Sejak dua tahun terakhir, dunia tulis menulis menjadi kesibukan saya sehari-hari. Setelah memutuskan untuk resign dari kantor lima tahun yang lalu, saya sempat mengerjakan beberapa hal lain, tapi sepertinya passion saya nggak di situ. Hasilnya? Semua yang saya kerjakan ya gitu-gitu aja, mentok sana mentok sini. Bukan karena saya nggak bisa sih, tapi karena hati saya nggak ke sana *alesyaaan!* hehehe…
Well, setelah menenggelamkan diri di dunia menulis, saya seakan menemukan diri saya yang hilang. Menulis menjadi self healing dan tempat curhat yang nyaman. Kenyataan bahwa saya nggak bisa terlalu sering keluar rumah, menjadikan dunia kepenulisan ini seperti oase di tengah kegersangan dunia baru saya. Lewat menulis, saya bisa menjelajah dunia luar, berkenalan dengan banyak orang baru, membangun koneksi yang cihui dengan banyak orang terkenal, dan mendapatkan banyak peluang untuk mengembangkan diri.
Meski demikian, tak selamanya jalan saya mulus lho, Teman. Yang namanya masalah selalu saja datang. Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apa sih masalah utama yang sering menimpa penulis seperti saya ini? Eits, jangan salah ya. Penulis juga punya seabreg masalah seperti layaknya profesi yang lain. Β Mau tahu?
1. Jenuh
Melakukan sesuatu secara terus menerus, pastinya bisa banget bikin kita jenuh. Sama halnya dengan menulis. Kelamaan menulis bikin kepala panas dan punggung nyeri. Deadline yang kadang tak kenal ampun, bisa membuat titik jenuh ini makin menjadi.
2. Writerβs block
Ini adalah istilah umum untuk penulis yang mati gaya alias keabisan ide. Terkadang, otak bisa ngebul tapi nggak ada satu kata pun yang bisa ditulis setelah berjam-jam melototin laptop. Browsing sana-sini udah, tapi tetep aja si ide nggak muncul juga. Kalau sudah begini, asli pengen nangis, marah-marah, bad mood dan just wanna quick.
3. Kehilangan nyawa
Pada suatu titik tertentu, tulisan saya bisa sangat hambar alias nggak bernyawa. Deretan kalimat yang disusun dengan susah payah, ternyata nggak mampu menggugah perasaan pembaca. Wew⦠jadi pengen garukin tembok kalau kayak gini. Setelah dipikir-pikir, mungkin jiwa menulis saya sedang mati suri dan perlu kejutan agar bangun lagi.
Baca juga: Cari Ide ke Mana? Intip Dulu yang Satu Ini!
Lalu bagaimana tips agar kita tetap produktif menulis?
1. Beribadah
Ini cara yang paling efektif untuk menaikkan mood. Apalagi kalau sedang sensi, bΓͺte, dan nggak pengen direcoki dengan hal-hal lain. Saya sering menemukan ide di tengah ibadah loh. Kadang, saking takut idenya loncat lagi, saya suka corat-coret di tablet atau kertas kecil, untuk kemudian ditulis saat senggang. Beribadah juga menjadi cara yang tepat dibanding bergosip dengan tetangga.
2. Berolahraga
Dari jaman dahulu, olahraga terbukti ampuh melancarkan peredaran darah dan membuat kita merasa lebih fit. Dengan aliran darah yang lebih lancar, otak kita juga lebih encer berpikir dan menemukan ide. Menulis jadi lebih enteng, mengalir dan menyenangkan. Nggak perlu berolahraga berat kok, Moms. Cukup lakukan gerakan fisik sederhana secara rutin untuk menjaga kebugaran tubuh. Saya malah paling sering βhanyaβ naik turun tangga dan menggowes sepeda statis sambil nonton tivi. Lumayan sih, dalam sehari saya bisa mencetak rekor naik-turun tangga sebanyak 20 kali tanpa kehilangan berat badan. Wow kan? Hahaha *dikeplak*
3. Plesiran
Ingat kata-kata Kang Emil, Walkot Bandung yang lucu itu. Beliau bilang, orang yang tukang sirik itu mungkin karena kurang plesiran. Kalimat ini kesannya lucu, tapi setelah dipikir-pikir benar juga ya. Plesiran bisa sangat bermanfaat untuk kesehatan mental loh. Penulis kan butuh otak yang segar setiap hari, agar tulisannya renyah dan bermanfaat. Jadi, jangan ragu untuk piknik atau jalan-jalan ya. Nggak perlu jauh dan mahal, yang penting hati senang, ide pasti datang
4. Melakukan hobi
Apa hobi yang selama ini nggak sempat kita lakukan karena alasan sibuk? Hayo coba diingat lagi. Memasak? Berenang? Merajut? Shopping? Well, we should do it again sometime.Β Seriusaaan! Melakukan hobi lama yang menyenangkan itu ibarat menemukan sekotak permen lollipop yang bikin mata berbinar-binar saking gembiranya. Kalau udah gitu, ide gak bakalan mampet lagi deh.
Saya suka membuat roti dan kue kesukaan anak-anak kalau pas lagi selow. Kalau nggak, saya akan berkutat dengan novel, dan buku-buku lain yang menarik. Kali lain, saya suka merajut, membuat syal atau mengerjakan proyek DIY yang lucu-lucu sekadar menyenangkan diri sendiri. Habis itu, back to laptop alias nulis lagi. So far, cara ini cukup efektif dan murah meriah pastinya.
5. Bersosialisasi
Menjadi penulis memang sering kali membuat saya harus berteman akrab dengan laptop dan keheningan. Saat orang lain tidur, saya asyik menekan keyboard. Tapi, memiliki hubungan yang sehat tak kalah pentingnya. Karena itu, saya juga aktif bermedsos, chatting di WA, atau teleponan dengan teman-teman dan saudara. Gunanya, untuk menjaga jiwa sosial saya dan membuat hidup lebih berwarna. Tak jarang, dari sana saya juga mendapat ide cemerlang yang akhirnya menjadi tulisan yang kriuk.
6. MBF (music, buku dan film)
Tiga hal ini tampaknya menjadi sesuatu yang wajib bagi para pencari ide seperti saya. Menulis terasa lebih menyenangkan saat ditemani lantunan lagu-lagu yang pas dengan apa yang ditulis. Misalnya, saya suka mendengarkan lagu-lagu romantis saat harus menulis cerpen atau puisi. Di waktu yang lain, saya suka memutar musik yang ceria saat menulis artikel tentang dunia remaja.
Bagaimana dengan buku? Isshh, nggak usah ditanya lagi ah soal yang satu ini. Namanya juga penulis, ya harus suka baca. Karena itu, meski tak terlalu sering, saya selalu menyempatkan diri membeli buku teman-teman sesama penulis atau buku lain yang berkaitan dengan tema-tema tulisan saya. Di jaman now ini makin gampang kita menemukan buku murah dengan kualitas yang cukup baik. Caranya, rajin-rajinlah menyambangi pameran buku atau bertemanlah dengan penulis.
Film juga menjadi sumber ide yang sangat baik. Sebisa mungkin sediakan waktu untuk menikmati tontonan berkualitas ini ya. Kalau nggak sempat ke bioskop, oke juga kok menonton dari Youtube atau VCD di rumah sendiri. Yang penting, kita hepi dan ide mengalir lagi.
Well, itu tadi sedikit tips menjadi penulis yang produktif. Semoga bisa memberi pencerahan. Tentunya masih ada banyak hal lain yang bisa ditambahkan. Kalau teman-teman berkenan, silakan menyumbangkan idenya di kolom komentar ya⦠terima kasih!
Keep writing, and keep inspiring!
Love,
Bety
Bagus tipnya. Sangat berguna untuk saya sebagai penulis pemula
Syippp! Ah Mak Lies mah keren euy… makin bersinar yaaa
Love the tips…Apalagi yang plseiran hahaha..
Suka banget dengan cara Mbak Bety bercerita..seperti sedang di depan saya ajaaa…:)
Wihihihi… seneng banget dipuji sama blogger senior. Secara aku sering kepoin juga blognya mba Dian ππ
Tipsnya mantap
Makasih Teh Dedeh! ππ
Bener bangeeet mbak betty
Bener bangeet…dengan plesiran kita bisa dapat ide untuk menulis…
Bisa jadi ajang travel writing yg oke kannnn… wkwkwkwk
Saya sering juga merasa tulisan nggak ada nyawanya.
Drink some hot cocholate,leyeh-leyeh di kasur sambil dipijit Mbaaa aiiih nikmat ituh.. trus tidur! Bangun2 udah seger lagi deh.
Kereenn….
Kereenn…thanks ya
Makasih mba… sudah mampir ke sini. Salam sukses selalu ya!
Makasi banyak, mbak Bety π Iya juga, sih, kalo abis shopping jadi semangat lagi hehehe
Hehehe… buat emak-emak emang shopping is healing ya
Sukaaaaa mbak…..
Tengahku….
Makasih mba, sudah berkenan mampir ke sini. Let’s keep writing yes! π
Makasihhhh mba Resti ππ
Makasih tipsnya mbok^^ saya butuh plesiran ajah deh
Hihihi… mantab itu Mbak Dian! ππ
Keren tips-tipsnya terutama untuk saya yang pemula ini…harus banyak2 baca buku. Terimakasih
Ok banget…. salam kenal π