Siang belumlah sempurna. Tapi sinar matahari yang memancar malu-malu di balik awan berbentuk gulungan gulali tipis itu terasa perih di kulit. Cepat-cepat aku merapatkan jaket  pink bergambar salah satu tokoh kartun, yang entah siapa namanya aku pun tak tahu, yang sejak pagi tadi sudah melekat di tubuhku. Aku mengurungkan niat melangkah ke kantin sekolah, tempat di mana hampir setengah dari siswa sekolahku tengah berada. Waktu istirahat seperti ini kantin pasti selalu penuh dengan manusia. Berjejalan di semua pojok ruangan yang tak seberapa besar itu.

Aku membalikkan badan, berniat kembali ke kelas yang baru berjarak beberapa meter di belakang. Tidak, rasanya aku cukup berdiam diri saja di dalam kelas seperti biasa, bisikku pelan. Malu rasanya jadi pusat perhatian kala puluhan mata menyorot ke arahku. Ya, aku si anak aneh. Yang selalu pakai jaket siang malam, yang enggak pernah berani menampakkan kulit tubuhnya seperti orang lain.

Mungkin mereka akan mengira aku ini semacam alien atau makhluk luar angkasa yang terdampar di planet bumi. Mukaku pucat, hanya bertabur bedak tipis yang dengan takut-takut aku baurkan setelah ritual mandi pagiku. Sementara tanganku hampir selalu tertutup lengan jaket yang ujungnya mulai berdaki akibat tak pernah dilepas.

Kakiku? Well mereka sedikit lebih beruntung. Minimal, aku hanya menyematkan kaos kaki panjang yang hampir menyentuh lutut. Saat seperti itu terkadang aku suka iri sama teman-temanku yang mengenakan jilbab. Minimal mereka bisa mengenakan kemeja lengan panjang biasa yang nggak setebal jaketku ini. Tapi, aku kan nggak mungkin melakukannya, bukan? Hufft

“Kamu nggak mau jajan?” sapa seorang teman perempuan yang biasa duduk di belakangku. Aku menggeleng pelan sambil meraih buku bersampul cokelat dari dalam tas.

“Nggak laper,” jawabku sekenanya sebelum pura-pura asik membaca buku catatan kimia yang isinya saja membuatku mual.

“Nggak papa, yuk aku temenin.” Temanku terus membujuk. Kali ini dia sudah duduk di sebelah bangkuku dan menepuk pundakku pelan. Aku terus menggeleng sementara kepalaku tertunduk makin dalam. Peristiwa seperti ini sudah berulang kali kualami. Dan entah kenapa aku masih saja merasa sakit setelahnya.

Itulah
Dulu

Menjadi berbeda di tengah orang-orang “normal” sungguh menyiksaku. Saat teman-teman bisa bebas mengenakan baju-baju yang lagi ngetrend, aku hanya bisa beberapa kali berganti jaket atau baju lengan panjang. Kondisiku yang mengidap alergi parah terkadang membuatku malu setengah mati. Bayangkan saja, mukaku bisa tiba-tiba bengkak dalam hitungan menit. Bibirku yang sama sekali nggak seksi ini bertambah besar, monyong, dan berkedut karena gatal minta ampun. Belum lagi kelopak mata yang membengkak tanpa alasan, membuatku tak bisa melek. Jangan ditanya bagian lain dari tubuhku ya. Sekujur tubuhku akan terasa panas menyengat disertai rasa gatal luar biasa yag tak bisa kutahan. Karena itulah, aku selalu menutupinya dengan jaket dan kaos kaki. Sebagai hasilnya, kulit tubuhku berwarna kuning pucat dan berkerut. Kalau saja diizinkan, aku pasti sudah memakai full-face mask ala batman atau spiderman itu. 

Belum lagi obat-obat anti alergi yang harus kutenggak setiap hari, menambah beban stressku makin besar. Segitunya obat yang masuk ke tubuhku, tetap saja alergi sialan itu tak mau pergi. Ah… rasanya aku punya begitu banyak alasan untuk menangis saat itu.

Sebagai konsekuensi mengenakan jaket sepanjang hari seperti itu membuat aku banjir keringat. Mau nggak mau aku harus menahan malu saat bau tak sedap menguar dari tubuhku. Menyemprotkan parfum atau wewangian lain tak ada gunanya juga. Aroma tubuh bercampur keringat jauh lebih kuat ketimbang bau apapun lainnya. Membuka jaket? Kuras itu bukan pilihan tepat. Selain kulitku akan bertambah perih dan gatal, aku pun enggan menerima tatapan aneh dari sekitarku. Memang sih mereka nggak ngomong di depan mukaku. Tapi aku tahu di belakangku habislah sudah cerita si anak kampung nan udik ini.

Seperti kura-kura,

aku masuk ke dalam

cangkangku

yang tebal.

Menenggelamkan diri

dalam hening

yang hanya aku

yang paham

bagaimana rasanya.

Gadis remaja usia belasan,

makhluk aneh di sekolah

yang lebih mirip alien,

dan parahnya lagi:

dia berbau!

Itulah yang ada dalam benakku selama beberapa tahun di sekolah menengah. Kondisi ini membuatku tumbuh dalam rasa minder yang cukup parah. Aku bukanlah siswa populer. Seingatku hampir tak ada prestasi gemilang yang bisa kutorehkan selain kemampuan akademisku yang lumayan. Selebihnya, aku lebih banyak duduk diam di barisan paling belakang.

Bel sekolah adalah hal yang paling kunantikan setiap hari. Rasanya seperti terbebas dari himpitan kuat yang mencengkeram tak hanya fisik tapi juga psikisku. Saat berada di kost-an aku bisa menjadi diriku sendiri dan melepaskan semua atribut menyesakkan yang membungkus tubuhku sedari pagi. Rasanya lelah sekali tiap pulang sekolah. Badanku selalu bermandi keringat, sementara otakku sesak oleh pikiran negatif yang berjejalan. Belum lagi kalau ada tugas yang harus diselesaikan. Kalau bisa dilihat, mungkin otakku seperti mi keriting yang kusut di sana-sini.

vitalis body wash

Untuk menenangkan diri, aku sering mendengarkan musik dari radio tua warisan bapak, atau menuntaskan buku-buku yang kupinjam dari perpustakaan sekolah. Selain itu, aktivitas lain yang menjadi favoritku adalah mandi. Ya, ritual membersihkan diri ini membuatku jauh lebih rileks dan tenang menyambut sisa hari. Meski harus berbagi kamar mandi dengan beberapa teman satu kost, waktu-waktu berada di dalam ruangan mungil itu sungguh bisa menyegarkan tubuh dan jiwaku. Sejenak, aku bisa melupakan rasa sakit dan sesak yang selalu menggelayut.

Beberapa tahun kemudian, dengan cara Tuhan yang ajaib, aku dinyatakan sembuh dari alergi menahun yang sempat membuatku super minder. Dengan demikian paling tidak aku bisa lepas dari jaket dan “perangkat perang” lainnya yang sering membuatku berkeringat parah. Perlahan aku bisa keluar rumah seperti orang kebanyakan, dan mulai berani bersosialisasi dengan lingkungan. Sungguh tak henti aku bersyukur untuk itu.

Meski keringat tak lagi menjadi momok di keseharian, rutinitas mandi masih menjadi favoritku sepanjang waktu. Memasuki dunia kerja dan membangun keluarga, aku selalu menyediakan waktu spesial untuk membersihkan diri. Terkadang aku bahkan menambahkan aroma terapi dalam sesi mandi sebelum naik ke peraduan. Hal ini seperti self healing yang membantuku lebih rileks setelah rutinitas harian yang sibuk.

Mandi memang tak hanya aktivitas membersihkan badan. Lebih dari itu, ada beragam manfaat untuk kesehatan seperti menyegarkan pikiran, memperbaiki suasana hati, menjaga kesehatan kulit dan akar rambut, meningkatkan imunitas, serta menjaga berat badan agar tetap stabil.

Karena itu, mandi sudah jadi me time favorit bagiku. Untuk menjaga kulitku tetap lembut dan enggak kering, sebisa mungkin aku pilih sabun yang ada kandungan pelembap (moisturizer) dan nutrisi untuk kesehatan kulit. Selain itu, aroma yang tepat juga penting banget untuk menimbulkan efek good mood bagi tubuh.

Mandi Parfum

Aroma tubuh selepas mandi, menjadi perhatian serius bagiku. Kesegaran harum sabun berpadu dengan wangi alami kulit seperti candu yang nikmat dan akan terbawa hingga akhir hari. Nah, belakangan ini aku lagi suka banget dengan sensasi mandi parfum ala Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash.

Vitalis?

Yup! Selama ini kita mungkin lebih mengenal Vitalis sebagai salah satu brand parfum dan deodorant yang memiliki wewangian khas. Nah sejak September 2019 lalu, Vitalis hadir dengan varian baru berupa perfumed body wash. Ada 3 varian yang berbeda yakni White Glow, Fresh Dazzle, dan Soft Beauty. Vitalis membekali ketiga varian ini dengan International Luxury Fragrance. Pantas saja kalau Vitalis Perfume Moisturizing Body Wash ini terasa begitu istimewa saat dipakai. Aroma lembut wangi khas parfum wanita, berpadu dengan kesegaran menggairahkan membuatku tertawan.

Harus kuakui, mandi dengan body wash yang satu ini memang istimewa. Berbeda dengan beberapa brand lain yang sudah pernah kupakai, aroma harumnya terasa lebih tahan lama karena kandungan fragrance di dalamnya. Bahkan selepas acara mandi pun, aroma wanginya masih setia menempel di kulit. Kalau sudah begini, tingkat percaya diriku langsung meroket. Benar-benar seperti mandi parfum setiap hari rasanya. Apalagi, kalau pak suami sudah nempel-nempel manja tiap pulang kantor.

vitalis body wash

Nah, aku lagi suka banget sama varian pertama yakni White Glow. Kemasannya yang berwarna pink sungguh pas dengan aroma lembut yang menyertai setiap tetesnya. Dengan kandungan Licorice dan susu, Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash varian White Glow ini memiliki manfaat mencerahkan kulit (skin brightening). Pas banget untuk jenis kulitku yang sawo matang ini.

Baca juga : Tips Memilih Pembersih Make Up yang OK

Yang kusuka dari varian White Glow ini terutama adalah wanginya yang so girly, manis dan segar. Mengingatkanku pada permen lollipop yang sering kunikmati semasa kecil dulu. Tak heran, soalnya si pinky ini mengandung perpaduan cherry, raspberry, wangi marshmallow dan bunga gardenia yang lembut. Selain itu, tambahan susu di dalamnya membuat kulit terasa lebih halus dan lembut. Aku paling sering memakainya saat mandi sore atau malam hari menjelang tidur karena aroma lembutnya membuatku rileks.

vitalis body wash

Varian favorit berikutnya adalah Fresh Dazzle. Si ijo ini memiliki aroma segar yang membuatku bersemangat. Perpaduan aroma Green Tea dan Yuzu Orange Extract betul-betul menjadikanku fresh dan siap berakivitias. Rasanya seperti sedang membaui wangi bunga, lemon, sekaligus bergamout. Karena itu aku lebih suka memakainya untuk mengawali hari yang sibuk.

Oya mandi pagi ini penting banget. Selain untuk menyiapkan diri menghadapi kesibukan, juga menstimulasi titik tertentu dalam otak yang berfungsi untuk mengurangi stress dan depresi. Tak hanya itu, mandi pagi bermanfaat meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh sehingga mampu meningkatkan detak jantung. Hal inilah yang membuat tubuh jadi lebih berenergi.

Sebagai IRT yang bertugas mengawal anak-anak ke sekolah setiap hari, ditambah dengan kesibukan menjadi penulis dan blogger, aktivitas harianku cukup padat. Karena itu, sangat penting bagiku untuk memiliki good mood sejak pagi. Dan Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash varian Fresh Dazzle ini betul-betul mengerti bagaimana memanjakanku. Rasa sehat dan lembap pada kulit, membantuku tetap percaya diri meski harus berada di luar rumah sepanjang hari. Sst, tahu nggak ternyata Yuzu Orange itu adalah salah satu buah langka asli Jepang yang bermanfaat untuk memperkuat lapisan epidermis kulit loh. Pantesan aja kulit terasa lebih sehat. Soalnya, antioksidan yang berasal dari green tea dan yuzu orange ini to, rahasianya. Mantabs!

vitalis body wash

Terakhir, adalah varian Soft Beauty yang menjadikanku merasa menjadi perempuan glamour dan menawan dengan wanginya yang elegan. Aroma wangi buah bercampur dengan bunga mawar dan violet yang feminin terasa begitu nikmat di hidung. Belum lagi kandungan Avocado dan Vitamin E di dalamnya benar-benar menutrisi kulit keringku sehingga terasa lebih lembut dan elastis. Benar-benar perfecto!

Bagaimana Kesanku?

Over all, I love Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash. Tutup berbentuk flip di setiap kemasannya yang cantik, sekaligus berfungsi sebagai aplikator yang mempermudahku saat mengeluarkan cairan sabun. 

Soal busa jangan tanya lagi. Melimpah! Bahkan saat nggak pakai sponge pun busa harum nan semerbak langsung memanjakanku. Berasa sekali seperti mandi parfum dalam setiap tetesnya yang lembut.

vitalis body wash

Vitalis body wash ini tersedia dalam beberapa pilihan kemasan, yakni 200 ml seperti punyaku ini,  dan 100 ml yang pas dibawa travelling. Oya Vitalis body wash ini juga tersedia dalam kemasan isi ulang dengan ukuran 250 dan 450 ml ya. Jadi mendukung banget program go green, karena botolnya bisa digunakan lagi dan lagi. Kita bisa mendapatkannya dengan mudah, karena sudah tersedia di semua toko, minimarket dan supermarket di seluruh nusantara. Harganya sangat ekonomis dan pastinya bersahabat dengan kantong ibu-ibu sepertiku. Kemasan 200 ml dibanderol sekitar 18K saja untuk all varian. Di beberapa e-commerce malah lebih murah sepertinya.

Seluruh varian produk Vitalis Body Wash  ini sudah terdaftar secara resmi di BPOM bernomor NA18180701643 dan mendapatkan sertifikat halal dari MUI. So, worries free, kan?

Hal lain yang kusuka dari Vitalis Body Wash ini tentu saja adalah wanginya yang intens dan tahan lama. Aku tak perlu bolak-balik menyemprotkan parfum seperti sebelumnya. Soalnya sudah seperti mandi parfum setiap habis mandi. Mood langsung oke, percaya diri meningkat dan pastinya feeling precious dan berasa jadi bintang. Sensasi yang rasanya tepat sekali dengan tagline Vitalis yakni “Ignite Your Charm, Be A Star”

vitalis body wash

Hm, kalau wangi to-the-max seperti ini, kira-kira hadiah apa ya yang bakalan aku terima dari suami nanti malam? #uhuk!