita tuh menjadikan sayur macam pemanis aja, dikiiit banget ngasihnya, tomat dan wortel paling seiris… heuheuu
Iya mba anak-anak mah suka agak susah makan sayur yes. Harus pinter2 ngebujuknya
Nah iya rasanya kurang enak hehe. Ini yang membuat aku juga agak gimana gitu kalo harus makan sayur heu hehe. Tapi emang kudu makan ya biar sehat dan ada gizinya. Wajib paksa diri nih. Makasih mbok sharingnya!
Coba makan sayur mentah pake cocolan sambel mba wkwkwk spekta itu
Huaah ini kaya nampar saya banget mbak..jujur saya sama sekali gak suka sayur kecuali sayur bayam dan sayur sop. That’s it. Kalo buah-buahan gak usah ditanya hampir semuanya saya suka. Karna saya gak suka sayur itu sebabnya kali yah saya sembelit, gampang sariawan dan panas dalem. Peer banget nih buat saya biar kreatif bikinnya jadi bikin saya nagih sama sayur
Hehehe siapin sambel Teh Megal biar nampol makan sayurnya.
Dulu waktu masih anak-anak, saya juga kurang begitu suka dengan sayur. Tapi sekarang serasa jadi makanan favorit, deh! Kalau gak ada sayur, rasanya ada yang kurang.
Sedangkan anak-anak saya sendiri, memang gak begitu suka dengan sayur. Hanya sayuran tertentu yang mau di makan oleh mereka. Mudah-mudahan dengan seiringnya waktu, mereka bisa lebih suka dengan sayur.
Paria mentah? Eh, itu, satu-satunya yang belum saya coba, Mbak. Gak kebayang rasanya gimana..hehehe
Paria mentah ternyata enak teh, yg penting ada sambelnya. Kalomgak ada yaaaa gitu deh wkwkwkwk
Harus pinter – pinter ya mbak mengolah sayur buah agar anak mau. Iioo tuh jago makan sayurnya, tapi kalau buah picky banget. Kadang lelah akutu harus gimana #lah jadi curhat ^^
Hihi kudu kulakan sabar mba ngadepin bocah yak? Aku dong 8 tahun berjuang sam yang gede wkkwwkk
Ini dia mbok PR aku. Susah banget ngajak anak-anak makan sayur dan buah. Emaknya kudu kreatif tapi gimana atuh klo gak suka masak?
Beli ajaaa! Hehehehe,. Atau makan raw food. Kan praktis tinggal cuci dan makan
Raw food mereka sukanya buah. Hiks 😢
Palingan bikin sup aja 😊
Iya mba, yang penting anak suka
Saya pun… adalah mamak galau yang kalau masak sayur sering nyisa, tapi kalau sebangsa goreng2 an apalagi goreng tepung suka pada nyari extra nya. Kalau saya mah, kekeuh sayur harus dimakan. Trik saya sehari menu full sayur sehari bebas.. selang seling gitu. Ya.. kalau kadang nyisa sayur nya… saya bilang sama diri saya sendiri… paling tidak dapat kuahnya… ada kaldu dari sayur nya kan? Masih lumayan lah
Iya mba, yang penting jangan lelah masak sayur hehehe.. seberapapun yg bisa dimakan, itu investasi kesehatan
Anak² dan suami engga suka sayur tertentu sih. Anak mbarep engga suka toge. Bapaknya engga doyan sawi putih. Sayur bening bayem, engga laku. Bener…be creative deh. Supaya pada mau makannya…
Wkwkwk bikin mamak galau ya Bun. Masaknya harus ngadep buu resep ini mah
Ketika kecil, anak susah kl hrs makan sayur. Skrg mereka sendiri yg insiatif buat salad atau gado2 spy bisa makan sayur.
Iya Bun, enaknya kalau udah dibiasain dari kecil gedenya gampang makan sayur ya
saya suka sayurrr,diapain aj mau.tapi anak2 masih pemilih,cuma mau sayur tertentu. Pernah nyoba tips bikin brokoli dilapisi tepung terus di goreng. Tapi mikir lagi,dapt nggak ya kandunhan gizinya klo dimasak kaya gitu. Galau lagi😀😀😀
Hehehe.. iya mba, harus punya banyak referensi untuk trik memasak ini ya
Buat yang ga suka makan sayut kayak aku, baca post simbok yang ini kek ditampar. ‘Kuy, ayo makan sayur, Dian!’. Mmhh… di Batam sayur mahal, Mbok. 🤪
aku suka makan sayur. kebetulan suami juga. jadi, setiap hari sayuran selalu ada di rumah.
Syukurlah mak ita.. kalau kita suka sayur lebih sehat
Misua suka banget raw food. Segala buah dan sayur, doi ga takut makan mentah2. Nah, saya nih yang masih pilih2. Dulu pernah sih rajin banget pas masih FC-an. Sekarang, paling timun atau tomat gitu yg dimaem mentah. Tapi, budaya makan buah pas perut kosong Masih saya pertahankan. Juga jeniperan.
Kalo dua krucils saya cenderung penyuka buah apa aja. Nah, sayurnya nih emang PR banget. Doyan kalo dibikin sop atau sayur bening. Kalo lalapan kayaknya belum mau, deh. Iyes, kudu berinovasi. Nugget sawi salah satu andalan saya, sih.
Trus tuk menyiasati kemahalan, Kami nanam beberapa sayur dan pohon buah. Walopun ga sampe panen Raya, lumayan lah daripada beli 🙂
Hehe iya mba kalo anak-anak better dimasak sih karena kan imunitasnya juga blm seperti kita. Semangat masak ya mba
Aku perjuangan 45 agar anak makan sayur itu anakku nomor dua mbak. Sampek sekarang hanya mau sayur itu itu saja. Lainnya masih ditolak. Padahal saya dan ayahnya penggemar sayur.
Harus pelan dan konsisten kalau ke anak ya mba.. sambil tetep mengkondisikan suasana makan yang kondusif dan menyenangkan
Sayangnya saya belum bisa mengajak suami makan sayur. Hiks. Hanya bayan yg dia suka. Kalau anak anak ada yg suka ada yg enggak. Dua-duanya gak sama. Tapi Alhamdulillah sayur aop pasti lahap mereka makan. Hwhw
Emang sop itu andalan ibu segala bangsa yaa
Weich…keren neh mom bety. Baru tahu kalau nyimpen cabai di kulkas harus gitu dulu dan nyimpen buah pisang harus pakai tisu. Makasih infonya mom bety…
Sams-sama mba
Makan sayur itu pr banget bust anak-anakku. Tapi untunglah mereka suka sekali mskan buah-buahan
Iya mba, bersyukur ya anak-anak gampang mamam sayurnys
Senang banget bacanya, infonya sangat lengkap sekali, mbak.
Anak2 aku mulai paksain makan sayur dan buah, mbak. Soalnya kadang mereka lebih memilih makanan yg crispy², jadi ga lebih sehat karena terlalu banyak tepung²an.
Kalau mami dan papinya paling suka banget lalap2an.
Iya teh, emang kudu telaten kalo sama anak mah